Mohon tunggu...
TARMIDZI AFM
TARMIDZI AFM Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia SMP Citra Alam.

Kak Midzi, merupakan guru Bahasa Indonesia yang hobinya nonton drakor dan K-Pop. Kak Midzi juga menjadi member X-Blissxodiac.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kimpul Rebus Penghantar Asa

13 Februari 2024   21:09 Diperbarui: 13 Februari 2024   21:10 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Drama kelas 9 SMP Citra Alam/dokpri

Ali yang penasaran dengan apa yang dilihatnya, akhirnya dia menghampiri ke arah tadi. Ternyata benar, dompet laki-laki itu terjatuh di dekat selokan. Dengan sepontan Ali langsung mengambil dompet itu dan ingin mengembalikan kepada pemiliknya. Ali tidak berani membuka isi dompetnya, karena ia selalu diajarkan oleh ayahnya untuk jujur dan tidak boleh mengambil hak orang lain. Ali pun langsung bergegas menuju Apotik. Kemudian masuk ke dalam apotik  " permisi.. Bapak maaf tadi dompet bapak jatuh di depan apotik "Kata Ali sambil menunjukan dompet ke laki-laki itu" ouh iya de, astagfirullahala'dzim" kata laki-laki itu sambil meraba-raba kantongnya.

Kemudian laki-laki itu mengambil dompetnya "terimakasih banyak ya de, mungkin kalau bukan karena kamu saya sudah kehilangan dompet saya, dan dompet ini sangat penting bagi saya karena di dalamnya ada ATM, KTP, dan surat-surat lainnya, zaman sekarang itu jarang lho orang-orang seperti kamu" kata laki-laki itu sambil tersenyum kepada  Ali. " he he sama-sama pak, saya senang bisa bantu Bapak. Mereka pun berbincang sangat lama di apotik, hingga akhirnya Ali diantarkan ke rumah sakit.

           Sesampainya di rumah sakit Ali segera menemui Aliya dan Pak Karim, karena Aliya belum makan. Mereka pun makan bersama. Setelah selesai makan Pak Imran pamit pulang karena banyak pekerjaan yang harus diurus. Sedangkan laki-laki itu pergi ke resepsionis menanyakan biaya pengobatan Pak Imran tanpa sepengetahuan Ali. Tentu laki-laki itu membayar dan menanggung semua biaya rumah sakit. Bukan hanya itu, laki-laki tersebut masuk ke ruang Pak Imran untuk memastikan bahwa nama tersebut adalah nama gurunya yang ia cari selama ini untuk membalas kebaikannya. Terkejutlah setelah melihat wajah Pak Imran yang ketulusannya tidak pernah pudar.

           _ _ _ _ _ _ _ _ 15 tahun berlalu_ _ _ _

          Setiap jam istirahat Doni selalu pergi ke kantin, walau pun ia sadar hanya membawa saku yang kosong molongpong karena tidak pernah dibekali uang jajan oleh orang tuanya. Cukup melihat teman-teman menikmati jajanan di kantin sambil membayangkan dirinya menjadi bagian dari mereka membuatnya sedikit mengobati rasa lapar. Pak Imron guru yang sangat memperhatikan muridnya menyadari hal ini. "Doni...kamu tahu tidak hari spesial guru diperingati setiap tanggal berapa? Jika jawabanmu benar maka hari ini Bapak akan traktir kamu sepuasnya" Pak Imran bertanya sambil menghampiri Doni."Hari ini Pak, tanggal 25 November"Jawab Doni dengan percaya diri."Betul..kamu boleh memilih jajanan di kantin ini sepuasnya nanti bapak yang bayar.

      "Namun bagi Bapak, semua hari, semua tanggal, dan semua tahun itu spesial bagi Bapak. Karena bisa mentransfer ilmu yang nantinya akan menjadi amal jariyah. Maka dari itu, kamu boleh jajan sepuasnya, biar Bapak yang membayarnya" sambung Pak Imron." "Wah Alhamdulillah...terima kasih banyak Pak" Sahut Doni dengan nada senang. Kini Doni tidak pernah kelaparan lagi di sekolah.

        Doni mulai bangkit dan semangat belajar. Setiap pulang sekolah ia selalu pergi ke rumah Pak Imran untuk meminta jam pelajaran tambahan. Sebagai ucapan terima kasih, Doni selalu membawakan kimpul rebus untuk Pak Imran karena hanya pohon itu yang ia miliki. Pak Imran pun selalu menerimanya untuk menghargai usahanya bukan karena ingin dibayar atau dibawakan sesuatu. Dalam benak Pak Imran yakin, dengan modal kimpul rebus kamu akan bisa mengepakkan sayapmu dan terbang setinggi langit.

         Suasana rumah sakit yang dipenuhi oleh orang-orang sakit, ya...bukan rumah sakit namanya kalau di penuhi oleh orang-orang diskotik. Saat itu lah, Pak Imran mulai terbangun dari tidurnya. Di depannya terlihat laki-laki ganteng dan rapi memberikan senyuman kepada Pak Imran. "Pak Imran...udah bangun? Gimana Bapak sudah enakan?" Tanya Doni dengan nada sopan." Alhamdulillah sudah.." jawab Pak Imran dengan nada lemasnya. "Bapak masih ingat saya?" Tanya Doni. Pak Imran mengerutkan alis sambil menatap Doni karena merasa bingung" Bapak masih ingat anak laki-laki yang suka dijajanin di sekolahan, karena menurut Bapak semua hari adalah spesial bagi guru? Bapak masih ingat anak yang sok-sokan ingin belajar tambahan di rumah bapak walau pun hanya bermodalkan kimpul rebus, tapi Bapak tidak pernah menolak demi menghargai usaha aku" Doni menjelaskan dengan penuh haru. "MasyaAllah...jadi kamu..Doni kecil kimpul rebus?" sahut Pak Imran dengan penuh haru.

        "Alhamdulillah Pak, Doni kimpul rebus Pak Imran, sekarang sudah menjadi orang sukses Pak, sudah menjadi pengusaha, mendirikan pesantren, dan mendirikan sekolah untuk orang-orang yang tidak mampu. Selain bantuan dari Allah, tentunya ini semua berkat Pak Imran yang selalu mendidik dengan hati. Hingga akhirnya aku termotivasi untuk menjadi orang sukses supaya bisa membantu orang-orang yang membutuhkan" sambung Doni. "Alhamdulillah, pertahankan terus ya nak..ketulusan kamu, InsyaAllah akan menjadi keberkahan baik di dunia maupun di akhirat".

        Kreeekkkk suara pintu terdengar menandakan ada orang yang masuk ke kamar pasien Pak Imaran. Terlihat dua anak manis yang berseri-seri ingin menyampaikan berita bahagia kepada ayahnya. " Ayah....aku sayang sama ayah, ayah hari ini sudah boleh pulang loh" ucap Aliya sambil memeluk Pak Imran. Beda halnya dengan Ali yang merasa kebingungan karena di kamar ayahnya sudah ada Pak Doni. Dengan rasa kebingungan Ali langsung salim kepada Ayahnya kemudian salim kepada Doni. Tanpa aba-aba Ali langsung menjelaskan sesuatu:" Ayah tadi aku diantarkan ke sini oleh Bapak ini ketika aku beli makanan".

Ali tidak menyebutkan nama Doni karena belum tahu namanya. "Ayah alhamdulillah...hari ini ayah sudah boleh pulang, nanti Pak Karim yang akan jemput kita. Semua biaya rumah sakit sudah ditanggung oleh orang baik Ayah...namanya Pak Doni, aku pun tidak tahu orangnya yang mana. Jadi, aku belum sempat bilang terima kasih". Ali pun menjelaskan panjang lebar diiringi rasa syukur dan haru. "Ouh jadi kamu yang menanggung biaya pengobatan bapak nak?" tanya Pak Imran sambil menatap Doni. Ali dan Aliya pun serentak menatap Doni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun