Ketika frustrasi menumpuk, masyarakat menghukum dirinya sendiri.
Remaja rusuh, minim empati, dan krisis teladan. Media, politik, hingga orang tua ikut andil. Solusi? Mari bedah bersama.
Kerusuhan demo tak ubahnya self-harm kolektif: marah pada keadaan, tapi justru melukai diri sendiri. Apa benar begitu?
Konspirasi demonstrasi adalah ancaman nyata, dan hanya rakyat yang sadar yang bisa memutus tali kendali dari para dalang di balik layar.
Kekosongan hukum pasca demo terkini dapat memunculkan ‘penjaga alternatif’, yang bisa menguji kepercayaan masyarakat dan stabilitas negara.
Gerakan murni bisa berubah arah. Saat kepentingan bermain, rakyat berisiko dijadikan pion. Jangan biarkan benturan jadi jebakan.
Kerusuhan bukan sekadar amarah spontan, tapi “billiard sosial” pemilik kepentingan. Dentuman ini: lahirkan reformasi, atau sekadar abu?
Sebaliknya, aksi damai menahan fokus tetap pada isu, memperluas koalisi, dan memudahkan jembatan komunikasi dengan pengambil kebijakan.
Mahasiswa demo berujung rusuh, anak sekoah menengah mematahkan rusuk temannya, wibawa pendidikan runtuh. Riset dan penelitian malah sepi, eh rusuh.
Jika mahasiswa sempat dan sanggup ikut demo, maka turun kejalan lah. Demo tidak seburuk yang mereka kira.
Demonstrasi bukan untuk meluapkan emosi (emokrasi) yang berujung pada tindakan anarkis (demo crazy).
Proses demokratisasi justru akan semakin sempit jika kita terseret oleh ikatan emosional sebagai hasil rasukan para elit.
Di tengah berbagai berita yang bikin hati miris, bikin pikiran dipenuhi rasa was-was, serta perasaan tak menentu; selalu ada berita menggembirakan. Ya
Anak STM, Anarkho, dan Beban Polisi Paling tidak, tiga kali ini demonstrasi dengan kerusuhan yang dihiasi dengan penangkapan dan penyebutan keterlibat
Lelaki paruh baya itu terjebak keriuhan demo. Bodohnya, ia tidak mengerti ujung-pangkal tuntutan para pendemo. Demo itu selintasan tertib dan baik-bai
Jangan berprasangka dulu sebelumnya. Bukan berarti saya tidak mau berunjuk rasa. Dalam era demokrasi, unjuk rasa merupakan hal yang lumrah. Bahkan unj
Niat baik dan perjuangan keras seakan sia-sia termentahkan oleh trik-trik politisi busuk yang tidak ingin negara maju dan kompak serta berpikiran dan
Mungkin banyak teman - teman mulai beralih, pecah fokus untuk kemudian mencoba menyeberang meninggalkan rasa kagum pada Jokowi. Itu pilihan dan dalam&
Pak SBY, Tidak Usah Mengajari Bebek BerenangKeadaan pasca pengesahan UU Cipta Kerja masih cukup hangat. Mau yang lucu-lucuan atau seru bahkan sengit a
Ketika di ujung mengatakan menolak, apa benar demikian pada awalnya? Ini yang menjadi masalah.