Mohon tunggu...
Syarif Nurhidayat
Syarif Nurhidayat Mohon Tunggu... Dosen - Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

Manusia hidup harus dengan kemanusiaannya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Korupsi Merusak Moral Publik

3 April 2021   12:53 Diperbarui: 3 April 2021   12:55 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jelas perilaku korup adalah problem sosial. Masyarakat atau public mesti mengambil peran besar untuk turut menyumbangkan solusi. Sanksi hukum yang terbatas karena memang dibatasi prinsip keseimbangan rasional, mesti diimbangi dengan sikap moral yang tegas. 

Jika korup adalah perilaku amoral, maka masyrakat punya legitimasi untuk memberikan sanksi moral. Namun sayangnya, seringkali para pelaku korupsi ini memiliki posisi khusus dalam masyarakat, sehingga ada sikap sungkan dan tidak enak pada masyarakat untuk bersikap tegas.

Dengan demikian, korupsi bukan hanya menjadi problem secara hukum. Korupsi juga menjadi problem sosial, karena ternyata korupsi secara tidak sadar telah menyerang tata nilai moral yang ada dan hidup di dalam masyarakat. Tata nilai sosial timpang karena ada "agresi" ekonomi yang massif. 

Nilai-nilai utama penghasilan halal meski "sedikit" mulai tergerus karena mendapatkan serangan luar biasa dari perilaku "culas" namun menghasilkan banyak rente. 

Ekonomi pelan-pelan telah menjadi ukuran kesuksesan, ukuran kebaikan, bahkan kemuliaan, tanpa melihat lebih jauh dari mana semua itu dihasilkan. 

Dengan demikian, jelas, bahwa korupsi mesti disikapi serius oleh para ahli dan mulai membangun kontruksi jalan perlawan yang komprehensif. Selain penegakan hukum, pencegahan dari hulu, mulai dari membanguan cara pandang hidup manusia yang benar perlu selalu diupayakan.

Energi Besar & Nafas Panjang

Melawan perilaku korupsi adalah tugas peradaban. Fenomena korup di negeri manapun akan selalu ada. Dengan demikian, kita sebagai manusia waras tidak boleh kalah dan menyerah. 

Gerakan anti korupsi menuntut kita memiliki energi besar lagi tahan lama. Nafas perjuangan kita mesti juga panjang. Jika para pelaku dengan resiko besar menghadang tetap berani korupsi. Maka kita tidak boleh menyerah untuk kalah melawan perilaku korup. Kita mesti siap dengan energi besar dan juga nafas panjang untuk perjuangan ini. 

Sikap pesimistis harus dibuang jauh. Mungkin kita tidak bisa langsung mengubah arus deras perilaku korupsi, namun jelas kita harus punya sikap melawan dan tidak ikut hanyut bersamanya.

Syarif-Enha@tegalsari, 03 April 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun