Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Literasi Humor, Jangan Tinggalkan Tawa Asal Bukan Mentertawakan

27 Maret 2021   08:20 Diperbarui: 27 Maret 2021   08:25 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata orang bijak, apa pun dalam hidup jadi lebih indah bila dihadapi dengan humor. Dengan tawa ceria asal tulus. Bukan mentertawakan.

Humor dan tertawa bisa jadi aktivitas yang paling menyenangkan. Karena tanpa tawa, hidup siapa pun rasanya hambar dan membosankan. Humor bukan saja murah. Tapi ada pada setiap orang. Lagian, tidak semua hal harus dihadapi dengan serius. Toh, apa yang terjadi di dunia ini sudah dalam skenario-Nya. Rezeki pun tidak akan pernah tertukar. Jadi jangan tinggalkan humor. Ituah substansi literasi humor.

Kadang, hidup itu sendiri sebuah humor. Lucu dan bisa ditertawakan. Ada yang kerja keras tapi tidak kaya-kaya. Ada yang tidak kerja sama sekali tapi tetap bisa hidup. Jadi tetaplah bersahabat dengan humor. Karena humor itu membawa banyak hal positif dalam hidup. Katanya, humor itu bikin sehat. Tekanan darah turun, jantung normal, imunitas bertambah. Apalagi di tengah pandemi Covid-19, banyak orang yang ketakutan dan imunitas-nya drop. 

Menariknya, humor dianggap dapat mengusir penyakit mental (stress, depresi). Tertawa pun dianggap bisa menambah masa hidup seseorang. Semakin sering tertawa semakin tinggi angka harapan hidupnya. Luar biasa. Selain teman bertambah, humor pun dapat mengusir perbedaan. Karena tawa itu universal dan milik bersama. Tanpa peduli partainya apa, presidennya siapa atau alirannya apa? Humor itu bikin bersatu dan damai. Indonesia pun butuh humor.

Seperti di taman bacaan pun butuh humor. Bukan hanya mengurusi anak-anak yang membaca buku. Bukan melulu soal cara taman bacaan tetap eksis. Taman bacaan pun butuh hiburan. Ajaklah anak-anak dan orang dewasa ke taman bacaan dengan humor. Dengan sesuatu yang lucu dan menyenangkan.  

Seperti kemarin. Saat matahari terik, saya pun pengen banget minum es campur. Setelah keliling, akhirnya ada juga tukang es campur di pinggir jalan. Penjualnya pun perempuan cantik. Terjadilah dialog antara pembeli dan penjual es campur:

L : Mbak, pesen es campur-nya satu dong...

P : Iyaa Pak, sebentar ya .... (sambil siapkan mangkok)

L : Ehh Mbak, maap ya. Es campur-nya boleh dipisah gak?

P : Lahh, emang kenapa dipisah Pak? (tampang agak kesel, kok es campur dipisah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun