"Monggo bu, tumbas nopo?" Sapanya ramah pada calon pembeli yang mendekati lapaknya. Beliau mempersilakan sambil menata timbangan tradisionalnya.
Pukul 9 pagi, saya dan keponakan meluncur ke pasar yang hanya berjarak 1 kilometer dari rumah. Dengan sepeda motor metic warna biru, tak sampai 5 menit kami sudah sampai. Setelah memastikan motor terparkir sempurna, kami mulai menaiki tangga. Pasar ini memang dilengkapi tangga, karena konturnya lebih tinggi pasar dibanding jalanan beraspal di sisi barat.
Pasar Slogohimo merupakan pasar tingkat kecamatan yang terletak di Wonogiri bagian timur. Pasar ini cukup luas dengan terbagi menjadi dua bagian. Pasar bawah dan pasar atas. Dan pagi tadi saya langsung mengarah ke pasar bawah. Mencari bahan makanan untuk diolah dan disantap saat sahur nanti. Saya sudah mencatat apa-apa yang perlu dibeli. Cumi-cumi, bawang merah, bawang putih, bawang bombay, dan beberapa bumbu lainnya untuk meracik cumi-cumi pedas manis.
Mbok Marsi yang memakai daster berwarna batik biru-putih menjual berbagai macam kebutuhan dapur. Ada cabai berbagai jenis, bawang berbagai jenis, kentang, seledri, bawang daun, bumbu-bumbu seperti kemiri, ketumbar, dan masih banyak lainnya.
Bawang Merah Lebih Mahal di Banding Bawang Putih, Tapi Bawang Bombay Masih Jadi Rajanya
Rasanya, bawang merah dan bawang putih sudah menjadi bumbu "wajib" disetiap kali mengolah makanan. Tanpa bumbu ajaib ini, makanan umumnya terasa hambar. Bau harumnya membuat masakan terasa lebih sedap.
"Bawang putih harganya berapa?" tanya saya pada Mbok Marsi dengan bahasa jawa alus. Dan beliau menjawab, "24 ribu satu kilo. Kalau bawang merah ini bawang merah kering, harganya mahal 40 ribu satu kilo", jawab beliau hapal diluar kepala harga-harga dagangan di lapaknya.
"Kalau bawang bombay berapa?"tanya saya sambil lihat lapaknya yang tak menemukan bawang bombay. "Mahal, aku nggak punya bawang bombay." "Berapa kok mahal, mbok?" "Lima puluh ribu aja nggak boleh kayaknya kalau ngecer, aku nggak berani kulakan, coba njenengan beli disana", lanjut beliau sambil menunjukkan sebuah lapak diujung lorong. Sayapun mengangguk. Dan beliau lantas sibuk dengan timbangan merahnya.
Setelah membayar total belanja, saya menuju ke lapak yang ditunjukkan Mbok Marsi. Tanpa menanyakan harga per kilonya, saya langsung bilang, "beli bawang bombay 2 mbak, berapa?" Cekatan, penjual yang memakai kerudung hijau tadi menimbang 2 bawang bombay berukuran sedang, tidak kecil juga tidak besar.