Maklumlah, kegaduhan yang bukan esensi dari masalah, memang kerap terjadi di masyarakat. Saya tidak paham apa yang menyebabkan itu.
Kalau menilik sejarah berdirinya Kemenkominfo yang bermula dari Departemen Penerangan, mungkin diperlukan juga peran lebih aktif, agar masyarakat dapat memperoleh asupan berita, dalam hal ini informasi publik, yang benar dan bermanfaat.
Kenapa saya mengatakan itu? Karena setelah membaca Perpres No.54 tahun 2015 tentang Kemenkominfo, pada pasal 19 tertulis" pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengelolaan dan penyebaran informasi publik, peningkatan peran media publik, serta pengembangan lembaga informasi dan kehumasan pemerintah".
Mungkin dengan asupan berita (informasi publik) yang bermanfaat, maka masyarakat tidak mudah ribut dengan hal-hal yang sebetulnya tidak perlu dibuat ribut. Sekali lagi, ini cuma sebuah kemungkinan.
Meskipun tidak suka kehebohan, namun saya masih penasaran mengenai siapa sosok yang menjadi Menkominfo nanti.Â
Maka sebagai penutup, saya kembali bertanya kepada ChatGPT.
"Apa Einstein bisa menjadi Menkominfo?"
"Einstein memang orang brilian, yang memiliki kontribusi tinggi bagi ilmu pengetahuan. Akan tetapi dia bukan pakar bidang komunikasi dan informatika."
"Bagaimana dengan Claude Shannon?"
"Shannon adalah seorang pakar pengembang pondasi matematika, yang menjadi dasar teori komunikasi dan informasi. Pemahaman tentang komunikasi dan informasi memang menjadi aset penting untuk menjadi Menkominfo. Akan tetapi, masih ada persyaratan dan prosedur lain yang harus dipenuhi."
Karena kesal tidak ada orang memenuhi syarat, saya memutar otak agar ChatGPT sudi memberi petunjuk siapa yang layak untuk menjadi Menkominfo.Â