Mohon tunggu...
syarifah raisha
syarifah raisha Mohon Tunggu... -

Seorang pelajar sekolah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tersesat di Tempat yang Tak Terduga

20 September 2025   22:54 Diperbarui: 20 September 2025   22:54 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tersesat Di Tempat yang Aneh

Namaku Caca. Hari itu aku pergi jalan-jalan bersama ayah dan ibuku. Kami naik mobil yang dikemudikan ayah. Di dalam mobil suasananya seru sekali, kami ngobrol sambil tertawa.

Tiba-tiba ayah menghentikan mobil. Katanya, ia mau membeli sesuatu sebentar. Aku dan ibu hanya mengangguk. Ayah pun turun, lalu beberapa menit kemudian kembali sambil membawa sebuket bunga besar. Aku kaget, kenapa tiba-tiba diberi bunga? Tapi akhirnya aku menerimanya dengan senang hati.

Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan. Ayah kembali mengenakan sabuk pengaman. Di dalam mobil, kami bercerita tentang sekolahku nanti. Oh iya, sekarang aku sudah kelas 5 SD.

Tak hanya bercerita, aku juga mendengarkan nasihat dari ayah dan ibu. Lama-lama aku mengantuk, lalu tertidur. Saat bangun, aku kaget karena mobil sudah berhenti di sebuah tempat yang belum pernah aku datangi.

Ternyata tempat itu adalah taman yang sangat indah. Tidak jauh dari situ ada tempat makan. Ayah dan ibu langsung berlari ke sana untuk makan. Aku pun mengikuti mereka sambil berlari kecil dan melihat-lihat taman.

Ayah dan ibu duduk sambil menikmati makanan. Aku mencoba mengajak mereka duduk santai di taman, tapi mereka sibuk sendiri dengan makanan. Karena tidak diajak bicara, aku memilih berjalan-jalan sendiri.

Hari mulai gelap. Tiba-tiba taman itu berubah menjadi pasar yang penuh dengan orang-orang aneh. Aku takut sekali! Aku berlari mencari ayah dan ibu, tapi mereka tidak ada di mana-mana.

Aku panik dan terus berjalan. Ketika hendak melewati sebuah jembatan, tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang menarik tanganku. Ia berbisik,
"Kamu tersesat, ya?"
Aku mengangguk.
"Kalau begitu, ikut aku," katanya.

Aku pun mengikutinya. Ajaib, tiba-tiba aku sudah kembali ke taman yang tadi. Di sana kulihat ayah dan ibu sedang makan seperti biasa, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Aku segera berlari menghampiri mereka dan memeluknya erat.

Aku menoleh ke arah anak laki-laki itu. Ia tersenyum dan berkata, "Terima kasih." Aku mengangguk, lalu ia menghilang begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun