Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

5 Alasan Pemerintah Wajib Stop Acara Perpisahan dan Study Tour Anak Sekolah

14 Mei 2024   06:29 Diperbarui: 14 Mei 2024   07:08 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribunnews.com

Di tengah gempuran era digital dan gaya hidup modern, harusnya sekolah menjadi institusi penting untuk membentuk karakter dan kepribadian siswa yang kokoh dan peduli. Bukan justru ikut-ikutan tren dan fenomena masyarakat. Maka suka tidak suka, sekolah sebaiknya kembali kepada "khittah" sebagai lembaga yang mendidik kepribadian siswa dan membangun kecerdasan intelektual siswa, bukan yang lainnya. Sudah terlalu peristiwa tragis di balik acara perpisahan sekolah di negeri ini. Belum lagi "cerita miring" orang tua yang galau atau was-was saat sekolah menggelar acara perpisahan ke luar kota. Faktanya, acara perpisahan sekolah ke luar kota tidak menjadikan siswa lebih baik.

Lebih baik di-stop acara perpisahan sekolah ke luar kota. Bila tidak, tinjau ulang tata kelolanya lebih baik dan lebih ketak demi keselamatan siswa dan guru. Apalagi hanya hura-hura pergi ke objek wisata. Ubah acara perpisahan sekolah yang lebih edukatif dan membangun kepekaan sosial, seperti menanam pohon, bakti sosial, membantu korban bencana atau aksi bersih lingkungan yang jelas-jelas mendidik karakter siswa. Carilah bentuk acara perpisahan sekolah yang lebih esensi, daripada seremoni semata.

 

Colby dan Damon (1992) dalam bukunya "Kehidupan Kontemporer dengan Komitmen Moral" menegaskan komitmen terhadap nilai untuk menginspirasi orang lain terkadang semakin berbahaya jika berlangsung secara terus menerus dan konsisten, sehingga menjadi budaya. Kini sekolah-sekolah tampaknya, berlomba-lomba untuk tampil lebih hebat dan lebih baik daripada sekolah lainnya, dengan menjadikan perpisahan dan study tour sebagai ajang kemewahan dan eksistensi diri. Begitulah realitas yang terjadi di acara perpisahan sekolah-sekolah saat ini.

Maka, stop acara perpisahan sekolah, Jangan ada lagi masyarakat "dikejutkan" dengan kejadian seperti kecelakaan bus acara perpisahan SM Lingga Kencana Depok. Untuk apa acara perpisahan justru menjadi ajang untuk berpisah selama-lamanya, antara anak dan orang tuanya? Salam literasi #TBMLenteraPustaka #KopiLentera #TamanBacaan

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun