Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Perangkai Kata, Penikmat Citarasa Kuliner dan Pejalan Semesta. Pecinta Budaya melalui bincang hangat, senyum sapa ramah dan jabat erat antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Resmi Menjadi Nasabah Bank Sampah KBA Rawajati, Bukan Sekadar Resolusi

31 Desember 2019   19:50 Diperbarui: 31 Desember 2019   20:02 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Bu Silvy Sesaat setelah Resmi menjadi Nasabah Bank Sampah di Akhir tahun 2019 dok.pri

dok.pri daur ulang sampah kertas
dok.pri daur ulang sampah kertas
dok.pri pengolahan kompos dr sampah organik
dok.pri pengolahan kompos dr sampah organik
Pada kali kedua apalagi. Saya benar-benar menikmati suasana KBA Rawajati pada sore hari. Banyak anak-anak bermain dengan wajah berseri. Tidak ada gadget ditangan mereka, hingga bermain bola pun terlihat gembira.

Di salah satu taman, anak-anak yang menginjak usia remaja tampak sedang bercengkerama di tempat perosotan. Sebagian orang dewasa mengajak anak balita bermain di depan TK

dok.pri dengan pak Wawan di Green House KBA Rawajati
dok.pri dengan pak Wawan di Green House KBA Rawajati
Cita-cita ingin memiliki kebun di sekitar rumah yang akan saya tanami dengan aneka tumbuhan berkhasiat, menjadikan "green house" KBa Rawajati begitu menginpirasi. Tidak hanya tanaman apotek hidup saja yang dapat dijumpai, tetapi beberap jenis tumbuhan langka yang cukup selama ini diyakini berkhasiat bagi kesehatan tubuh. 

Antara lain Kumis kucing, Binahong, Cocok Bebek, Pakis, Sirih Merah, JIntan, Myana, Ginseng dan lain sebagainya. Dengan ramah, pak Wawan salah satu warga yang aktif di Bank Sampah Rawajati ini menerangkan masing-masing jenis tanaman yang ada. Ini serupa mini Arborethum di tengah kawasan padat penduduk Jakarta. 

dok.pri sayur hydroponik di KBA Rawajati
dok.pri sayur hydroponik di KBA Rawajati
Di salah satu sudut green house, dikembangkan pula budidaya sayuran hydroponik berupa bayam merah dan kangkung. Sayuran tersebut menurut Pak Wawan bisa dimanfaatkan bagi warga yang membutuhkan bila waktu panen tiba. Memang jumlahnya tidak seberapa, namun karena dirawat dan  dijara bersama-sama, maka saya yakin rasa sayuran hasil panennya ini istimewa. 

Antara Saya, Bu Silvy Dan Amilia Agustin

dok. pripenghargaan KBA Rawajati
dok. pripenghargaan KBA Rawajati

Saya hanyalah segelintir orang yang mulai tergerak untuk ikut serta memerangi sampah plastik.  Sadar bahwa saya belum  bisa lepas 100% dari ketergantungan terhadap benda-benda dari plastik, maka komitmen untuk bergabung di Bank sampah Rawajati ini menjadi aksi nyata.

Lebih baik terlambat dari pada tidak peduli sama sekali. Jika saya baru memulai hari ini untuk bergabung dengan warga rawajati dibawah kepemimpinan bu Silvy yang sudah sejak tahun 2008 mengisiasi Bank sampah,maka ada sekian banyak sosok yang telah menjalani serangkaian aksi sejak usia yang masih terbilang dini.

Adalah Amalia Agustin (Ami), Mojang Bandung kelahiran  20 April 1996  ini telah 10 tahun lalu mengawali aksi nyata memerangi sampah. Diusia yang terbilang muda, Mia mendapat apresiasi dari Astra berupa penghargaan Satu Indonesia Award tahun 2010 bidang lingkungan.

Di support oleh mamanya, Ami menjadi inisiator"Go To Zero WasteSchool"  yang merupakan program pengelolaan sampah yang terbagi menjadi empat yakni  sampah an-organic, organic, tetrapak, dan kertas.Hal itu berlangsung sejak tahun 2005 semasa Mia masih duduk di bangku SMP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun