Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mengintip Tradisi Pemakaman di Berbagai Negara dari Mata Kompasianer

1 Juni 2016   11:58 Diperbarui: 1 Juni 2016   13:48 1551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

-  [caption caption="Makam (Sumber Foto, Akun twitter @LifeQuates)"][/caption]

Kematian identik dengan duka dan kesedihan. Setelahnya raga si mati harus dimakamkan secara layak tentunya. Prihal mengantar jasad mayat ke liang lahat ini seringkali dilewati dengan berbagai tradisi, konon katanya untuk menghormati ruh yang mati agar di alam baqa mendapat ketenangan yang hakiki.

Jika di Indonesia misalnya dikenal tradisi pemakaman dengan diikuti Yaasinan, tahlilan, ngaben dan sebagainya, berbagai negara di dunia juga memiliki tradisi penguburan yang tak kalah unik. Semua tentu berduka ketika orang-orang terkasih berpulang ke alam baqa, berbagai negara menampilkan duka menyoal kematian dengan cara yang berbeda satu sama lainnya.

Sejumlah Kompasianer diaspora yang tersebar di berbagai negara berbagi cerita tentang tradisi pemakaman di wilayah domisili mereka.

Yuk, intip tradisi pemakaman di berbagai negara, inilah intisarinya.

1. Iring-iringan Jenazah di Korea

Berdomisili di negeri gingseng mengikuti suami tercinta membuat Sasya Mama paham soal budaya korea termasuk tradisi pemakaman di sana.

Sasya berbagi cerita bahwa di korea, mengurus pemakaman orang meninggal berbeda antara di kota dan di desa. Jika di kota, banyak orang maunya serba praktis dan gak mau repot makanya jika ada keluarga yang meninggal dunia segala pemakaman biasanya diurus oleh rumah duka yang biasa mengurus pemakaman. Biaya pemakaman juga gak murah, minimum 5 juta won hampir 50 juta rupiah. Sementara jika pemakaman di desa-desa di Korea umumnya budaya tradisional masih mendominasi prosesi.

Salah satu yang unik dari pemakaman tradisional di Korea adalah adanya tradisi tangis Gok. Tangisan khusus jika ada kematian di Korea. Tangis ini ada nadanya, berbeda dengan tangisan biasa. Papar Sasya.

" Kalau di Korea dalam satu keluarga tak bisa menagis seperti itu maka siap-siap jika ada keluarga yang meninggal dunia biasanya bayar orang untuk menagis Gok". Tambah Sasya.

Keranda jenazah di Korea disebut "Senge" bentuknya unik dan berwarna warni sementara di mulut jenazah dimasukkan 3 koin uang dan juga sejimpit beras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun