Keesokan paginya, Sunan Bonang berkata, “Engkau telah melewati ujian pertamamu, Sahid. Bukan dengan kekuatan tangan, tapi dengan keteguhan hati.”
Sunan Bonang mengangguk, lalu mengangkat tangan memberi isyarat. “Mulai hari ini, engkau bukan lagi Raden Mas Sahid yang dikenal sebagai pembuat onar.
Sahid menatap lelaki itu, merasa ada sesuatu yang berbeda. Belum ia tahu, pertemuan ini akan menjadi awal dari jalan barunya—jalan menuju makna sejati
Sahid menunduk. Untuk pertama kalinya, ia merasa semua mata menatapnya dengan kebencian. Tapi di dalam dadanya, ada sesuatu yang memberontak.