Mohon tunggu...
Syehfudit
Syehfudit Mohon Tunggu... Pamong@SDNegeriSidomulyo

Traveling@Menulis@Membaca#

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Matinya Hati Nurani

8 September 2025   10:25 Diperbarui: 8 September 2025   10:25 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada tumpukan hantaran di meja emas negeri ini

Tersaji pesta dan pora yang tak pernah usai

Pada berjuta makanan pada piring emas yang tersaji

Ada sorot mata yang kosong penuh harap dari sisi jendela yang buram

Langit menggantung harapan yang tidak akan pernah turun ke bumi

Apalagi hanya sekedar mampir pada ke gang sempit yang kumuh

Di sana ribuan insan-insan yang tertidur dalam dekap peluh yang riuh

Yang hanya bisa bermimpi karena harapan mereka telah ditukar dengan debu

Dari para pemimpin yang duduk di kursi emas yang memberi janji yang lupa diri

Pada pendulum harapan yang dengan setengah hati menjadi janji yang terlupakan.

Amplifikasi suara lapar dari tiap kolong jembatan hanya terdengar sebagai musik latar yang tidak lagi terdengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun