Mohon tunggu...
Tareq Albana
Tareq Albana Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Nominee of Best Citizen Journalism Kompasiana Awards 2019. || Mahasiswa Universitas Al-Azhar, Mesir. Jurusan Hadits dan Ilmu Hadits.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama FEATURED

Nasib Tragis Rental Komik yang Hampir Punah

26 September 2018   00:18 Diperbarui: 30 Januari 2019   10:22 5304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu suka baca komik?

Udah baca belum, komik One Piece volume 4?

Dulu teringat, pada setiap perkenalan siswa siswi atau di komunitas lainnya, saya sering mendengar bahwa membaca komik adalah hobi yang paling sering diucapkan atau ketika menuliskan hobi didalam biodata diri, kebanyakan anak muda tahun 2000-an hobi membaca komik.

Hal itu sangat positif tentunya, membaca memang sudah seharusnya menjadi gaya hidup anak muda, tidak mesti membaca buku yang terbilang berat seperti non-fiksi, bacaan selingan seperti novel, koran atau komik juga hal yang positif.

Terkhusus komik, banyak orang yang meremehkan dan saya tidak sepenuhnya setuju karena membaca komik tetap memberikan efek positif, salah satunya menambah perbendaharaan kata dan mengenal budaya asal komik tersebut, seperti Jepang dan Korea.

Pada tahun 2006, saya sering pergi ke tempat rental buku komik yang lagi hits di Sumatra Barat. Biasanya yang di rental itu terdapat komik dan bacaan lainnya, berbagai majalah tren anak muda 2000-an seperti Bobo dan XY-KIDS pun tersedia, mungkin milenial sekarang sudah tidak mengenal majalah Bobo dan XY-KIDS yang sudah kalah saing dengan gadget.

Rental Komik yang tergerus Zaman (Sumber: rentalkomik.blogspot.com)
Rental Komik yang tergerus Zaman (Sumber: rentalkomik.blogspot.com)
Tongkrongan Positif bagi Anak Muda di era 90-an

Dulunya, rental komik tersebut selalu ramai oleh anak muda, mulai dari pelajar SD hingga anak kuliahan yang datang dengan sebungkus kuaci dan teh botol, sungguh pemandangan yang sangat indah melihat anak muda berkumpul dan membaca buku.

Biaya sewa komik juga tidak mahal (murah), karena menyesuaikan dengan kantong pelajar, sekitar Rp.500 rupiah per komik, uang segitu untuk ukuran tahun 2006 tergolong murah bagi anak sekolahan.

Komik juga sebuah alternatif bagi anak muda yang tidak suka membaca, agar memiliki kebiasaan membaca dalam kesehariannya. Karena komik memiliki gambar yang bewarna warni sehingga menarik minat banyak orang untuk membaca, walaupun tidak memiliki hobi membaca.

Bahkan sebagian orang tua juga menyarankan kepada anak-anaknya untuk membaca komik untuk anak-anak seperti Doraemon, dengan harapan agar anaknya memilki kebiasaan membaca. 

Hobi membaca saya juga berawal dari komik, lalu setelah terbiasa dengan komik saya mulai membaca novel hingga berlanjut membaca buku non-fiksi yang tergolong berat. Komik sangat efektif meningkatkan minat baca.

Dulu biasanya saya dan abang selalu meluangkan waktu siang sepulang sekolah untuk membaca komik disana, bahkan kita menghemat uang jajan agar bisa membaca 5-7 komik setiap harinya. Dulu belum ada internet dan Youtube untuk melihat versi anime-nya, sehingga membaca komik adalah satu-satunya cara agar kita bisa mengikuti alur cerita.

Walaupun tempatnya sangat sederhana dan tidak senyaman kafe, namun para pengunjung bisa bertahan hingga berjam-jam lamanya untuk membaca komik. Karena ada kenyamanan tersendiri yang dirasakan para pecinta komik saat membacanya, sehingga tak peduli dengan tempat dan waktu. Bahkan leher saya selalu pegal ketika pulang ke rumah, setelah 4 jam duduk membaca komik sambil menunduk.

Rental komik menjadi pilihan karena harga komik saat itu yang lumayan mahal, apalagi satu judul komik biasanya memiliki puluhan bahkan ratusan episode yang membuat anak muda tidak sanggup membeli keseluruhan serinya.

Demam komik inipun terbawa-bawa hingga ke sekolah, biasanya ada beberapa murid di sekolah yang Manga Lovers, mereka selalu update mengenai komik yang baru terbit setiap minggu. Bahkan saat SD, saya dan teman-teman sering bertukar komik yang sudah dibaca ke teman lainnya, dengan harapan bisa membaca komik teman yang belum dibaca.

Kini hanya Tinggal Nama

Seperti yang kita ketahui, kejayaan rental komik ini tidak berlansung hingga sekarang, banyak judul komik yang tidak lagi diupdate oleh para pemiliki rental komik, seperti komik Jepang kesukaan saya, Fight Ippo.

Hal itu juga diikuti dengan hilangnya demam komik dikalangan anak muda, tak lama kemudian disusul dengan redup dan hilangnya rental-rental komik yang ada di beberapa daerah di Indonesia.

Sekarang rental komik hanya tinggal cerita saja, sejak tahun 2013 saya tidak melihat lagi lapak rental komik di kampung halaman. Rental komik berangsur ditinggalkan dengan maraknya Warnet dan merebaknya gawai. Anak muda lebih suka berselancar di media sosial dan hidup didunianya masing-masing.

Memang sangat disayangkan, rental komik memiliki banyak manfaat untuk anak muda, seperti memperluas wawasan dan meningkatkan minat baca dan juga mencegah para generasi muda dari pengaruh buruk pergaulan dan lingkungan, karena mereka sudah menghabiskan waktu luang untuk membaca. 

"Rental" Komik Online vs Rental Komik Tradisional

Zaman sekarang, komik masih memiliki tempat di hati para penggemarnya, banyak yang mengaku membaca komik memiliki sensasi yang berbeda dengan versi anime. Ini terbukti dengan maraknya website yang menyediakan komik online sehingga memudahkan para pecinta komik untuk tetap membaca secara online. kehadiran komik online zaman now yang portable di gadget tentu saja menggerus popularitas rental komik (fisik).

Hal ini berbarengan dengan kemajuan teknologi dan informasi yang ada sekarang, ditambah lagi dengan gaya hidup milenial yang berbeda dengan generasi 90-an, dimana mereka lebih suka berinteraksi dengan gadget ataupun gawai yang canggih kapan saja dan dimana saja.

Apalagi jika rental komik yang dikenal lama update komik keluaran atau seri terbaru, yang membuat orang semakin meninggalkan tempat ini.

Bersaing dengan komik yang tersedia secara online itu sangatlah sulit, apalagi komik online disediakan secara gratis dan selalu update sekali seminggu, bahkan ada yang update setiap harinya. 

Butuh Inovasi

Sekarang tidak hanya rental komik yang musnah, minat baca anak muda Indonesia pun berangsur memudar, membaca sudah tidak lagi menjadi tren dan hobi seperti dulu.

Jika ditanya apa hobi anak sekarang, barangkali mereka akan menjawab "Traveling" atau "Menonton" dan beragam hobi lain yang intinya, bukan membaca seperti yang jadi tren anak muda di tahun 2000-an.

Keberadaan rental komik secara tidak lansung meningkatkan minat baca anak muda. Sebab, Komik sangat cocok sebagai terapi untuk orang yang tidak suka baca agar mulai untuk membaca, dan keberadaan tempat ini mempermudah akses orang untuk membaca. 

Agar tidak semakin terpuruk, Rental Komik harus memiliki inovasi agar bisa bertahan di kemajuan zaman dan mengikuti tren zaman now. Inovasi sederhana seperti menyediakan Wi-Fi sangat membantu lokasi rental komik semakin diminati. 

Bisa juga dengan membuat konsep ala Kafe Komik yang sempat viral di Jakarta dan beberapa kota di Dunia. Kafe Komik ini memadukan konsep kafe dan rental komik, namun beberapa kafe menyediakan komik secara gratis sehingga semakin membuat anak muda betah berlama-lama nongkrong di kafe tersebut. 

Semoga era rental komik akan kembali berjaya seperti dulu, tentunya dengan beragam inovasi yang mampu menarik minat anak muda milenial ini.

Mari kita membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun