Mohon tunggu...
Tarhadi Tabure
Tarhadi Tabure Mohon Tunggu... karyawan swasta -

No bodys perfect, Allahu Akbarrrr!!!\r\n \r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melihat lebih dekat pernikahan suku Tolaki dg nuansa Islam yg kental(SULAWESI)

3 Januari 2015   06:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:55 1775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebongkah sagu sebagai sajian pembuka :)


Terkadang, pada umumnya orang mengetahui sulawesi itu identik dengan nama pulau celebes yang dihuni oleh etnik Bugis-Makassar dan Manado. Menurut saya ini sudah menjadi mainstream di kalangan orang indonesia. Padahal pulau yang dihuni sekitar 18.455.058 jiwa (data statistik), Bukan hanya etnik yang tersebut di atas saja, akan tetapi basih banyak etnis lain yang boleh dibilang masih asing di telinga masyarakat umum.  Sulawesi sendiri memiliki tingkat keragaman etnik yang sangat tinggi jika di bandingkan dengan pulau-pulau besar di negeri ini. Hal ini dapat dilihat dari tradisi, adat istiadat, bahasa, pakian, makanan dan yang pastinya bentuk wajah, yang memiliki ciri khas masing-masing. Beragamnya etnik di sulawesi mungkin sungguh sulit bagi saya untuk menjelaskan satu per satu.

Suku tolaki sendiri merupakan salah satu suku yang ada di Sulawesi Tenggara. Mendiami daerah yang berada di sekitar kabupaten Kendari, Kolaka dan Konawe. Suku Tolaki berasal dari kerajaan Konawe. Dahulu, masyarakat Tolaki umumnya merupakan masyarakat nomaden yang handal, hidup dari hasil berburu dan meramu yang dilaksanakan secara gotong-royong. Hal ini ditandai dengan bukti sejarah dalam bentuk kebudayaan memakan sagu, yang hingga kini belum dibudidayakan atau dengan kata lain masih diperoleh asli dari alam. Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas sedikit  mengenai salah satu tradisi etnik yang ada di sulawesi, yaitu tradisi pernikahan ala suku tolaki.

Ini juga yang selalu menjadi topik pembicaraan di kalangan orang awam utamanya penduduk luar sulawesi, bahwa ketika ada pemuda luar sulawesi yang hendak meminang wanita sulawesi selalu diperhadapkan dengan persoalan seberapa siap keuangan dari pihak laki-laki ketika meminang wanita asal sulawesi. Bukan tanpa alasan mengapa orang sulawesi utamanya keluarga yang akan dilamar, sering menawar kepada pihak yang akan melakukan lamaran. Hal tersebut dilakukan karena selain mengikuti tradisi leluhur, juga memiliki nilai filosofis yaitu; ketika nilai suatu pernikahan itu hanya di pandang sebelah mata dan hanya sebatas ceremony maka kemudian nilai kesucian dan kesakralan sudah tidak memiliki nilai serta arti. Untuk itulah uang atau barang apa pun dijadikan simbol untuk melegitimasi pernikahan tersebut entah itu kecil nilainya atau besar tergantung kesepakatan kedua belah pihak keluarga dan yang pastinya tidak ada paksaan (Ribet yah). Hal ini juga sering menjadi tradisi di kalangan suku tolaki, bukan hanya suku bugis-makassar.

Wahh, sudah terlalu banyak basa basinya gan hehe... Baiklah, kita langsung saja bahas ke topik utamanya gan. Cekidot!

#1

Sehari sebelum acara akad nikah dilaksanakan, orang tolaki biasanya melakukan acara Malam Khataman Al-Quran . Mempelai wanita diwajibkan menyelesaikan khatam al-Quran. Tentunya ketika upacara ini digelar, tidak keseluruhan dibaca, mengingat waktu yang terbatas. Dipandu oleh pemuka agama dan adat, misalnya bacaan dimulai dari QS Adh-dhuha, hingga Al-Fatihah dan Al-Baqarah ayat 1-7.

[caption id="attachment_344584" align="aligncenter" width="580" caption="Prosesi Khatam Al-quran"][/caption]

#2

Pada hari ke 2, acara dilanjutkan dengan prosesi Mombesara. Mombesara sendiri yaitu, penyerahan pokok adat yang dilakukan juru bicara pihak laki – laki yang dalam bahasa Tolaki dikenal dengan sebutan Tolea kepada juru bicara pihak perempuan yang juga dikenal dalam bahasa tolaki dengan sebutan Pabitara. Pada upacara ini, seserahan, atau hadiah-hadiah dari pengantin laki-laki diserahkan kepada pihak keluarga wanita. Pengantin wanita tidak diperkenankan keluar dari kamarnya. Sebelum acara ini digelar, mempelai laki-laki harus dalam keadaan suci, dalam artian sudah berwudhu.

[caption id="attachment_344586" align="aligncenter" width="490" caption="Upacara mombesara"]

14202132461751870986
14202132461751870986
[/caption]

#3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun