Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setengah Lusin Mutiara dari Sosok Pepih Nugraha

31 Desember 2016   13:18 Diperbarui: 31 Desember 2016   15:09 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Berpikir di Luar Kotak

Mencoba zona yang tak biasa sepertinya sudah menjadi sebuah kebiasaan bagi Pepih Nugraha yang terbiasa berpikir di luar kotak. Bisa dibayangkan, pada awalnya bukan hal mudah bagi media sebesar Harian Kompas untuk menerima keragaman tulisan warga di Kompasiana yang memang menyandang "nama besar" "Kompas" Tapi perlahan namun pasti Kang Pepih bisa membuat kompasiana berdiri sejajar dengan Kompas. 

Jangan takut mencoba sesuatu yang tidak umum, selama itu untuk hal baik.
Sebuah pelajaran lain yang saya tangkap.

5. Kompasiana

Entah akankah ada salah satu blog sosial terbesar di Indonesia saat ini jika tanpa tangan dingin, kreativitas, keberanian dan nyali seorang Pepih Nugraha.

Bagi Kang Pepih, Kompasiana pasti telah menjadi bagian tersendiri dari hidup beliau dengan segala dinamikanya, Sesuatu yang mengasah lebih tajam nyalinya sebagai Play maker, sesuatu yang mengasah dan memaksimalkan banyak sisi dalam hidupnya, bisa dibayangkan Kompasiana pasti tidak akan tersingkir begitu saja dari ingatannya.


Sementara bagi saya, mahasiswa serta satu dari sekian banyak anggota Kompasiana, Kompasiana itu...Ah! Selalu jadi mellow setiap mengurai lebih dalam tentang si rumah si Kriko ini.

Kompasiana akan menjadi jalan bagi kelulusan skripsi saya nanti. Kompasiana- dan juga Kompasianer bagi saya istimewa dalam kesederhanaan. Banyak yang saya pelajari semenjak mengenal dan aktif menulis di Kompasiana. Tentang, melek konten, how to write good content, kesabaran, Kesederhanaan, "jalan bawah tanah" :) dan banyak hal lainnya. Sesuatu yang mungkin tidak bisa saya rasakan jika dulu Kang Pepih dan tim tidak membuat Kompasiana. Bukan nama besar Kompas yang membuat Kompasiana istimewa, tapi kesederhanaan orang-orang di dalamnya, terima kasih, Kang Pep.

Kang Pepih pamit dari Kompasiana, bohong kalau saya tidak sedih. Sedih pasti, tapi saya dan banyak orang akan mendukung penuh bertambahnya seorang teknoprenuer baru di dunia digital Indonesia: Kang Pepih Nugraha.

6. Inovasi

Setelah mendirikan dan merawat Kompasiana sampai besar, Kang Pepih memutuskan untuk memulai berdikari merintis platform sendiri dengan inovasi konten berbasis tanya-jawab. Sukses untuk rintisan terbarunya, dan ditunggu gebrakannya, Kang. Sebuah langkah berani yang mengingatkan kita agar Jangan takut memperbaharui diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun