Mohon tunggu...
Syekar Ayu Ghalbiyah
Syekar Ayu Ghalbiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Psikologi Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kegagalan sebagai Pengalaman? : Membangun Self-Efficacy melalui Positive Self-Talk

16 Januari 2024   11:12 Diperbarui: 19 Januari 2024   10:25 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Kegagalan adalah suatu hal wajar yang terjadi dalam kehidupan. Namun, remaja seringkali memberikan makna bahwa kegagalan sebagai hal yang harus dihindari. Dampak kegagalan pada remaja secara kognitif akan menimbulkan keraguan, tidak memiliki keinginan untuk  mencoba tugas yang menantang, serta selalu merasa kalah dan tidak memiliki motivasi yang kuat untuk belajar.  Kemudian, secara emosional, remaja yang mengalami kegagalan akan rentan mengalami stres, depresi, dan frustasi  (Syamsu & Milla, 2014). 

 Selain itu, kegagalan terdahulu juga akan berdampak pada bagaimana cara pandang remaja terhadap kemampuan dan harga dirinya, sehingga dapat menurunkan self-efficacy. Self-efficacy adalah persepsi dan keyakinan terhadap diri sendiri mengenai seberapa mampu diri untuk mempelajari dan menampilkan tugas dalam berbagai tingkatan (Bandura, 1989). Self-efficacy dikatakan sebagai prediktor yang konsisten terhadap kesejahteraan remaja (Faulkner, dkk. 2009). 

Dari pernyataan tersebut dapat memberikan makna bahwa self-efficacy mempengaruhi kualitas kehidupan menjadi lebih positif dan meningkatkan motivasi untuk perbaikan diri. Kemudian, persepsi individu mengenai self-efficacy juga memegang peranan yang krusial karena dengan adanya self-efficacy, individu mampu untuk untuk menyesuaikan perubahan yang terjadi, baik perubahan diri maupun lingkungan sosial. Namun, terkadang remaja memiliki self-efficacy yang rendah karena hanya berfokus pada satu kegagalan yang pernah dialami. 

 

Untuk itu, salah satu cara untuk menurunkan perasaan negatif dan meningkatkan self-efficacy agar remaja dapat menyembuhkan diri dari perasaan bersalah atas kegagalan yang dihadapi adalah dengan melakukan positive self-talk (Walter, 2019). Positive self-talk adalah teknik yang digunakan dengan menerapkan dialog individu terhadap dirinya sendiri mengenai persepsi dan keyakinannya yang bertujuan untuk memunculkan emosi positif agar dapat memerintahkan diri untuk melakukan hal-hal yang bersifat konstruktif sehingga dapat membangun semangat untuk mencapai perubahan yang ingin dicapai (Permatasari dalam Ananda & Apsari. 2020). Self-talk ini sebagai salah satu teknik yang pertama kali dicetuskan oleh Aaron T. Beck dimana berfungsi sebagai self-help dan membantu mengubah cara pandang individu terhadap pemikirannya. Teknik positive self-talk ini digunakan sebagai salah satu cara remaja untuk lebih mengenal dan meyakinkan diri atas keadaan yang sedang dialami. Self-talk ini tidak memaksakan individu untuk merubah pikiran, perasaan, dan perilaku secara langsung , tetapi lebih berperan dalam memberikan ketenangan pada diri individu (Martin & Pear, 2015). 

Kemudian, sebagian dari individu lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berbicara dengan diri sendiri daripada dengan orang lain (Heavey & Hurlburt, 2008). Maka dari itu, positive self-talk dapat mengirimkan pesan kimiawi pada otak sehingga diri dapat merasakan sebagaimana “actual experience”. Beberapa penelitian juga menunjukkan bersikap positif dan optimis terhadap kemampuan diri dapat mempengaruhi seberapa baik kualitas hidup seseorang. Begitu juga dengan positive self-talk, apabila dilakukan oleh remaja akan membuat pengalaman remaja lebih nyaman, mengurangi stress, mengurangi kecemasan, peningkatan self-efficacy dan psychological well-being, serta meningkatkan rasa optimis untuk mengerjakan berbagai hal (Lasai, 2022). 

Disisi lain, menurut Chaizuran (2023), ada beberapa langkah yang dilakukan remaja ketika melakukan positive self-talk. Pertama, fokus pada apa yang diinginkan. Dalam melakukan positive self-talk, harus berhati-hati dalam memilih kata atau kalimat agar kata-kata tersebut semakin menumbuhkan kepercayaan yang positif dalam pikiran. Usahakan menggunakan kata ganti orang pertama sehingga afirmasi tersebut dapat tertuju pada diri sendiri. Terdapat contoh kata ataupun kalimat positive self-talk : 

“Saya adalah orang yang hebat, memiliki potensi. Saya tidak takut untuk mencoba berbagai peluang untuk mengembangkan diri. Saya yakin dengan potensi yang saya miliki, saya akan mencapai apa yang saya inginkan”.

Kedua, periksa perasaan setelah melakukan positive self-talk tersebut. Apabila kata ataupun kalimat yang dibicarakan semakin meningkatkan emosi positif, maka pertahankan kata atau kalimat tersebut untuk dikatakan kepada diri di hari berikutnya. Ketiga,  berfokus pada pencarian solusi daripada memikirkan permasalahan. Ketika menghadapi suatu permasalahan, fokuslah pada pencarian solusi seperti mengidentifikasi kelebihan daripada mengeluh tentang apa yang tidak bisa dilakukan. Selanjutnya, gantilah kritikan dengan pujian. Berikanlah kata-kata terbaik atas hal yang telah dilakukan sebelumnya. Perlu diingat, bahwa diri juga membutuhkan afirmasi positif secara intrapersonal. Dan terakhir, ulangi afirmasi positif tersebut sesering mungkin agar menjadi keyakinan untuk perubahan diri. 

Perlu diketahui bahwa positive self-talk tidak hanya dapat dilakukan ketika remaja mengalami suatu kegagalan, tetapi aktivitas melakukan positive self-talk ini dapat diterapkan oleh remaja dalam berbagai situasi. Tujuan dari dilakukan positive self-talk dalam keseharian yaitu agar remaja lebih mengenal identitas diri, menghindari emosi negatif, serta dapat meningkatkan motivasi dan optimisme dalam menghadapi berbagai tantangan kedepannya (Joslyn, 2022). 

Kemudian, ketika seseorang melakukan positive self-talk akan meningkatkan kenyamanan dalam diri  sehingga memunculkan motivasi untuk terus memandang sisi positif dari diri. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa positive self-talk dapat dilakukan dalam keadaaan apapun dan berperan dalam memberikan impuls positif pada peningkatan self-efficacy sehingga individu dapat melakukan aktivitas secara efektif dan  menyembuhkan diri dari berbagai perasaan bersalah terhadap kegagalan yang pernah dilalui. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun