"...Kemarin baru saja pulang Sudah disuruhnya pergi...."
"Membebaskan yang pernah dijaga dan dihuni bersama, kepercayaan yang kita bentuk hingga merupa pulau...."
"Hirap dari hiruk piku klakson keong yang tuli Meski liar yang teramat berduri ini hanya mengalir darah di dalam diri...."
"Sabar ...Sehari lagi sajaTunggu hati ini yakinBeri ia waktu, menghidupkan hal-hal yang selama ini mati...."
Tak bisakah kau pandang diriku, temani sedih dan sembuhkan lukaku?
"Singgah lah di mana pun kau aman Pastikan pergi itu, pergi untuk pulang...."
"Aku terlalu menuntut dan mencari kebahagiaan, tanpa ingat tentang tujuan...."
"Bagaimana aku merasa berani dengan kebenaranSaat semua yang aku lakukan salahBagaimana?."
Mimpiku kini benar-benar tidur, di samping hancurnya aku setelah menemukanmu.
"Pada akhirnya kita menunggu masa depan di tepi Jurang."
Ketika takdir mengajak ngopi. Duduk berdua di warung kopi terdekat
Luka yang sudah tidak lagi minta disembuhkan Memilih berduka setelah melepaskan
"Saling menjunjung tinggi nilai-nilai yang dilupakan Selanjutnya, kembali mengolok-olok kesulitan orang."
"Segala masalah mengadu pada setiap pengampunan, pulang...."
Perlahan, satu-persatu. Kulepaskan, kuletakan, kucabut, kuhilangkan
"Masih pantaskah semuanyasaat yang keluar dari mulut itu hanyalah fiksi. Selama aku menginginkannya, rasa sakit menontonku."