Kompasianival 2014 ternyata banyak manfaat buat saya yang jauh dari Bali datang menghadirinya. Bukan hanya bisa bertemu Kang Pepih, Mas Isjet, Mas Kevin, Bang Gapey Sandy, Mas Agung Han, Pak Syukri yang dari Aceh dan segabrek teman-teman lainnya yang saking banyaknya , sisi lain saya juga bisa mendapatkan informasi tentang banyak hal dalam kehidupan. Tentunya info ini saya dapat saat acara workshop dan nangkring bareng bersama berbagai narasumber dari beberapa varian disiplin bidang.
Menariknya, di acara ajang kopi darat inilah saya seperti mengalami deja vu. Yang saya maksud adalah penjelasan dari Bank Indonesia tentang Gerakan Nasional Non Tunai. Saya seperti diingatkan tatkala dulu mengikuti sebuah seminar perpajakan di Denpasar yang jua membahas GNNT.
Disana dijelaskan kalau ciri negara maju adalah terbatasnya pengunaan uang tunai dalam transaksi sehari-hari (Less Cash Society). Dan pengusaha yang punya ciri-ciri sebagai pengusaha maju berarti dia juga meminimalisir penggunaan uang tunai untuk transaksi kesehariannya.
Bagaimana dengan pengusaha kecil menengah (UKM) ?
Biar kecil menengah , kita juga harus bisa jadi cabe rawit.
Inilah praktek yang sudah saya lakukan agar kita bisa mensukseskan GNNT walaupun kita pengusaha kecil menengah, prinsipnya " jangan menunggu apa yang negara bisa berikan pada kamu, tapi pikirkan apa yang bisa kamu berikan kepada negaramu" itu yang harus dipegang teguh.
1. Urusan Dalam Negeri Perusahaan kita sendiri (Internal)
Berbicara urusan dalam negeri usaha kita sendiri tentunya mengatur lebih banyak sistem transaksi kita di dalam perusahaan. Saya menekankan pentingnya transaksi bulanan saya sebagai pemilik usaha kepada pelaksana usaha kita sehari-hari, yakni pembayaran gaji bulanan.
Caranya adalah sebagai pengusaha kita harus menerapkan sistem pay roll bank untuk pembayaran gaji karyawan. Ini tidak ribet-ribet amat kok. Justru rahasia terbesar kita bisa membantu negara agar rakyat kecil juga sudah harus melek perbankan. Tahu dong penyebab kenapa belum terjadi Less Cash Society ? Karena masyarakat yang menggunakan jasa perbankan masih sedikit ( Financial Inclusion Index Indonesia masih kurang dari 20%)...haduh minim sekali ternyata.
Dengan membuka kan karyawan kita rekening bank sebagai penampungan pembayaran gaji bulanan mereka dari perusahaan, itu sangat banyak manfaatnya.
Manfaat buat saya sebagai pengusaha adalah meminimalisir pencarian uang recehan saat gaji karyawan ada nominal receh. Bisa dibayangkan khan nikmatnya, rekening bank mau dua digit di belakang koma juga masih bisa. Perhitungan gaji jadi lebih simple dan praktis. Bikin listnya, dikurangi potongan, gaji bersih langsung input ke rekening mereka, beres....