Mohon tunggu...
Itan Yustiani Syaban
Itan Yustiani Syaban Mohon Tunggu... -

Nulis terus, Belajar terus..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apa Penting, Punya Role Model?

30 Desember 2013   10:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:21 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah diskusi saya pernah bertanya “ Untuk dapat menjadi sukses apakah kita harus memiliki role model?”

Seorang psikolog juga pernah memberi saran agar saya mengidentifikasi seseorang yang bisa saya jadikan role model.

Pada saat itu tidak terpikir seorang pun yang dapat saya jadikan role model. Sulit bagi saya benar-benar menjadikan seseorang sebagai panutan. Tapi siapa sangka dalam perjalanan yang tak pernah saya rencanakan sebelumnya. Saya bertemu dengan seseorang yang bisa mengarahkan kemudi hidup saya.

Dia bukanlah guru yang mengajarkan saya tentang sesuatu, dia bukan motivator yang membakar semangat saya, dia bukan teman yang bisa saya jadikan tempat curhat.

Saya terpesona dengan sikapnya, saya jatuh hati pada perilakunya, saya terpaku dengan tutur katanya. Seorang berjiwa muda, dengan energi yang begitu besar untuk melakukan yang terbaik. Gaya anak muda yang suka dengan sorak sorai keramaian, memberi dukungan seperti supporter bola pun ia dilakukan. Muncul menawarkan diri, untuk dapat berkontribusi pada saat yang lain sudah menempati posisi.

Lucu dan menarik.

Siapa sangka ia begitu peduli dengan kehidupan orang lain? Jalan hidup yang ia pilih, mengagumkan. Menjadi imam di usia muda, bukan pilihan yang mudah, namun ia masih dapat bercanda dalam kedewasaannya. Aku seperti menemukan sifat Rasul dalam dirinya, sidiq,amanah, fathanah dan tabligh.

Empat sifat yang pada mulanya aku anggap hanya dapat dimiliki oleh seorang manusia pilihan sekelas Rasul, kini terwujud dalam sosok yang benar-benar ada dihadapanku. Cerdas, jujur, dapat dipercaya dan menyampaikan.

Ketertarikan pada sosok manusia ini, membawaku pada prasasti yang ia tuliskannya. Dia bukan penulis yang baik, tapi tulisannya begitu menggerakkanku. Dari sanalah aku mulai belajar tentang bagaimana seharusnya hidup dijalani. Memberi kemanfaatan bagi orang lain, memberi kebahagiaan bagi keluarga, dan mengatur waktu dengan sebaik mungkin.

Dia benar-benar tahu bagaimana cara bersinergi. Dia benar-benar tahu siapa yang layak ia hadapi. Dia tahu keindahan dan ia begitu indah.

Bagaimana seseorang dapat berkomunikasi dengan baik, di saat yang bersamaan mampu memimpin dengan baik, juga tidak lupa pada cita-cita besarnya meningkatkan kualitas hidup orang lain.

Dialah role modelku. Yang membuatku berani menghentikan hal yang tak perlu kujalani, yang membuatku ingin berbuat sebaik yang ia lakukan. Pemahaman agama yang kuat, kemampuan berbahasa inggris yang mumpuni, seni komunikasi yang memukau, kecerdasan emosional yang matang, keberanian mengambil resiko, kepemimpinan yang teruji, dan kepedulian yang tinggi. Dia seperti perwujudan kurikulum 2013 yang karakternya  didambakan.

Bukan tanpa cela, tetap ada sisi manusiawi saat egonya tampak mendominasi.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun