Mohon tunggu...
Syifa Khairunnisa Zahrah
Syifa Khairunnisa Zahrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Saya merupakan mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kalang Kabut Melihatnya, Bukan Hantu Tapi Tamu

16 April 2024   23:20 Diperbarui: 16 April 2024   23:39 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda dengan Deaninda, Dariyah (49) wanita asal Karanganyar, Kebumen yang kini sudah tinggal di Bandung selama 20 tahun mengaku bahwa sejak kecil mempunyai peran di keluarganya sebagai penyambut tamu.

“Dulu waktu kecil termasuk orang yang gak percaya diri kalo nyambut tamu, tapi gak begitu malu juga, karena dari kecil dibiasakan untuk menyajikan teh buat tamu. Karena di rumah seringnya gaada siapa-siapa, dan memang dari dulu kalo pembagian peran atau tugas dalam keluarga menyambut tamu itu saya, lanjut lagi dengan rangkaian bikin teh, jadi mau gamau harus menghadapi langsung tamunya. Kalo dibandingkan dengan kakak saya yang cowok, karena beda tugas atau peran, kakak saya lebih jarang kayak menyambut tamu,” tutur Dariyah.

Datang Tak Diundang, Pulang Tak Diantar

Dariyah mengungkapkan bahwa dirinya juga sebenarnya kaget jika ada tamu tiba-tiba datang ke rumahnya, “pertama pasti kaget, terus butuh persiapan kalo ada tamu tiba-tiba dateng ke rumah karena bisa aja rumahnya belum rapi terus kita belum mandi atau kita ada kesibukan yang lain. Beda kalo sebelumnya tamunya ngabarin dulu, jadi kita bisa siap-siap beresin rumah dan kasih jamuan buat tamu.” kata Dariyah.

Deaninda juga menyatakan bahwa jika tamu memberi kabar terlebih dahulu sebelum berkunjung, Ia tidak akan kabur, karena jika tamu memberi kabar sebelum datang, Ia bisa menyiapkan baik jasmani maupun mentalnya sebelum berhadapan dengan tamu. 

“Kalau orang terdekat, yang aku kenal, aku enggak kabur kok. Pasti aku bukain dulu baru manggil ayah atau ibu, soalnya kalau orang terdekat kan, aku enggak perlu takut awkward karena pastinya memang sudah nyambung juga mau ngobrolin apapun juga,” lanjut Deaninda. 

Berbeda Generasi, Berbeda dalam Cara Menyambut Tamu?

Jika diamati lewat media sosial, anak muda yang hidup di zaman sekarang cenderung menjadi individu yang memilih lari atau kabur dan tidak langsung otomatis menyambut tamu yang datang. Berbeda halnya dengan generasi sebelumnya yang merupakan orang tua dari anak-anak muda zaman sekarang. Rini S. Soemarwoto, S.Psi., MA, Ph.D. Dosen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran menjelaskan fenomena tersebut bahwa istilah generasi perlu dimengerti sebagai generasi sosial. 


“Orang yang lahir di tahun yang sama akan mengalami budaya tumbuh kembang yang relatif sama. Artinya, waktu atau masa kelahiran mempunyai pengaruh substansial pada perilaku, sikap, nilai, dan trait kepribadian. 

Now, let see, masa smartphone yang dialami Z, memberikan pengalaman yang berbeda jauh dengan X dalam hal kehidupan sosial, komunikasi, hiburan, politik. Z dihadapkan pada questions tentang gender identity dan roles yang mungkin tidak lagi bersifat binary, sexual orientation, kelas dan status. Z dihadapkan pada pikiran dan ekspresi yang lebih bersifat individual, yang mempertanyakan nilai-nilai yang lebih bersifat mainstreams.  Namun bukan berarti free speech seperti yang dilakukan x, malah restricted, misalnya dalam hal ras, sex.” tutur Rini.

Dariyah termasuk dalam generasi X dan dalam wawancaranya, Dariyah menyatakan bahwa  sejak kecil Ia memang sudah diberi tugas oleh keluarganya untuk menyambut tamu bahkan hingga menyajikan suguhan teh untuk tamunya. 

Berbeda dengan Deaninda yang merupakan generasi Z, Deaninda mengatakan bahwa ibunya sempat kesal dengan perilakunya namun kadang perilakunya juga jadi bahan bercandaan, “ada banget keselnya, kenapa gitu loh enggak mau dibukain dulu, kan kasihan ya tamunya nunggu. Aku juga sering dinasehati kok. Tapi kadang juga jadi bercandaan, diketawain, soalnya aneh. ‘kamu tuh kenapa ngeliat tamu kaya ngeliat hantu, sih,’kata ibu.” tuturnya.

Maka apakah berbeda generasi, berbeda cara menyambut tamu? Boleh jadi berbeda karena antar generasi mempunyai pengalaman yang berbeda pula dalam hal kehidupan sosial, komunikasi, hiburan, dan politik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun