Mohon tunggu...
Syarif Nurhidayat
Syarif Nurhidayat Mohon Tunggu... Dosen - Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

Manusia hidup harus dengan kemanusiaannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bermain Catur

13 September 2020   04:55 Diperbarui: 13 September 2020   05:00 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Di tengah itu, ada Raja dan Mahapatih. Mahapatih adalah bidak yang paling kuat, memiliki wilayah gerak paling luas, yang menyerupai cahaya. Ia dapat bergerak ke semua penjuru arah selama ia tidak terhalangi. Bagi para pemula, Mahapatih selalu menjadi andalan dan mati-matian akan dipertahankan. Seolah jika Mahapatihnya telah mati, maka tidak lagi mungkin bisa memenangkan permainan dan selesailah riwayat hidupnya. Tapi bagi para pemain catur professional, justru Mahapatih ini sering digunakan pada saat-saat tertentu, kadang bahkan pada saat-saat terakhir." Sejenak Ayah berhenti dan kemudian melanjutkan.

"Dalam hidup, Mahapatih ini melambangkan kekuatan dan kekuasaan yang sering dipahami keliru oleh orang kebanyakan sebagai sesuatu yang segala-galanya untuk menyelesaikan masalah. Tapi bagi orang yang arif berfikir, kekuatan dan kekuasaan justru lebih dimaknai sebagai amanah dan wibawa yang tidak sembarangan bisa digunakan dan diobral. Dan kamu bebas untuk menempatkan diri, menjadi bagian orang kebanyakan atau yang arif dan bijak."

"Baiklah Ayah, sekarang jelaskan tentang Raja." Ibu ikut bertanya. Rupanya Ibu juga mulai tertarik.

"Raja adalah bagian yang paling lemah dari keseluruhan bidak yang kau miliki. Dia hanya bisa bergerak satu langkah ke semua arah, dia tidak bisa diadu dan jika dia mati, meskipun semua bidakmu masih utuh, kamu telah kalah. Oleh karena itu, kamu harus mau mengorbankan semua bidakmu untuk keselamatan Raja, jika Rajamu sampai akhir permainan tidak mati, kamu tidak akan pernah kalah, meskipun lawanmu juga masih memiliki Raja juga, itulah yang disebut 'remis' alias 'damai'.

"Mengapa Raja tidak kuat Ayah?"

"Memang, jika Raja kau pahami sebagai dirinya sendiri, dia tidak memiliki kelebihan gerak sama sekali. Tapi Rajamu harus dipahami sebagai satu kesatuan permainanmu. Sehingga bidak manapun yang kau gerakkan itu semua adalah berasal dari dan untuk Raja. Oleh karena itu, pada hakekatnya Raja itu sangat kuat. Ia dipertahankan sekaligus memberikan arah kehidupan pada permainan." Sejenak kemudian Ayah melanjutkan lagi.

"Dalam kehidupan manusia, Raja itu adalah lambang dari keimanan, nilai-nilai, prinsip, norma dan moralitas, segala sesuatu yang harus dipertahankan dan menjadi satu alasan gerak laku manusia. Karena iman dan prinsip-prinsip hidup atas nilai dan moralitaslah manusia bisa disebut manusia. Jika manusia sudah kehilangan itu semua, dia laksana mayat-mayat yang berjalan, ia sudah kalah dan mati."

"Mmm... Baiklah Ayah, kapan kita bisa mulai permainannya." Aku sudah merasa cukup paham, saatnya aku berlatih.

"Baiklah, jika kamu sudah siap. Kamu yang memilih dulu, mau putih atau hitam?"

"Mengapa harus putih dan hitam?" Ibu lagi-lagi menyela.

"Karena ini adalah permainan saling membunuh dan mengalahkan, sehingga kita perlu saling bermusuhan. Dan cara yang paling mudah mengidentifikasi musuh adalah perbedaan, meskipun tidak semua yang tidak sama berarti bermusuhan. Kitalah yang menentukannya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun