Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Singa yang Tak Pernah Mengaum Lagi

24 November 2018   07:10 Diperbarui: 24 November 2018   07:48 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pikirannya kemudian melayang ke peristiwa yang dialaminya dini hari tadi.

Walaupun rekan-rekannya tidak mendengar auman, namun setidaknya dia sendiri mendengar Singa itu mengaum, tepat jam 00:10 dini hari tadi.

Lalu dia berpikir, kenapa pin yang biasanya tersemat di baju kakek itu, tertancap di pohon sakura tua yang terletak tidak jauh dari kandang Singa? Apalagi hari ini adalah tanggal 1 April, hari dimana biasanya kakek itu datang kesini dan berdiri di depan pohon sakura itu. Padahal, kakek itu saat ini hilang dan tidak diketahui keberadaannya.

Sebagai orang Jepang, Puutaro memahami bahwa bunga sakura, bagi masyarakat Jepang adalah kehidupan itu sendiri. Filosofinya, mekarnya bunga sakura melambangkan pertemuan atau kelahiran, dan gugurnya bunga sakura melambangkan perpisahan atau kematian. Di dalam kehidupan, di mana ada pertemuan di situ selalu akan ada perpisahan dan akan berulang demikian terus menerus. Siklus mekar dan gugurnya bunga sakura itu bisa dianalogikan dengan reinkarnasi.

Bunga sakura juga menjadi perlambang sesuatu yang mistis dan sakral. Orang Jepang beranggapan bahwa di mana ada bunga sakura yang bermekaran, maka disitu akan hadir ruang sakral di dunia kita yang fana ini.

Mengapa Singa itu mengaum di saat yang sama bunga sakura itu mekar? Lalu, mengapa pin kakek itu tertancap di pohon sakura?


Pertanyaan demi pertanyaan menghujani pikiran Puutaro. Di saat yang sama, beberapa serangga masuk ke ruang tengah itu karena Puutaro tidak menutup rapat jendela yang ada disana. 

Puutaro menaruh koran di meja dan memejamkan matanya. Dia tidak mau memikirkan lebih jauh lagi tentang auman Singa yang didengarnya, tentang pin sang kakek yang tertancap di pohon sakura, tentang sakura yang mekar hari ini, maupun tentang hubungan diantaranya.

Dia juga membiarkan dirinya dikerubungi oleh serangga itu. 

Rasa malas menghantuinya, atau lebih tepatnya, rasa takut untuk masuk ke kamarnya yang menghadap Timur. Kearah dimana pohon sakura tua dan Singa tua itu berada, dan tidur sendirian disana, malam ini.

Sejenak kemudian, suara dengkuran Puutaro terdengar. Entah dia sedang larut dalam tidurnya yang nyenyak, atau dia larut dalam mimpinya yang lain lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun