Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Perangkai Kata, Penikmat Citarasa Kuliner dan Pejalan Semesta. Pecinta Budaya melalui bincang hangat, senyum sapa ramah dan jabat erat antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Tak Perlu Panik Saat Dolar Naik, Masyarakat Tetap Berkah dengan Rupiah

6 September 2018   20:52 Diperbarui: 6 Oktober 2018   00:22 3028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi rupiah (thinkstock photo)

Tergelitik dengan status yang ditulis oleh teman dalam time line jejaring sosialnya:

"Lira anjlog sedih dan berdoa untuk kebaikan Turki.  
Dolar menguat terhadap Rupiah langsung bersorak.  
Sampeyan ini warga negara mana?" --- (timeline Fb Niken Satyawati 06092108)

Saya pun mengulik banyak informasi seputar kenaikan Dollar AS yang konon membuat heboh sebagian kecil kalangan.

Ya, hanya sebagian kecil saja, sebab nyatanya kenaikan Dollar tidak berdampak serius bagi pemenuhan kebutuhan pokok bagi masyarakat kebanyakan. Daging dan telur ayam tidak serta merta mengalami kenaikan mengekor pada naiknya dollar. Demikian pula dengan beras, gula pasir, minyak dan komoditas kebutuhan rumah tangga lainnya.

Dollar tidak ngefek di pasar tradisional (sumber foto : FB semua tentang Ponorogo)
Dollar tidak ngefek di pasar tradisional (sumber foto : FB semua tentang Ponorogo)
Harga Telur ayam negeri di pasar Sleko Kota Madiun- Jawa Timur misalnya, ajeg pada kisaran Rp 20.000 - 22.000/kg. Semakin banyak jumlah telur yang dibeli harganya pun akan semakin murah. Begitu juga dengan beras kualitas sedang yang stabil per kilonya di harga Rp 9000.an saja. Bawang merah lokal murah meriah satu kilonya di harga 22.000-an. Sayur mayur dan buah buahan melimpah ruah. 

Tidak jauh berbeda kondisinya dengan tetangga kota sebelah, Ponorogo. Melalui akun media sosial Semua tentang Ponorogo sangat jelas disebutkan bahwa Naiknya kurs Dollar tidak berpengaruh pada harga komoditas lokal. Bahkan harga sayuran dan beberapa jenis dapur justru turun. Begitu pula harga sembako tetap stabil. 

Timeline media sosial FB semua tentang ponorogo
Timeline media sosial FB semua tentang ponorogo
Tak puas hanya mengetahui betapa stabil harga kebutuhan di dua wilayah sayapun berselancar di SISKAPERBAPO. Lega rasanya mengetahui aneka harga kebutuhan mulai dari yang pokok luar biasa, hingga kebutuhan yang jarang dibeli melalui sistem informasi ketersediaan dan perkembangan Harga Bahan Pokok di wilayah Jawa Timur. 

Dollar tidak mendatangkan efek yang serta Merta mengguncang harga. Dari 9 Kota dan 29 Kabupaten yang tersebar di wilayah Jawa Timur, termasuk Pulau Madura tidak satupun mengalami gejolak ekonomi. 

Up date harga 24 jam melalui pantauan online siskaperbapo.com
Up date harga 24 jam melalui pantauan online siskaperbapo.com
Stabilitas harga sedemikian terjaga. Bahkan harga beebrapa kebutuhan mengalami penurunan dibanding saat awal Agustus lalu. Ah, rupiah memang masih menjadi berkah bagi masyarakat Indonesia. Gejolak Lira di Turki sana, Pertentangan ekonomi Global antara Amerika - Kanada hingga krisis Venezuela jelas-jelas beda dengan kondisi di Indonesia.

Apalagi mengaitkan kondisi naiknya dollar saat ini dengan flashback tahun 1998 lalu. ah yang benar saja. Lihat sendiri data berdasarkan pantauan sikaperbapo yang coba saya tampilkan. Masih tidak percaya? Gamblang bisa dilihat dengan mata.

Sumber sikaperbapo.com aneka daging, telur turun harga
Sumber sikaperbapo.com aneka daging, telur turun harga
Sumber siskaperbapo.com aneka sayur selain tomat hingga semen lokal harga turun
Sumber siskaperbapo.com aneka sayur selain tomat hingga semen lokal harga turun
Sumber siskaperbapo.com grafik harga sembako stabil, gula cenderung turun
Sumber siskaperbapo.com grafik harga sembako stabil, gula cenderung turun
Tak puas lagi hanya bicara data di Jawa Timur, saya menjawil teman yang berada di Sorong Papua Barat melalui akun media sosialnya. Jauh-jauh di bumi cendrawasih, menjadi penjual kuliner pecel ayam ala Lamongan pun dia jalani. Yess!!! 

Tidak ada pengaruh kenaikan kurs dollar dengan naiknya harga kebutuhan pokok disana. Kurang lebih begitu jawabnya. Padahal, warung tendanya itu kerap kali disinggahi oleh wisatawan manca yang tengah pesiar di Papua. Jelas-jelas aman terkendali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun