Mohon tunggu...
Syifa Aulia
Syifa Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi

enjoy writing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pindah Agama, Warganet Bersuara: Ujaran Kebencian di Media Sosial (Pengertian, Contoh Kasus, Dampak, dan Solusi) )

10 Juni 2025   21:40 Diperbarui: 10 Juni 2025   21:40 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu komentar bernarasi agama di postingan instagram dr. Richard Lee

Ketika kamu sedang berselancar di media sosial, pernahkah kamu menemukan konten tokoh publik atau seseorang yang pindah agama? Lalu kamu membuka kolom komentar, terperangah melihat balasan negatif dari sejumlah warganet? Ada pula yang berkomentar positif dan mendukung perpindahan perjalanan spiritual tersebut, tetapi masih banyak ditemukan warganet yang menghakimi pilihan itu.

Sejak adanya media sosial, arus informasi bertukar sangat cepat. Orang-orang dapat membagikan perasaan, aktivitas, dan minatnya dengan bebas. Namun, jangan lupa bahwa di dunia nyata maupun maya pun, kita tidak sendiri. Ada fitur seperti komentar yang membuat orang lain dapat menanggapi konten yang kita bagikan. Tak jarang kita menemukan tipikal warganet "hakim agung" yang mengomentari apa yang baik dan buruk menurutnya saja tanpa benar-benar memahami atau bahkan peduli dengan pembuat konten.

Misalnya saja kasus seorang mantan istri dari pelawak kawakan Sule, Natalie Holscher. Usai Natalie memutuskan pindah agama ke Islam dan menikahi Sule, ada banyak tanggapan positif maupun negative. Ditambah dengan profesinya yaitu seorang DJ, namun usai menikah natalie mengenakan hijab dan berhenti dari pekerjaannya tersebut . Tetapi rumah tangga mereka kandas beberapa tahun kemudian, natalie kembali bekerja sebagai seorang DJ dan melepas hijabnya.

Ramai komentar dan ujaran kebencian dari warganet, seperti, ia hanya pindah agama untuk menikah, atau taat sama suami tapi tidak taat pada Tuhan. Padahal, tidak ada yang mengetahui niat dan isi hati Natalie. Ia mau berpindah keyakinan atau tidak, itu pun urusan pribadinya. Hanya saja, masyarakat kita dipenuhi dengan praduga dan sentimen negatif. Sikap ikut campur dan ingin tahu segala juga menjadi faktor pendorongnya.

Kemudian terdapat komentar yang memprovokasi seperti yang ditemukan pada akun dr. Richard Lee. Usai diketahui pindah ke agama Islam, warganet ramai merespon hal tersebut. Seperti gambar di bawah ini, terdapat warganet yang meminta dr. Richard untuk Kembali ke agama sebelumnya. Padahal, tidak ada hak dan paksaan untuk masuk maupun keluar dari agama maupun keyakinan apapun. Tetapi masih saja ada warganet yang sibuk mengurusi kehidupan pribadi seseorang.

Komentar negatif yang kita temukan di internet dapat dikategorikan sebagai ujaran kebencian, namun apa saja yang dapat dikatakan sebagai ujaran kebencian?

Apa itu ujaran kebencian?

Ujaran kebencian dapat didefinisikan sebagai segala bentuk ekspresi yang berusaha mempermalukan orang berdasarkan karakteristik kelompok (misalnya, etnis, gender, agama, tampilan fisik, ras). Serangan ini dapat ditujukan pada tokoh publik, kaum marjinal, dan minoritas. Media sosial membentuk opini publik yang bisa mengabaikan fakta dan menguatkan stigma. Pada media sosial, ujaran kebencian dirujuk dalam bentuk ekspresi (tulisan, ucapan, pidato, orasi), yang bersifat persuasif untuk menghasut anggota, kelompok, organisasi, atau kalangan tertentu.

Menurut Berger & Luckmann (1966), realitas sosial dibentuk oleh interaksi manusia dan dilegitimasi oleh kebiasaan kolektif. Sehingga, Ketika ada sejumlah orang yang menyerang pribadi seseorang menggunakan parameter nilai yang ia pahami terlebih jika itu adalah tanggapan negative, berpotensi menimbulkan efek ikutan pada orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun