Kitab Al-Hikam Abu Madyan jauh mendahului Al-Hikam Ibn Athaillah. Sebuah buku yang tak kalah gemilangnya dalam menguraikan tasawuf.
Kajian rutin kitab Al-Hikam yang diadakan di wilayah Jakarta Selatan kembali dilaksanakan menghadirkan Ustadz Sonny Abi Kim dan Ustadz Muhammad Shofar
kekayaan sejati datang dari kemampuan melepaskan diri dari keinginan yang tak terbatas.
Tawakal menjaga hati kita tetap tenang, meski hasil tidak selalu sesuai dengan yang kita rencanakan.
terlalu sibuk mengejar apa yang telah dijamin oleh Allah, seperti rezeki atau kekayaan, sementara kita mengabaikan kewajiban kita
Berhentilah cemas atas apa yang sudah Allah jamin.
yang Allah minta bukan berapa tahun kita hidup, tapi apakah kita tetap menyembah-Nya hingga akhir.
Hikmah ke-61 ini mengajarkan kita sikap rendah hati dalam beramal.
Kemuliaan sejati hanya ada pada Allah, dan satu-satunya cara untuk mendapatkannya adalah dengan tunduk dan patuh kepada-Nya
sebaik-baik doa adalah memohon kemampuan untuk dapat melaksanakan kewajiban kita dengan ikhlas.
bijaklah dalam berbicara. Ada saatnya diam itu lebih baik daripada berbicara.
Zuhud bukan berarti menjauh dari dunia, tetapi lebih kepada menjauhkan dunia dari hati kita.
Ketaatan yang dibarengi dengan kesombongan dan merasa lebih baik daripada orang lain bisa merusak amal kita.
Berbaik sangka kepada Allah juga sangat bermanfaat bagi kehidupan kita secara emosional dan psikologis
kita harus selalu merasa gelisah ketika tidak melakukan kewajiban agama dan menyesal atas dosa yang kita perbuat.
Sebagai umat Islam, kita harus meyakini bahwa setiap ujian yang datang adalah sesuatu yang sudah Allah tentukan.
Kehidupan ini penuh dengan pilihan, saudara-saudaraku. Dan salah satu pilihan itu adalah memilih teman yang tepat.
Hikmah ke-6 dari Kitab Al-Hikam ini mengingatkan kita untuk tidak mudah putus harapan ketika doa.
Dengan menanamkan tawakal dalam diri, kita akan merasa cukup dengan apa yang ada dan tidak tergoda oleh godaan dunia yang sementara.
Setiap kesulitan atau penghalang yang kita hadapi adalah kesempatan untuk muroqobah atau mendekatkan diri kepada-Nya.