Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Inilah 6 Keadaan Orang Indonesia Saat Pensiun, Seperti Apa?

11 Oktober 2018   06:59 Diperbarui: 11 Oktober 2018   19:05 2886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehebat-hebatnya presiden pasti ada pensiunnya. Bahkan sekeren-kerennya politisi pun akhirnya berhenti jua. Dan sejago-jagonya pemain sepak bola pasti ada pensiunnya.

Ya pensiun, sebuah keadaan tidak bisa aktif lagi seperti dulu. Berhenti setelah bekerja. Apalagi pekerja, biasanya umur 55 tahun sudah harus pensiun. Hanya sayang, sedikit sekali orang Indonesia yang sadar untuk mempersiapkan masa pensiunnya.

Pensiun itu bukan soal waktu, bukan soal umur. Tapi pensiun itu soal keadaan. Keadaan seperti apa dan mau kayak apa di masa pensiun? Setidaknya ada 6 keadaan yang lazim terjadi pada orang Indonesia di saat pensiun:

1. Pensiun kaya-raya 

Keadaan ini biasanya terjadi pada orang yang semasa bekerja rajin menabung untuk masa pensiun, ikut program pensiun dan tidak bergaya hidup konsumtif. Ukurannya, orang ini punya uang lebih banyak 3 kali lipat dari gaji saat bekerja. Wajar dia bisa menikmati masa pensiun dengan sejahtera lagi bahagia. Dari 100 pekerja, hanya 1 orang saja yang pensiunnya kaya raya.

2. Pensiun cukup uang

Keadaan ini terjadi pada pekerja yang ikut program pensiun sejak muda. Sekalipun iuran pensiun tidak besar tapi karena jangkanya panjang maka akumulasi dana pensiunnya tergolong cukup untuk membiayai kebutuhan dan gaya hidupnya di masa pensiun.

Ukurannya, orang ini punya uang yang cukup atau sama dengan 1 kali gaji saat bekerja. Cukup sejahtera di masa pensiun. Dari 100 orang mungkin hanya 4 orang saja yang pensiunnya cukup uang.

3. Pensiun masih bekerja

Keadaan ini terjadi pada pekerja yang "sedikit lalai atau terlambat" ikut program pensiun. Saat pensiun dia punya uang tapi tidak cukup biaya hidup. masih kurang untuk biaya hidup. Maka wajar di masa pensiun "terpaksa" bekerja lagi.

Ukurannya, orang ini saat pensiun hanya punya dana setengah dari gaji terakhir saat bekerja setiap bulan. Dari 100 orang, ada 12 orang yang masih bekerja lagi di masa pensiun.

4. Pensiun bergantung kepada orang lain

Keadaan ini terjadi pada pekerja yang sama sekali tidak punya perencanaan pensiun saat bekerja. Gemar gaya hidup saat bekerja bahkan berjiwa konsumtif. Tapi lupa menabung untuk pensiun. Maka di masa pensiun, terpaksa bergantung kepada anak-anaknya atau saudaranya. Agar bisa ikut bantu biaya hidup semasa pensiun.

Ukurannya, orang ini uang hanya seperempat dari gaji terakhir saat bekerja. Uang pensiunnya sama sekali tidak cukup. Dari 100 orang, mungkin ada 43 orang yang hidupnya bergantung kepada orang lain.

5. Pensiun sakit-sakitan

Keadaan ini terjadi pada pekerja yang seringa tidak peduli pada kesehatan. Akibat tidak bekerja lagi stres, bahkan tidakbpunya uang yang cukup. Sakit-sakitan dan mulaui mengalami gangguan kesehatan.

Ukurannya, orang ini punya uang pensiun setengah dari gaji saat bekerja. Tapi itu semua habis untuk membiayai pengobatan. Dari 100 orang, mungkin ada 12 orang yang menjalani masa pensiunnya sakit-sakitan.

6. Pensiun miskin

Keadaan ini biasanya terjadi pada pekerja rendahan yang saat bekerja pun gagal menabung untuk masa pensiun. Dia tidak punya gaya hidup tapi juga tidak ikut program pensiun. Gaji saat bekerja selalu habis untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Maka wajar saat pensiun, tidak punya penghasilan lagi hingga menjadi sebab miskin.

Ukurannya, orang ini sama sekali tidak punya uang di saat pensiun karena tidak bekerja lagi. Dan saat bekerja pun tidak punya tabungan untuk masa pensiun. Tidak ikut program pensiun. Dari 100 orang, ada 28 orang yang di masa pensiunnya jatuh miskin.

Keenam keadaan di masa pensiun di atas, tentu bukan untuk menakutkan. Karena pada dasarnya, kita bisa memprediksi keadaan esok dengan apa yang kita punya hari ini.

Pensiun memang masih lama, bisa 5 tahun lagi atau 20 tahun lagi. Tapi seberapa lama pun sama juga bohong bila tidak mulai merencanakan masa pensiun? Mau seperti apa saat pensiun?

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Maka 6 keadaan masa pensiun seperti di atas, pasti bisa terjadi pada diri kita, pada siapapun. Masa pensiun mau kaya raya, cukup uang, masih bekerja, bergantung kepada orang lain, sakit-sakitan atau miskin? Semuanya tergantung pada rencana kita, pada kesadaran kita akan pentingnya mempersiapkan masa pensiun.

Hasil riset menunjukkan bahwa 90% orang Indonesia tidak siap pensiun. Itu pertanda bahwa masa pensiun adalah masa yang menakutkan, mengkhawatirkan. Lalu, apa yang disiapkan untuk tidak takut, tidak khawatir di masa pensiun?

Harusnya, mereka mulai ikut program pensiun; menyisihkan sebagian uangnya untuk masa pensiun.

Sementara fakta lain menyatakan usia harapan hidup orang Indonesia saat ini sudah berada di kisaran 72 tahun. Jika usia pensiun di 55 tahun, maka masih ada kehidupan 17 tahun lagi masa kehidupan setelah pensiun. Lalu, bagaimana dengan ketersediaan dana untuk biaya hidup selama masa pensiun?

Good worker, ketahuilah. Kerja itu bukan untuk selamanya. Ibadah  yang harus selamanya. Maka Pensiun, cepat atau lambat pasti akan dialami setiap orang. Siapapun dan apapun pekerjaannya. Maka menjadi penting hari ini, untuk mempersiapkan masa pensiun. Menyadari akan pentingnya program pensiun, program yang bertujuan untuk mempersiapkan dana di masa pensiun untuk membiayai kehidupan di saat tidak bekerja lagi.

Sebagai solusi, mulailah untuk menjadi peserta DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), program yang menjanjikan manfaat pensiun yang ada di pasaran.

Banyak orang ingin masa pensiun sejahtera. Tapi tidak banyak orang yang sungguh-sungguh menabung secara rutin untuk masa pensiunnya. Karena pensiun dianggap "gimana nanti" bukan "nanti gimana".

Sungguh "niat baik" di masa pensiun tidak cukup. Hari ini yang dibutuhkan "aksi nyata" untuk bersiap pensiun. Setiap pekerja dan setiap pemberi kerja "harus sadar" . Bahwa menyiapkan masa pensiun yang sejahtera itu penting. Dan harus dimulai sejak dini, dari sekarang.

Banyak orang peduli pada masa hidupnya. Tapi tidak banyak orang peduli terhadap masa pensiunnya? #YukSiapkanPensiun #IRO2018 #SadarPensiun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun