Dan kisah kita bak daun, yang pelan bergerak tertiup angin lalu jatuh melayang, menjadi layu terlupakan waktu.
mendekatlah,
dan rasakan debaran jantung dan denyut nadi, setiap denyutan tersirat namamu,
rindu menjuntai di tepian hati,berdiam sejenak di gelisah hari,aku dan kamu tertegun sendiri, rindu tak sempat jua diakhiri
Di depan pintu Kutuliskan puisi untukmu dan kunyanyikan beberapa lagu kesukaanmu. Tapi kau masih saja menahan rindu.
Bila ucapan membuatmu ragu biarkan tangan yang bisu ini memainkan penanya,
Di Kompasiana, menulis namamu disetiap sajakku.
Hingga sayapku basah,terbang menembus rimbun air langit,namun tetap kuyakinkan rapuh hati, melawan perih,melayang tanpa peduli dera,
Kini... .. .
Ku izinkan kau untuk berlalu dan pergilah brsama dia yg mungkin mampu bahagiakanmu, Meski terasa perih hatiku untuk merelakanmu
Sudahi dulu semua tentang kesedihan, mari hadapi kenyataan, jangan lupa..siapkan tempat baginya di ingatan,
Dengan gontai, kurelakan kau pergi ...