“Pernikahan seharusnya lahir dari kesiapan, bukan sekadar desakan. Sebab cinta tanpa persiapan bisa layu, dan ikatan tanpa kesadaran bisa rapuh.”
Tekanan dan tuntutas kehidupan manusia dalam kehidupan bermasyarakat
Ketika keadaan jauh dari kita, diam adalah satu-satunya solusi yang paling tepat.
Ketika karier melesat tapi pertanyaan "kapan nikah?" terus datang, Felis memilih jalan seimbang: fokus bertumbuh tanpa merasa tertinggal.
Banyak pasangan muda rela berutang demi pesta resepsi yang mewah. Tapi benarkah pernikahan diukur dari seberapa besar pestanya?
Self-care seharusnya menyembuhkan. Tapi kini, healing berubah jadi tuntutan baru. Kita lupa istirahat tak harus ditunjukkan, apalagi dibuktikan.
maksa ikut acara biar gaul? itu FOMO lho
Pernikahan tak harus megah untuk bermakna. Lawan tekanan sosial dan rayakan cinta sesuai jati diri, bukan gengsi.
Di balik slogan seperti “sleep is for the weak” dan “grind now, rest later”, terdapat kenyataan yang lebih kompleks dan berisiko.
Budaya Flexing di Kalangan Muda Antara Eksistensi dan Krisis Identitas
Gengsi di media sosial bukan lagi sekadar gaya hidup. Ia perlahan membentuk cara kita berpikir, membelanjakan uang, dan membangun relasi sosial sering
Aplikasi favoritmu bisa jadi musuh diam-diam bagi kesehatan mentalmu...
Pernikahan mewah atau sederhana, siapa yang sebenarnya kita bahagiakan?
Siapa Generasi Z? Temukan bagaimana mereka menghadapi tantangan kesehatan mental dan tekanan sosial di era digital. Baca selengkapnya!
Generasi sandwich adalah potret dari ketahanan dan pengorbanan. Mereka adalah fondasi ekonomi dan sosial yang menopang dua generasi sekaligus.
Obsesi tubuh ideal dipengaruhi media sosial dan kepribadian individu, sehingga penting untuk fokus pada kesehatan, bukan penampilan.
Mengapa kecemasan kerap muncul di usia dewasa muda? yuk simak artikel berikut
Di era media sosial yang serba cepat ini, banyak dari kita merasa terjebak dalam tekanan untuk selalu hadir, berpartisipasi, dan menampilkan kehidupan
Lebaran merupakan momen yang ditunggu-tunggu dan dirindukan setiap umat muslim. Momen ini menjadi tempat liburan dan berkumpulnya dengan keluarga.
Sekolah ramah anak digaungkan, tapi bagaimana dengan gurunya? Sudahkah sekolah menjadi tempat aman dan nyaman juga bagi para pendidik?