"Singgah lah di mana pun kau aman Pastikan pergi itu, pergi untuk pulang...."
"Aku terlalu menuntut dan mencari kebahagiaan, tanpa ingat tentang tujuan...."
"Bagaimana aku merasa berani dengan kebenaranSaat semua yang aku lakukan salahBagaimana?."
Mimpiku kini benar-benar tidur, di samping hancurnya aku setelah menemukanmu.
"Pada akhirnya kita menunggu masa depan di tepi Jurang."
Ketika takdir mengajak ngopi. Duduk berdua di warung kopi terdekat
Luka yang sudah tidak lagi minta disembuhkan Memilih berduka setelah melepaskan
"Saling menjunjung tinggi nilai-nilai yang dilupakan Selanjutnya, kembali mengolok-olok kesulitan orang."
"Segala masalah mengadu pada setiap pengampunan, pulang...."
Perlahan, satu-persatu. Kulepaskan, kuletakan, kucabut, kuhilangkan
"Masih pantaskah semuanyasaat yang keluar dari mulut itu hanyalah fiksi. Selama aku menginginkannya, rasa sakit menontonku."
"Tidak bisakah kita sedikit normal, membiarkan hati benar-benar menikmati bahagianya."
"Namun, kan kubiarkan kenangan jatuh indah di antara bintang...."
"Masih tetap tinggalWalau kepala tak lelah meminta sudah...."
Merakit janji dan sumpah sebagai tempat singgah Mencari-cari ujung tali untuk disambung Hari-hari itu kita tumpuk di samping jendela Menutup segalanya
Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan lukanya "Bahkan bekasnya pun masih bisa mendatangkan duka...."