Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Inisiasi Membangun Literasi Anak Negeri

14 November 2018   06:32 Diperbarui: 14 November 2018   07:54 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : Dokpri

Kehadiran para pegiat literasi sore itu di De Helsniki coffee shop merupakan kegiatan untuk membangun silaturahmi dan saling berkoordinasi dengan sesama inisiator atau pegiat litersasi yang kini tergabung dalam pustaka begerak PBI Aceh. Sejalan dengan semakin mudahnya komunikasi lewat whatsapp, maka mereka selama ini menggunakan WA untuk media komunikasi dan berdiskusi dan berbagi pengetahuan, pengalaman dan masalah yang mereka hadapi masing-masing.

Apa yang aku simak dari diskusi sore itu, aku menyimpulkan beberapa hal. Pertama, para inisiator atau pegial literasi ini membangun komunitas membaca lewat TBM, atau pojok baca merupakan inisiatif yang lahir atas keprihatinan terhadap rendahnya minat membaca di kalangan masyarakat dimana mereka berdomisili. Mereka terpanggil untuk melakukan hal-hal yang dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan minat membaca. Untuk itu, mereka dengan segala kemampuan yang ada berusaha  mencari bacaan-bacaan dari berbagai sumber yang mereka dapat. Kedua, para inisiator atau pegiat literasi ini adalah para relawan yang secara sukarela, tanpa mendapatkan gaji atau bayaran atau inisiatif yang mereka lakukan. 

Namun, tetapi peduli dan mau melakukan hal-hal positif dan konstrukstif membangun minat membaca di tengah masyarakat. Ke tiga, tergambar dari diskusi tersebut bahwa mereka adalah orang-orang yang peduli (care), mengetahui dan memiliki pengetahuan untuk menggorganisir diri dan sumber daya, serta memiliki kemauan yang tinggi untuk berbuat, walau secara finansial tidak memberikan keuntungan bagi mereka. 

Ke empat, para inisiator atau pegiat literasi ini, sebagai inisiator lokal yang merupakan para relawan yang kini semakin langka sejalan dengan semakin memudarnya sikap voluntirisme di tengah masyarakat kita. Padahal, dalam kondisi apapun, kita tetap membutuhkan relawan. Sayangnya kini semakin sulit kita dapat relawan yang dengan suka rela mengabdi dan melakukan aktivitas kerelawanan itu. Hal ini sesuai dengan apa yang sedang dihadapi oleh para pegiat literasi ini.

Selayaknya kita tumbuhkan kembali semangat kerelewanan di tengah masyarakat kita. Oleh sebab itu, ketika kita masih memiliki beberapa  inisiator, relawaan  yang salah satunya adalah sebagi pegiat literasi ini kita bantu.  Khusus untuk bidang literasi ini, sangat banyak cara yang bisa kita lakukan. Sesungguhnya, kita bisa membantu mereka, karena pada diri kita banyak sumber daya yang bisa kita bagikan.  Salah satu yang dapat kita lakukan adalah mengumpulkan buku-buku bacaan yang pernah kita beli untuk anak-anak kita, dimana buku-buku itu sudah habis dibaca dan tidak dibaca lagi, akan sangat bermanfaat bila dikumpulkan dan disumbangkan kepada para inisuator yang pegiat literasi ini. 

Mereka bisa menjadikan buku-buku yang sudah tidak kit abaca lagi itu menjadi terbaca. Ayo kita bantu mereka. Membantu mereka adalah membantu anak bangsa. Selain membantu mereka dengan sumber bacaan, kita juga busa berbagi rezeki untuk menyediakan fasilitas lain, seperti tempat yang bisa dihibahkan atau dipunjamkan. Bisa pula membantu pendanaan untuk biaya operasional. Sehingga bisa meringankan beban mereka. Sudah saatnya kita bangkit membangun literasi secara bersama-sama dengan para inisiator dan pegiat literasi ini. Kalau kita mau, semua pasti bisa. Mari kita mulai sekarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun