Mohon tunggu...
Humaniora

Pandai Memilih Teman, Jalan Mulus Mencapai Mardhotillah

20 Desember 2016   09:15 Diperbarui: 20 Desember 2016   09:24 1360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Edisi pengajian kitab alhikam

Sebagai manusia ciptaan Allah yang memiliki sifat sosial atau bermasyarakat, kita tentu saja mempunyai keinginan untuk bersosialisasi atau bergaul dengan manusia lain di sekitarnya.bersosialisasi atau bergaul dari waktu ke waktu seiring perkembangan zaman sudah berbeda bentuk dan tujuannya.seiring berkembangnya zaman, bergaul atau bersosialisasi tidak hanya dilakukan melalui face to face atau hanya bertatap muka antara orang yang saling mengenal seperti keluarga, kerabat, teman dan lain-lain, namun sekarang bergaul atau bersosialisasi juga bisa dilakukan tidak hanya di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya,seperti di media sosial (medsos) yang sekarang sudah tidak asing lagi, bahkan hampir semua orang mengenal dan terlibat di dalamnya.

Namun dengan demikian, walau bergaul dan bersosialisasi merupakan kebutuhan, tetapi bukan berarti bahwa bergaul tidak memiliki aturan dan kaidah –kaidah atau norma agama.

Aturan bergaul ,baik dengan sesama jenis, lawan jenis, keluarga ,kerabat,rekan dan lainnya dalam agama islam tentu saja sudah diatur oleh Allah baik melalui kalam Nya,maupun melalui sabda Rosululloh SAW berupa hadits – haditsnya yang sahih.

Banyak sekali firman Allah dan hadits yang mengatur dan menerangkan tentang memilih teman dalam bergaul.Artikel ini hanya secuil saja membahas salah satu keutamaan berteman atau bergaul dengan teman yang baik.

Salah satu anjuran untuk berteman diantaranya adalah:

  • Bertemanlah dengan orang yang akan selalu membangkitkan keimanan kita kepada Allah
  • Bertemanlah dengan orang yang perkataannya,tindakannya, akan selalu mengingatkan kita kepada Allah.
  • Hal ini sesuai dengan isi yang terkandung dalam kitab Alhikam karangan lil alim al alamah walhibrul Bahril Fuhaamah,yang berbunyi :
  • laa tashab man la yanhaduka haalahu,walaa bidzaalika alallohi maqoolahu”

Yang artinya janganlah kamu berteman(dalam hal ini bukan hanya berteman, bisa juga memilih suami, memilih sahabat, memilih rekan kerja, tempat bekerja, atau kolega)yang tidak dapatmembangkitkan atau meningkatkan keimanan kita kepada Allah dan janganlah pula memilih teman/sahabat/suami kolega,dan lain-lain yang perkataannya tidak selalu mengingatkan mu kepada Allah.

Jelas sekali makna yang terkandung dalam kitab Alhikam tersebut, karena memang, teman, atau teman hidup adalah merupakan orang yang akan berjalan beriringan bersama kita, selayaknya teman, kita akan selalu bersama-sama, nah dengan demikian, suka duka pun akan kita rasakan bersam-sama.tetapi apalah artinya teman jika hanya yang dia berikan hanya manis di dunia saja, teman yang baik adalah teman yang akan mengantarkan kebahagiaan terhadap kita bukan hanya di dunia saja, namun juga akan menghantarkan kita ke dalam kebahagiaan yang kekal yaitu di akhirat, di dalam syurga!.

Dalam sebuah hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau :

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة

Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun