Mohon tunggu...
Tateng Gunadi
Tateng Gunadi Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Pecinta buku, suka menulis, dan senang fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bermain Catur dengan Covid-19

24 Januari 2021   14:00 Diperbarui: 28 September 2021   16:38 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Pexels from Pixabay

"Catur adalah kehidupan dalam bentuk miniatur. Catur adalah perjuangan, catur adalah pertempuran." Garry Kasparov, Juara Catur Dunia (1985-2000).

Catur bukan permainan yang bergantung pada peluang kemujuran. Pemain sepenuhnya bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan. Diperlukan penalaran panjang, ingatan kuat, logika yang bertautan dengan naluri, juga inspirasi. Permainan ini digemari sepanjang zaman sejak keberadaannya di India hampir seribu lima ratus tahun lalu. Bukan hanya memiliki kemungkinan variasi langkah yang jumlahnya melebihi banyaknya atom di alam semesta, tetapi juga karena memberi manusia peluang untuk berpikir.

Dalam kajian filsafat, alam pikiran manusia mendapat tempat yang istimewa. Zaman filsafat Yunani Kuno, para filosof berpikir keberadaan, ketiadaan, tuhan, kebenaran, dan asal muasal materi. Zaman filsafat Islam mendapatkan ruang berpikir terbuka tentang ketauhidan Allah, penciptaan alam semesta, kehadiran manusia, keberagaman bangsa, hingga penjelajahan alam semesta. Zaman filsafat Barat, keutamaan berpikir dan pikiran memperoleh alur tersendiri sebagai aliran rasionalisme dengan adagium Rene Descartes yang tersohor: Cogito ergo sum. Aku berpikir, karena itu aku ada.

Bangsa Indonesia dalam beberapa kasus, bukan bangsa yang serius. Ketika pandemi covid-19 mulai merajalela dan bersiap untuk tiba, kita malah kebanyakan bercanda. Ada yang mengatakan virus tidak akan sampai ke negeri kita. Ada yang berujar virus tidak akan tahan negeri beriklim tropis. Ada yang bilang sejenis virus flu biasa, tidak berbahaya dan akan sembuh dengan sendirinya. Saya menganalogikan, kita sedang bermain catur dengan virus asal Wuhan. Dalam permainan catur, yang bercanda itu seperti pemain yang lebih suka berkelakar daripada berpikir. Pemain itu menukar benteng kiri dengan benteng kanan dan mengatakan itu tertukar, sambil tertawa lebar-lebar.

Padahal catur adalah permainan perang. Hanya ada kalah atau menang. Bisa kita binasa atau lawan dapat dikalahkan.


Untuk menang tidak bisa cuma jual tampang. Lawan juga tidak mempedulikan penampilan, mau kampungan atau bergaya urban. Untuk menang harus paham filosofi permainan. Juga fungsi, makna, dan simbol buah catur yang dimainkan. Lebih dari itu penalaran yang panjang. Pada akhirnya fokus pada tujuan.

Catur itu permainan berpikir yang memerlukan kepandaian. Seni bersiasat mengalahkan kerajaan lawan. Suatu permainan berseni kognitif tingkat tinggi. Kata-kata Garry Kasparov saya kutip lagi di sini, "Catur adalah kehidupan dalam bentuk miniatur. Catur adalah perjuangan, catur adalah pertempuran."

Buah catur paling penting adalah raja. Dikenali paling tinggi badannya dan bermahkota. Keseluruhan permainan berupaya menjebak raja pada posisi sekakmat (kata serapan dari bahasa Persia Kuno 'shah mat' artinya raja telah dikalahkan). Jika raja sampai kalah, permainan berhenti. Meskipun paling penting, sebenarnya raja merupakan buah catur paling lemah. Bisa bergerak ke segala arah tapi hanya satu langkah. Menteri berada di samping raja. Lebih pendek ukuran tubuhnya, juga bermahkota. Memiliki kekuatan luar biasa dan sebenarnya dia yang paling berkuasa! Gajah melambangkan tokoh rohaniawan, alim ulama sebagai penasihat raja. Pasangan gajah kiri dan gajah kanan menjadi kekuatan pada posisi pembukaan, menjaga keseimbangan serangan, dan tetap terasakan eksistensinya sampai akhir permainan.

Konon, pemain catur kelas dunia berpikir dengan nalar panjang. Umumnya berpikir antara 11 hingga 13 langkah ke depan. Cermat membaca langkah lawan. Cerdas mempersiapkan langkah kemenangan. Mengerti apa yang mungkin terjadi. Merencanakan reaksi balasan. Tepat mengambil putusan. Gesit mencari solusi. Yang demikian itulah pemain catur cendekia dan kreatif berpikir luar biasa. Wilhelm Steinitz (pecatur Juara Dunia I), Max Euwe, Jose Raoul Capablanca, Bobby Fischer, Anatoly Karpov, dan yang paling berpengaruh Garry Kasparov (pecatur Juara Dunia 1985-2000) untuk menyebut beberapa nama.

Fokus pada tujuan sungguh diperlukan. Kekuatan disatukan, bukan dibelahduakan. Dari menteri hingga bidak difungsikan sesuai peran. Tidak diabaikan, apalagi dikorbankan. Membuka jalan kemenangan dengan berbagai taktik kebijakan: garpuan, pakuan, dan tusukan. Rokade jika darurat keadaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun