Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kaya Menjadi Trader, Kisah Keseharian Trader Dianggap Pemalas, Penjudi, dan Penjual Sabu

18 Oktober 2020   15:54 Diperbarui: 18 Oktober 2020   16:11 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via jatimtimes.com

Oleh : Tarmidinsyah Abubakar

Trading adalah suatu aktivitas yang melibatkan keilmuan, kemahiran dan mentalitas seseorang secara sempurna dalam mengarungi pasar (market) secara online. Pelaku pasar yang berorientasi pada jual dan beli melalui angka-angka inilah kemudian disebut trader.

Terdapat berbagai pasar dalam perdagangan yang melibatkan resiko yang tinggi dan keuntungan besar ini terdiri dari pasar uang (curency), pasar saham, pasar crypto, pasar digital dan sebagainya. Jumlah uang uang beredar dalam perdagangan pasar ini begitu signifikan yang mencapai puluhan Trilyun Rupiah setiap harinya.

Karena beresiko tinggi dan butuh kemahiran maka pasar ini minus perhatian pada kalangan menengah bawah. Bahkan pada sebahagian besar masyarakat level menengah bawah dalam ilmu pengetahuannya masih menempatkan perdagangan ini sebagai judi. 

Kemudian mereka senantiasa berpedoman kepada fatwa, dimana pembuat fatwapun dalam hal ini justru tidak memiliki cukup pengetahuan untuk menjadi referensi dalam membuat suatu keputusan tentang status hukumnya baik dalam budaya maupun dalam perspektif agama.

Karena itu kalangan trader dalam masyarakat justru menyembunyikan profesinya yang membuat mereka menjadi misteri dalam profesi pekerjaannya untuk menghasilkan uang untuk membiayai kehidupan keluarganya.

Padahal mereka yang sudah mahir dan berpengalaman dalam ilmu trading bisa menghasilkan uang sehari-hari melebihi pedagang tradisional bahkan melebihi pedagang emas tradisional dipasarnya yang mereka juga mempertaruhkan harga secara online.

Tulisan ini mencoba menjelaskan tentang kehidupan trader dan pentingnya pengetahuan trading kepada masyarakat pembaca kalangan menengah bawah, karena pada waktunya dimasa depan perdagangan akan mengikuti trend sebagaimana yang terjadi pada sistem perdagangan online seperti perdagangan valas.

Keseharian Trader

Adalah salah seorang pemuda bernama Syahmir yang menjalani kehidupan di salah satu provinsi di Indonesia. Saban hari ia senantiasa berhadapan dengan laptopnya dan membawa peralatan itu kemana saja dia pergi, bahkan ia sering menghabiskan kesehariannya di caffe yang memiliki layanan internet dengan kualitas yang lancar.

Pola kehidupan pemuda ini tergolong sederhana, dia memilih menggunakan sepeda motor besar dibandingkan mobil yang menurutnya hanya menjelaskan status dan kredibilitas seseorang warga di daerah. Mungkin saja diusia yang masih muda dan belum memiliki keluarga yang standar sehingga kebutuhan itu belum menjadi prioritas bagi dirinya.

Banyak orang yang mengenalnya sebagai anak muda biasa yang terlihat di caffe seperti pemain game online yang selama ini memenuhi sudut-sudut caffe di kota mereka. Namun ketika ada yang memperhatikan tentu mereka akan melihat perbedaan monitor laptopnya dengan sebahagian besar pemain game disana.

Tentu saja monitornya dipenuhi dengan grafik dan garis-garis indikator yang merupakan tuntutan dalam melakukan perdagangan di market online dimaksud. 

Apalagi trader kelas bawah dengan modal yang cukup terbatas maka ia hanya bisa menggunakan perangkat pendukung yang sederhana, sehingga ia tidak terlihat sebagai seseorang yang memiliki misi sebagai penunduk market global online yang memiliki potensi menjadi orang yang memiliki banyak uang maupun saham diperusahaan besar.

Sekilas kehidupan Syahmir sang trader ini lebih terlihat sebagai seseorang yang santai dan terkesan pemalas dalam perspektif masyarakat umum. 

Apalagi ia tidak banyak mengumbar kata dan jarang bergurau dengan temannya sebagaimana kebanyakan pemuda. Kedewasaan itu dapat kita lihat ketika orang lain membuat persepsi terhadap dirinya, justru ia tidak mengambil pusing terhadap itu, bahkan ia juga tidak berpandangan negatif terhadap pihak lain termasuk pemuda-pemuda seangkatannya yang berprofesi sebagai gamer.

Ternyata sikapnya ini adalah jawaban kearifan atas tanggapan masyarakat awam terhadap profesinya sebagai trader yang berdomisili di daerah. 

Sikapnya inilah yang justru membuatnya misteri dan menimbulkan pertanyaan masyarakat disekelilingnya. Mereka tidak melihat Syahmir bekerja sebagaimana yang dilakukan orang-orang di daerah itu. Sementara segala kebutuhan keluarganya terpenuhi secara baik  dalam pandangan semua orang disana.

Suatu hari penulis secara kebetulan bertemu dengannya dan mengobrol di sela ia melakukan trading. Penulis sempat melihat equibility akunnya yang berjumlah Puluhan Ribuan Dollar. Ternyata disamping akumulasi keuntungan yang diperoleh juga banyak investor yang menyalin tradingnya dan ia memperoleh bagi hasil dari setiap akun milik investor yang berjumlah seribuan diseluruh dunia.

Pada tahapan ini kehidupan sang trader yang menjual kemahirannya ini tergolong sudah bebas dari finansial, ia hanya melakukan pekerjaan rutin dari hari Senin hingga Jumat beberapa jam saja disiang dan malam hari, bahkan ia boleh tidak bertrading diantara hari-hari itu karena tidak mendapatkan market yang aman apalagi pendapatannya sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhannya.

Bayangkan saja jika pada setiap investor ia hanya mendapat lima Dollar maka pendapatannya dalam sehari $5 dikalikan 1.000 akun, maka dari akun investor saja dia sudah memperoleh $5.000 USD setiap harinya. Pendapatan ini tentu saja jauh melebihi dari pendapatan Dewan dan Kepala Daerah dalam pemerintahan di daerahnya.

Kenapa Tidak Kelihatan Kaya Raya?

Seseorang yang memiliki kemahiran dalam ilmu trading tentu saja ia juga memiliki pikiran yang penuh apalagi mereka berdomisili di daerah dengan kehidupan masyarakat rata-rata yang sederhana. 

Namun perlu diketahui bahwa seorang trader membutuhkan kedisiplinan, keuletan, kesabaran dan emosional dibawah rata-rata. Ia akan terlihat dingin dan penuh perhitungan baik dalam melakukan trading maupun dalam kehidupannya sehari-hari.

Kenapa demikian? Karena menjadi trader yang sukses itu melibatkan mentalitas, mereka jauh dari mentalitas sebagai penjudi yang hanya mempertaruhkan keberuntungan semata. Kesempurnaan sikapnya itulah yang memberi penghargaan dalam pendapatannya yang maha besar ketika ia telah sukses.

Lalu, Syahmir sang trader itu dalam kesehariannya di kota kampungnya menjadi seseorang yang misteri dalam profesinya, bahkan tidak sedikit orang yang menganggapnya sebagai penjual shabu-shabu. 

Kondisi ini juga akibat dari keengganannya untuk menjual metode dan ilmunya untuk orang lain. Kemudian ia juga tidak sebagaimana trader di kota besar yang membuka kantor dan membuka less privat serta mengadakan seminar. Berikutnya ia juga bukan tidak ingin berbagi tetapi ia sekedar tidak ingin direpotkan dan hanya ingin hidup dalam ketenangan.

Potensi inilah yang menyebabkan sumber daya di daerah tidak dapat berkembang secara sempurna. Kalangan pemilik uang juga tidak mampu melihat potensi ini karena kebiasaan mereka melakukan pekerjaan kasar seperti profesi membangun jalan, jembatan, gedung. 

Pekerjaaan masyarakat lainnya adalah sebagai pendistribusi barang. Profesi lainnya yang mandiri adalah membuka peternakan yang besar, memiliki kapal penangkap ikan, memiliki tambak yang besar serta perkebunan dimana warga itu kemudian menjadi pemilik uang yang banyak. 

Lalu, jika dibandingkan dengan pekerjaan Syahmir sang trader yang perdagangannya hanya berwujud dengan naik turunnya angka-angka dan grafik. maka sungguh sulit diyakini sebagai usaha profesional yang bisa menghasilkan sebagaimana usaha mereka. Inilah realita kehidupan masyarakat kita saat ini dalam perspektif ekonomi.

Sekian
*****

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun