Maka persoalannya adalah: Mengapa dan bagaimana mereka bisa jadi kelompok rentang tertular HIV/AIDS?
Maka, jawaban dari dua pertanyaan di atas akan menunjukkan ibu rumah tangga bukan sasaran penyuluhan karena mereka pasif bukan pelaku yang perilaku seksualnya berisiko tinggi tertular HIV/AIDS.
Yang jadi sasaran penyuluhan bukan ibu hamil atau ibu rumah tangga, tapi para suami karena mereka inilah yang (akan) menularkan HIV/AIDS ke istrinya.
Maka, langkah Dinkes Lebak, Banten, yang menjadikan remaja, pelajar, perempuan usia produktif dan ibu hamil sebagai peserta kegiatan sosialisasi dan edukasi pencegahan HIV/AIDS jelas sekali salah sasaran.
Yang perlu memperoleh sosialisasi dan edukasi pencegahan HIV/AIDS adalah laki-laki dewasa bukan remaja atau ibu hamil!
Disebutkan dalam berita: "Melalui sosialisasi dan edukasi itu diharapkan mereka tidak melakukan perilaku seks bebas dan penyalahgunaan narkoba, karena kasus HIV/AIDS dapat menular melalui kontak seksual, transfusi darah, berbagi jarum suntik, dan dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan atau menyusui.
Ini menyesatkan karena kasus HIV/AIDS pada ibu hamil bukan karena mereka melakukan perilaku seksual yang berisiko tertular HIV/AIDS atau memakai Narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya), tapi mereka tertular dari suaminya yang melakukan perilaku seksual berisiko tinggi tertular HIV/AIDS.
Dalam sebuah liputan dan pelatihan wartawan di Rangkasbitung, Lebak, beberapa tahun yang lalu ada ibu rumah tangga yang bersaksi bahwa dia dan anak-anaknya ditinggalkan suaminya ketika diberitahu istrinya mengidap HIV/AIDS ketika hendak melahirkan di rumah sakit.
Baca juga: HIV/AIDS di Lebak, Banten, Banyak Terdeteksi pada Keluarga (Kompasiana, 17 Februari 20212) dan Kasus HIV/AIDS pada Ibu Rumah Tangga di Banten Tanpa Penjelasan Bagaimana Mereka Tertular (Kompasiana, 10 Agustus 2023)
Maka, sejatinya Dinkes Lebak melakukan sosialisasi dan edukasi tentang cara-cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS yang akurat kepada laki-laki dewasa, terutama para suami.
Jika yang jadi sasaran bukan laki-laki dewasa, maka sosialisasi dan edukasi bak menggantang asap. Habis arang besi binasa. Tidak ada manfaatnya. <>