Ego, menjadi dasar pemikiran dalam cerita dari Blue Lock untuk mengembangkan diri dari setiap karakter. Pendekatan yang realistis seperti ini menurut saya sangat menyegarkan karena menampilkan sifat alami manusia.Â
Selain wajib bersikap sportif dalam sebuah pertandingan, normalnya setiap orang pasti memiliki impian pribadi yang membuat mereka terkadang bertindak gegabah, egois, dan serakah.
Menurut Carl Gustav Jung seorang pakar Psikoanalitik, Ego sendiri merupakan jiwa sadar yang terdiri atas persepsi, ingatan, pikiran, dan perasaan sadar.Â
Ego itu melahirkan identitas dan kontinuitas individu. Dipandang dari segi sang pribadi, ego berada dalam kesadaran jiwa sejalan dengan alur cerita dari Blue Lock yang terus mengembangkan karakter setiap individu yang menjadi bagian dari cerita.Â
Author mengatur agar semua tokoh memiliki waktu untuk bersinar dan mendapatkan spotlight. Situasi ini membuat semua karakter berguna dan memiliki andil pada setiap bagian dan setiap karakter memiliki alasan bahwa mereka spesial untuk menjadi yang terdepan sebagai seorang striker terbaik di dunia.
Obsesi Jinpaichi Ego, sang pencetus ide dan sekaligus pelatih kepala dari Blue Lock berawal dari kegagalan Timnas Jepang pada Piala Dunia 2018 yang hanya sampai pada babak 18 besar.Â
Blue Lock dibuat untuk merevolusi sepakbola Jepang untuk menjadi nomor 1 di dunia. Dalam benaknya, striker adalah pemain terpenting dalam sepakbola dan mencetak gol adalah suatu keharusan untuk memenangkan peertandingan. Sejalan dengan pernyataan coach justin bahwa ketika tim kebobolan 3 gol tapi tim berhasil mencetak 4 gol, you still win the game.
Seorang striker membutuhkan ego itu sendiri untuk mencetak gol. Ego bertanggung jawab bagi kesadaran yang terus menerus akan identitas sehingga kita masih merasa sebagai diri kita sendiri. Ia bertahan lebih lama dan melampaui konten-konten tertentu yang menempati ruangan kesadaran pada saat-saat tertentu.Â
Ego sendiri terbentuk di pusat medan kesadaran, dan sejauh menyangkut kepribadian empiris, ego merupakan subjek dari segala tindakan personal yang berasal dari kesadaran dan Jinpaichi Ego membentuk 300 ego striker masa depan Jepang melalui pelatihan yang keras untuk menjadi seorang striker terbaik di dunia, saling mengalahkan satu sama lain, bahwa kawan adalah lawan dan lawan adalah batu loncatan untuk menaiki peringkat yang lebih tinggi.
Pengalaman-pengalaman yang ditawarkan pada pelatihan memaksa calon striker tersebut menemukan egonya masing-masing hingga dalam kesadaran penuh dapat meningkatkan kemampuan yang sudah dimiliki dan bakat yang ada dalam diri masing-masing peserta pelatihan.Â
Dari skema tersebut ego merupakan penentu utama tentang konten mana yang akan dipertahankan dalam kesadaran, dan mana yang disingkirkan ke dalam ketidaksadaran.