Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Pemelajar

Membaca akan membantumu menemukan dirimu.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mencari Kota Terbaik untuk Slow Living: Perspektif Stoikisme

24 Desember 2024   05:20 Diperbarui: 24 Desember 2024   05:20 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mari Menghadapi Ketidakpastian dengan Tenang | sumber foto: pinterest/adlina

Kota-kota seperti Malang mengajarkan kita bahwa kebahagiaan tidak selalu berasal dari hal-hal besar. Aktivitas sederhana seperti berjalan-jalan di pasar lokal atau menikmati makanan tradisional bisa memberikan kebahagiaan yang mendalam.

Stoikisme mengajarkan kita untuk menghadapi ketidakpastian dengan ketenangan. Dalam konsep slow living, kita belajar untuk menerima segala kemungkinan dan menemukan kedamaian di dalamnya.

Slow living juga berarti menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dengan mengadopsi prinsip Stoikisme, kita dapat lebih bijaksana dalam mengelola waktu dan energi kita.

Menghargai momen kecil dalam hidup adalah inti dari slow living. Di kota-kota seperti Yogyakarta, kita bisa menemukan keindahan dalam hal-hal sederhana seperti senja di alun-alun atau suara gamelan.

Menemukan kota yang mendukung slow living bukan hanya tentang lokasi fisik, tetapi juga tentang bagaimana kita mengatur pikiran dan perasaan kita. Dengan mengintegrasikan filsafat Stoikisme ke dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan ketenangan dan kebahagiaan di mana pun kita berada.

Paji Hajju

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun