Dalam sebuah percakapan dengan seorang mahasiswa yang sedang menempuh studi di luar negeri, dia mengkritik kondisi Indonesia melalui media sosial. Namun, kritik tersebut tidak diterima dengan baik oleh netizen. Banyak yang berpendapat bahwa kritik tersebut tidak beradab, meskipun mahasiswa tersebut sedang menempuh studi doktor. Dari peristiwa ini, muncul pertanyaan: manakah yang lebih penting, beradab atau berilmu?
   Peradaban adalah istilah yang merujuk atas kemajuan suatu masyarakat dalam berbagai aspek, seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, teknologi, dan moral. Masyarakat yang dianggap beradab biasanya memiliki tata krama, etika, dan cara hidup yang tertata baik. Dalam bahasa Indonesia, kata peradaban berasal dari kata dasar 'adab', yang berarti kesopanan atau kebudayaan yang tinggi.
   Sementara itu, ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh melalui proses belajar dan penelitian. Ilmu berkembang melalui eksperimen, observasi, dan metode ilmiah, serta mencakup berbagai disiplin seperti sains, teknologi, dan humaniora.
   Pertanyaan yang sering muncul adalah, manakah yang lebih dahulu: beradab atau berilmu? Ini adalah perdebatan menarik yang bisa dilihat dari berbagai sudut pandang.
Jika pendekatannya:
Berilmu Lebih Dulu: Dalam sejarah manusia, ilmu pengetahuan sering kali menjadi dasar perkembangan adab. Misalnya, pengetahuan tentang pertanian dan pengelolaan sumber daya alam membantu menciptakan tatanan sosial yang lebih kompleks dan tertib. Pengetahuan membawa manusia ke level peradaban yang lebih tinggi dengan adanya kemajuan dalam teknologi, hukum, dan pemerintahan. Dalam konteks ini, ilmu berfungsi sebagai fondasi yang memperkuat tata krama dan etika dalam masyarakat.
Beradab Lebih Dulu: Di sisi lain, ada yang berpendapat bahwa manusia sudah memiliki adab atau etika dasar sebelum mereka mengembangkan ilmu pengetahuan secara formal. Masyarakat awal mungkin sudah memiliki aturan moral tentang bagaimana berinteraksi satu sama lain, bekerja sama, dan hidup dalam harmoni. Dalam hal ini, adab muncul sebagai hasil dari nilai-nilai sosial dan moral yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Berkembang Bersama: Ada pula pandangan yang menyatakan bahwa beradab dan berilmu berkembang secara bersamaan. Seiring manusia mempelajari lebih banyak tentang dunia, mereka juga memperbaiki cara hidup dan interaksi sosialnya. Pada saat yang sama, ilmu pengetahuan berkembang untuk memenuhi kebutuhan dan tantangan yang ada dalam masyarakat, yang pada gilirannya memperbaiki tatanan sosial.
   Banyak masyarakat tradisional atau suku-suku pedalaman, meskipun tidak memiliki ilmu pengetahuan dalam pengertian modern, memiliki adab dan budaya yang sangat kaya. Meskipun mereka tidak mengembangkan ilmu pengetahuan seperti yang kita kenal, mereka memiliki kearifan lokal yang sangat berharga, seperti pengetahuan tentang tumbuhan obat, pola cuaca, dan kelestarian lingkungan.
    Peradaban besar seperti Mesir Kuno, Yunani, dan Mesopotamia berkembang dengan memadukan ilmu pengetahuan dan adab. Pengetahuan tentang irigasi, astronomi, dan pemerintahan membawa peradaban tersebut ke tingkat yang lebih tinggi. Namun, nilai-nilai etika, seperti keadilan dan harmoni sosial, juga sudah ada sebelum ilmu pengetahuan modern berkembang.
Kesimpulan