Oleh : Putri Kartika Sari
Lukisan jejak kaki yang indah menghiasi bibir pantai, yang menunjukkan ada dua orang gadis yang berlarian bersama disana. Iya, mereka adalah Azkia dan Dewi yang sedang senang menikmati warna jingga yang indah di pantai itu.
Tak sadar hari semakin gelap mereka kembali ke rumah mereka yang terpisahkan setelah pertigaan desa. “Kia, besok kamu jangan terlambat aku menunggumu di halte besok,” ucap Dewi pada sahabatnya yang mengingatkan bahwa besok ada tes masuk SMA. “Kamu tuh yang biasanya sering terlambat”, “Oh iya lupa, hehehe,” percakapan yang diakhiri dengan tawa dewi yang merasa malu, kemudian mereka pulang ke rumah masing masing.
Dewi bersiap untuk tidur karena ia telah belajar sebelumnya, mempersiapkan dari awal dan saatnya untuk tubuhnya beristirahat untuk mengumpulkan energi untuk keesokan harinya. Berbeda dengan Kia yang notabennya anak yang rajin, tetap saja belajar meski semua materi telah ia kuasai.
“Kia, bangun sayang kamu lupa ya hari ini kan kamu ada ujian masuk SMA”. Beberapa kata yang membuka mata Kia yang masih terlihat mengantuk. Ia langsung bergegas bersiap dan tidak lupa menyapa keluarganya dan meminta doa mereka. “Sayang sarapan dulu sama ayah dan adikmu”, benar Kia mempunyai 2 adik, Ardi dan Raya.”Maaf bun, Kia nggak sempat soalnya udah ada janji sama Dewi di halte”. “Tapi jangan pergi dengan perut kosong sayang, minum susu buatan Bunda dulu”.”Benar kata ayahmu sayang, biar Bunda siapkan sarapanmu di kotak bekal agar kamu bisa memakannya nanti” Kia mengangguk mendengar ucapan Bundanya.
Kia berlari menuju halte namun tidak ada Dewi disana, ia lalu mengecek ponsel nya yang ternyata banyak sekali panggilan tak terjawab dari Dewi. Ia juga mengirim pesan pada Kia “Kia maaf ya, aku duluan soalnya tadi mama aku yang nganter aku ke halte dia ngomel ngomel dan nyuruh aku buat pergi cepat”.
Kia menghela napas dan menyadari kesalahannya sendiri tanpa rasa jengkel ke Dewi. Ia menaiki bus, namun ia merasa kepala nya sangat berat “Apa aku kurang tidur ya”. Bus berhenti di halte yang tepat berada di depan SMA yang akan Kia masuki. “Kiaaaaa” teriak seorang gadis yang sedang menunggu gelisah di gerbang SMA. “Dewi, kamu nunggu aku disini, maaf ya aku tadi kelamaan”.”aku juga maaf udah ninggalin kamu, lihat kan aku bener kemarin, kali ini kamu yang telat bukan aku”. Candaan Dewi membuat lonceng berbunyi tanda ujian siswa baru akan dimulai.
Ditengah ujian berlansung rasa sakit di kepala yang terasa berat datang lagi menghampiri Kia. Ia mencoba menahan rasa sakit itu dan tetap fokus soal soal yang ada didepannya. Akhirnya mereka selesai mengerjakan tesnya. Mereka selesai tes tidak langsung pulang, namun malah mengunjungi pantai yang menjadi tempat favorit keduanya. Mereka berbincang soal tes tadi, dan saling mendoakan semoga keduanya lolos tes.
Setelah hari mulai sore, mereka bergegas pulang, mereka berlarian keluar dari pantai itu, karena lari sudah menjadi kebiasaan mereka berdua. Kia terlalu senang saat berlari dan tanpa ia sadari menabrak seorang remaja laki laki yang seumuran dengannya. “Kamu nggak bisa hati hati ya” anak itu membentak Kia.
Mendengar suara bentakan itu Rasa sakit di kepala Kia datang lagi. “Kamu nggak papa ki? Ayo kita pulang. Hei kamu bisa nggak sih nggak usah meninggikan suaramu, temen aku nggak sengaja tau. Kalo sampai dia kenapa napa kamu harus tanggung jawab” Dewi memarahi Ilham, anak yang membentak Kia tadi, dan menuntun temannya untuk pulang.
Hari pengumuman tes tiba, kabar baik untuk Kia dan Dewi yang dinyatakan telah di terima di SMA yang menjadi impian keduanya. Di hari pertama masuk sekolah senyuman menghiasi bibir keduanya, apalagi mereka berada di kelas yang sama. Kelas telah dimulai dan yang menjadi tradisi siswa baru adalah perkenalan diri masing masing di depan kelas.