Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kaya Menjadi Trader, Kisah Keseharian Trader Dianggap Pemalas, Penjudi, dan Penjual Sabu

18 Oktober 2020   15:54 Diperbarui: 18 Oktober 2020   16:11 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via jatimtimes.com

Seseorang yang memiliki kemahiran dalam ilmu trading tentu saja ia juga memiliki pikiran yang penuh apalagi mereka berdomisili di daerah dengan kehidupan masyarakat rata-rata yang sederhana. 

Namun perlu diketahui bahwa seorang trader membutuhkan kedisiplinan, keuletan, kesabaran dan emosional dibawah rata-rata. Ia akan terlihat dingin dan penuh perhitungan baik dalam melakukan trading maupun dalam kehidupannya sehari-hari.

Kenapa demikian? Karena menjadi trader yang sukses itu melibatkan mentalitas, mereka jauh dari mentalitas sebagai penjudi yang hanya mempertaruhkan keberuntungan semata. Kesempurnaan sikapnya itulah yang memberi penghargaan dalam pendapatannya yang maha besar ketika ia telah sukses.

Lalu, Syahmir sang trader itu dalam kesehariannya di kota kampungnya menjadi seseorang yang misteri dalam profesinya, bahkan tidak sedikit orang yang menganggapnya sebagai penjual shabu-shabu. 

Kondisi ini juga akibat dari keengganannya untuk menjual metode dan ilmunya untuk orang lain. Kemudian ia juga tidak sebagaimana trader di kota besar yang membuka kantor dan membuka less privat serta mengadakan seminar. Berikutnya ia juga bukan tidak ingin berbagi tetapi ia sekedar tidak ingin direpotkan dan hanya ingin hidup dalam ketenangan.

Potensi inilah yang menyebabkan sumber daya di daerah tidak dapat berkembang secara sempurna. Kalangan pemilik uang juga tidak mampu melihat potensi ini karena kebiasaan mereka melakukan pekerjaan kasar seperti profesi membangun jalan, jembatan, gedung. 

Pekerjaaan masyarakat lainnya adalah sebagai pendistribusi barang. Profesi lainnya yang mandiri adalah membuka peternakan yang besar, memiliki kapal penangkap ikan, memiliki tambak yang besar serta perkebunan dimana warga itu kemudian menjadi pemilik uang yang banyak. 

Lalu, jika dibandingkan dengan pekerjaan Syahmir sang trader yang perdagangannya hanya berwujud dengan naik turunnya angka-angka dan grafik. maka sungguh sulit diyakini sebagai usaha profesional yang bisa menghasilkan sebagaimana usaha mereka. Inilah realita kehidupan masyarakat kita saat ini dalam perspektif ekonomi.

Sekian
*****

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun