Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kaya Menjadi Trader, Kisah Keseharian Trader Dianggap Pemalas, Penjudi, dan Penjual Sabu

18 Oktober 2020   15:54 Diperbarui: 18 Oktober 2020   16:11 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via jatimtimes.com

Banyak orang yang mengenalnya sebagai anak muda biasa yang terlihat di caffe seperti pemain game online yang selama ini memenuhi sudut-sudut caffe di kota mereka. Namun ketika ada yang memperhatikan tentu mereka akan melihat perbedaan monitor laptopnya dengan sebahagian besar pemain game disana.

Tentu saja monitornya dipenuhi dengan grafik dan garis-garis indikator yang merupakan tuntutan dalam melakukan perdagangan di market online dimaksud. 

Apalagi trader kelas bawah dengan modal yang cukup terbatas maka ia hanya bisa menggunakan perangkat pendukung yang sederhana, sehingga ia tidak terlihat sebagai seseorang yang memiliki misi sebagai penunduk market global online yang memiliki potensi menjadi orang yang memiliki banyak uang maupun saham diperusahaan besar.

Sekilas kehidupan Syahmir sang trader ini lebih terlihat sebagai seseorang yang santai dan terkesan pemalas dalam perspektif masyarakat umum. 

Apalagi ia tidak banyak mengumbar kata dan jarang bergurau dengan temannya sebagaimana kebanyakan pemuda. Kedewasaan itu dapat kita lihat ketika orang lain membuat persepsi terhadap dirinya, justru ia tidak mengambil pusing terhadap itu, bahkan ia juga tidak berpandangan negatif terhadap pihak lain termasuk pemuda-pemuda seangkatannya yang berprofesi sebagai gamer.

Ternyata sikapnya ini adalah jawaban kearifan atas tanggapan masyarakat awam terhadap profesinya sebagai trader yang berdomisili di daerah. 

Sikapnya inilah yang justru membuatnya misteri dan menimbulkan pertanyaan masyarakat disekelilingnya. Mereka tidak melihat Syahmir bekerja sebagaimana yang dilakukan orang-orang di daerah itu. Sementara segala kebutuhan keluarganya terpenuhi secara baik  dalam pandangan semua orang disana.

Suatu hari penulis secara kebetulan bertemu dengannya dan mengobrol di sela ia melakukan trading. Penulis sempat melihat equibility akunnya yang berjumlah Puluhan Ribuan Dollar. Ternyata disamping akumulasi keuntungan yang diperoleh juga banyak investor yang menyalin tradingnya dan ia memperoleh bagi hasil dari setiap akun milik investor yang berjumlah seribuan diseluruh dunia.

Pada tahapan ini kehidupan sang trader yang menjual kemahirannya ini tergolong sudah bebas dari finansial, ia hanya melakukan pekerjaan rutin dari hari Senin hingga Jumat beberapa jam saja disiang dan malam hari, bahkan ia boleh tidak bertrading diantara hari-hari itu karena tidak mendapatkan market yang aman apalagi pendapatannya sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhannya.

Bayangkan saja jika pada setiap investor ia hanya mendapat lima Dollar maka pendapatannya dalam sehari $5 dikalikan 1.000 akun, maka dari akun investor saja dia sudah memperoleh $5.000 USD setiap harinya. Pendapatan ini tentu saja jauh melebihi dari pendapatan Dewan dan Kepala Daerah dalam pemerintahan di daerahnya.

Kenapa Tidak Kelihatan Kaya Raya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun