Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Agar Generasi Z Gampang Dapat Kerja

2 Juni 2024   04:05 Diperbarui: 2 Juni 2024   06:34 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kenapa Generasi Z Lebih Susah Cari Kerja

Generasi Z-mereka yang lahir antara tahun 1997 dan 2012-kini memasuki dunia kerja. Namun banyak dari mereka menghadapi tantangan yang signifikan dalam mencari pekerjaan. Kondisi ekonomi yang berubah, perkembangan teknologi dan pergeseran budaya kerja menjadi faktor-faktor yang berkontribusi pada kesulitan ini. 

1. Perubahan Struktur Ekonomi

Dalam beberapa dekade terakhir ekonomi global telah mengalami pergeseran signifikan. Industri manufaktur-yang dulu menjadi tulang punggung banyak negara-kini beralih ke sektor jasa dan teknologi. Menurut laporan McKinsey & Company (2020); 25% dari pekerjaan yang ada saat ini kemungkinan besar akan otomatisasi dalam 15 tahun ke depan. Perubahan ini membuat banyak pekerjaan tradisional menghilang digantikan oleh peran yang membutuhkan keterampilan teknis tinggi yang tidak selalu dimiliki oleh lulusan baru.

2. Kesenjangan Keterampilan

Generasi Z tumbuh di era digital namun tidak semua dari mereka memiliki keterampilan teknis yang dibutuhkan oleh pasar kerja saat ini. Menurut laporan dari World Economic Forum (2020); keterampilan yang paling dibutuhkan di masa depan adalah keterampilan digital seperti pemrograman, analisis data dan manajemen proyek berbasis teknologi. Banyak institusi pendidikan belum mampu mengejar ketertinggalan dalam mempersiapkan siswa dengan keterampilan ini menyebabkan kesenjangan antara apa yang diajarkan dan apa yang dibutuhkan oleh industri.

3. Tingginya Persaingan Kerja

Jumlah lulusan perguruan tinggi terus meningkat sehingga persaingan untuk mendapatkan pekerjaan juga semakin ketat. Di Amerika Serikat misalnya, jumlah lulusan sarjana meningkat lebih dari dua kali lipat dalam tiga dekade terakhir (Bureau of Labor Statistics, 2020). Kondisi serupa terjadi di banyak negara lain termasuk Indonesia. Ketika semakin banyak orang yang memiliki kualifikasi akademik yang sama perusahaan memiliki lebih banyak pilihan yang membuat proses seleksi semakin kompetitif.

4. Ekspektasi Pekerjaan yang Tinggi

Generasi Z dikenal memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap karir mereka. Mereka mencari pekerjaan yang tidak hanya memberikan gaji yang baik tetapi juga lingkungan kerja yang mendukung, peluang pengembangan diri dan keseimbangan kehidupan kerja yang baik. Studi dari Deloitte (2021) menunjukkan bahwa 49% dari Generasi Z lebih memilih untuk tidak bekerja jika pekerjaan tersebut tidak sejalan dengan nilai-nilai pribadi mereka. Ekspektasi tinggi ini membuat mereka lebih selektif dalam mencari pekerjaan yang dapat memperpanjang proses pencarian kerja.

5. Dampak Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 membawa dampak besar bagi pasar kerja global. Banyak perusahaan yang mengalami kesulitan ekonomi harus memberhentikan karyawan dan membatasi penerimaan pegawai baru. Generasi Z yang baru lulus dan mencari pekerjaan pada masa ini menghadapi kondisi pasar yang jauh lebih sulit. Laporan dari International Labour Organization (2021) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran global meningkat drastis selama pandemi, dan generasi muda termasuk yang paling terdampak.

6. Kurangnya Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja menjadi faktor penting dalam proses rekrutmen. Namun banyak anggota Generasi Z yang belum memiliki pengalaman kerja yang cukup karena baru saja lulus atau karena kurangnya kesempatan magang selama masa studi. Menurut survei NACE (National Association of Colleges and Employers, 2019) hampir 60% dari pemberi kerja lebih memilih calon karyawan yang memiliki pengalaman magang atau kerja sebelumnya.

Generasi Z menghadapi berbagai tantangan dalam mencari pekerjaan, mulai dari perubahan struktur ekonomi, kesenjangan keterampilan, tingginya persaingan, ekspektasi yang tinggi, dampak pandemi, hingga kurangnya pengalaman kerja. Untuk mengatasi tantangan ini, perlu ada upaya bersama dari pemerintah, institusi pendidikan, dan industri untuk mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan yang relevan dan menciptakan peluang kerja yang sesuai dengan aspirasi mereka. Hanya dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa Generasi Z dapat menemukan tempat mereka dalam dunia kerja dan berkontribusi secara maksimal bagi masyarakat.

Solusi Kebijakan agar Generasi Z Lebih Mudah Terserap Lapangan Kerja

Generasi Z-mereka yang lahir antara tahun 1997 dan 2012-menghadapi tantangan yang signifikan dalam mencari pekerjaan. Untuk mengatasi kendala ini dan memastikan mereka dapat berkontribusi secara maksimal dalam perekonomian diperlukan kebijakan yang tepat dan inovatif. 

1. Revitalisasi Kurikulum Pendidikan

Salah satu masalah utama yang dihadapi Generasi Z adalah kesenjangan keterampilan antara yang diajarkan di sekolah dan yang dibutuhkan di dunia kerja. Revitalisasi kurikulum pendidikan sangat penting untuk mengatasi masalah ini. Menurut teori Human Capital oleh Gary Becker; investasi dalam pendidikan yang relevan akan meningkatkan produktivitas dan keterampilan tenaga kerja.

Pemerintah perlu bekerja sama dengan industri untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Ini termasuk penekanan pada keterampilan digital seperti pemrograman, analisis data dan manajemen proyek teknologi. Laporan World Economic Forum (2020) menunjukkan bahwa keterampilan digital adalah salah satu kebutuhan utama masa depan.

2. Peningkatan Program Magang dan Pelatihan Vokasi

Magang dan pelatihan vokasi adalah cara efektif untuk memberikan pengalaman kerja praktis kepada Generasi Z. Menurut survei NACE (National Association of Colleges and Employers, 2019) hampir 60% pemberi kerja lebih memilih calon karyawan yang memiliki pengalaman magang.

Pemerintah bisa mendorong perusahaan untuk menyediakan lebih banyak program magang dengan memberikan insentif pajak atau subsidi. Selain itu institusi pendidikan perlu memperkuat kemitraan dengan industri untuk menawarkan program magang yang relevan dengan kurikulum.

3. Dukungan untuk Wirausaha Muda

Generasi Z dikenal memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi. Studi dari Deloitte (2021) menunjukkan bahwa banyak dari mereka tertarik untuk memulai bisnis sendiri. Pemerintah dapat memfasilitasi hal ini dengan menyediakan akses ke modal, pelatihan bisnis dan pembimbingan.

Program seperti inkubator bisnis dan startup accelerators dapat membantu wirausaha muda dalam mengembangkan ide bisnis mereka. Selain itu kemudahan regulasi dan perizinan juga penting untuk mendukung pertumbuhan usaha kecil dan menengah yang dikelola oleh generasi muda.

4. Kebijakan Tenaga Kerja yang Fleksibel

Perubahan pola kerja di era digital membuat kebijakan tenaga kerja yang fleksibel menjadi kebutuhan. Generasi Z menghargai keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi dan mereka lebih tertarik pada pekerjaan yang menawarkan fleksibilitas waktu dan tempat.

Pemerintah bisa mendorong perusahaan untuk mengadopsi kebijakan kerja fleksibel, seperti kerja jarak jauh dan jam kerja yang fleksibel. Menurut penelitian oleh International Labour Organization (2021) fleksibilitas kerja dapat meningkatkan produktivitas dan kepuasan karyawan.

5. Investasi dalam Infrastruktur Digital

Untuk mendukung keterampilan digital dan pekerjaan jarak jauh, infrastruktur digital yang kuat sangat diperlukan. Ini mencakup akses internet yang cepat dan terjangkau serta penyediaan perangkat teknologi yang memadai.

Pemerintah perlu berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur digital, terutama di daerah-daerah yang belum terjangkau. Menurut laporan McKinsey & Company (2020), investasi dalam infrastruktur digital dapat membuka peluang kerja baru dan mendukung perkembangan ekonomi digital.

Untuk memastikan Generasi Z dapat lebih mudah terserap dalam lapangan kerja diperlukan kebijakan yang holistik dan inovatif. Revitalisasi kurikulum pendidikan, peningkatan program magang dan pelatihan vokasi, dukungan untuk wirausaha muda, kebijakan tenaga kerja yang fleksibel dan investasi dalam infrastruktur digital adalah beberapa solusi yang dapat diimplementasikan. Dengan pendekatan ini, kita dapat mempersiapkan Generasi Z untuk menghadapi tantangan dunia kerja dan memastikan mereka dapat berkontribusi secara maksimal dalam perekonomian.

Tips agar Generasi Z Lebih Gampang Dapat Kerja

Generasi Z-yang lahir antara tahun 1997 dan 2012-kini mulai memasuki dunia kerja dengan tantangan dan peluang yang berbeda dari generasi sebelumnya. Dunia kerja yang dinamis dan penuh persaingan menuntut mereka untuk memiliki strategi yang efektif agar dapat sukses. 

1. Perkuat Keterampilan Digital

Di era digital ini keterampilan teknologi menjadi sangat penting. Menurut laporan World Economic Forum (2020) 50% dari semua karyawan perlu meningkatkan keterampilan digital mereka pada tahun 2025. Generasi Z harus memanfaatkan kesempatan ini dengan mengasah keterampilan digital seperti pemrograman, analisis data dan manajemen proyek digital.

Tips:

  • Ikuti kursus online di platform seperti Coursera, edX, atau Udemy.
  • Terlibat dalam proyek-proyek teknologi yang dapat meningkatkan keterampilan praktis.
  • Dapatkan sertifikasi dalam bidang teknologi yang relevan dengan minat dan pekerjaan yang diinginkan.

2. Tingkatkan Soft Skills

Keterampilan interpersonal atau soft skills sama pentingnya dengan keterampilan teknis. Menurut laporan LinkedIn (2020) keterampilan seperti komunikasi, kerja tim, dan pemecahan masalah sangat dihargai oleh pemberi kerja.

Tips:

  • Berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi kampus untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan kerja tim.
  • Ambil bagian dalam lokakarya dan pelatihan yang fokus pada pengembangan soft skills.
  • Berlatih berbicara di depan umum dan kemampuan presentasi.

3. Bangun Jaringan Profesional

Jaringan profesional yang kuat dapat membuka banyak peluang kerja. Studi dari Society for Human Resource Management (2020) menunjukkan bahwa 85% pekerjaan diisi melalui networking.

Tips:

  • Hadiri seminar, konferensi dan acara industri untuk bertemu dengan profesional di bidang yang diinginkan.
  • Gunakan platform seperti LinkedIn untuk terhubung dengan profesional dan organisasi yang relevan.
  • Bergabunglah dengan kelompok profesional dan asosiasi industri.

4. Buat Portofolio yang Menarik

Portofolio yang baik dapat menunjukkan kemampuan dan pengalaman secara nyata. Ini sangat penting untuk pekerjaan di bidang kreatif dan teknologi.

Tips:

  • Buat situs web atau portofolio online yang menampilkan proyek-proyek terbaik Anda.
  • Sertakan studi kasus, hasil kerja, dan testimoni dari proyek sebelumnya.
  • Perbarui portofolio secara berkala dengan proyek baru dan pencapaian.

5. Dapatkan Pengalaman Kerja melalui Magang

Pengalaman kerja adalah salah satu faktor penting yang dicari oleh pemberi kerja. Magang memberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman praktis dan jaringan profesional.

Tips:

  • Cari program magang di perusahaan yang sesuai dengan minat dan bidang studi Anda.
  • Manfaatkan layanan karir kampus dan situs pencarian kerja seperti Indeed dan Glassdoor.
  • Bersedia untuk mengambil magang yang tidak berbayar atau berbayar rendah untuk mendapatkan pengalaman yang berharga.

6. Fleksibilitas dan Adaptabilitas

Generasi Z harus siap untuk beradaptasi dengan perubahan cepat di tempat kerja. Fleksibilitas dan kemampuan untuk belajar hal baru sangat penting dalam lingkungan kerja yang dinamis.

Tips:

  • Selalu bersedia belajar dan menerima umpan balik untuk perbaikan.
  • Jaga pikiran terbuka terhadap berbagai jenis pekerjaan dan industri.
  • Tingkatkan keterampilan manajemen waktu dan organisasi untuk meningkatkan produktivitas.

7. Manfaatkan Media Sosial secara Positif

Media sosial bisa menjadi alat yang efektif untuk membangun merek pribadi dan menunjukkan keahlian.

Tips:

  • Gunakan platform seperti LinkedIn untuk mempublikasikan pencapaian profesional dan keterampilan.
  • Jaga profil media sosial tetap profesional dan bebas dari konten yang merugikan.
  • Bagikan artikel, proyek, dan ide yang relevan dengan bidang pekerjaan yang diinginkan.

Generasi Z menghadapi tantangan yang unik dalam mencari pekerjaan namun dengan strategi yang tepat mereka dapat meningkatkan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Memperkuat keterampilan digital, mengembangkan soft skills, membangun jaringan profesional, membuat portofolio yang menarik, mendapatkan pengalaman kerja melalui magang serta bersikap fleksibel dan adaptif adalah beberapa langkah yang bisa diambil. Dengan pendekatan ini, Generasi Z dapat lebih mudah menavigasi pasar kerja dan mencapai kesuksesan dalam karier mereka.

Daftar Pustaka

Bureau of Labor Statistics. (2020). Employment Projections.

Deloitte. (2021). The Deloitte Global 2021 Millennial and Gen Z Survey.

International Labour Organization. (2021). ILO Monitor: COVID-19 and the world of work. Seventh edition.

McKinsey & Company. (2020). The future of work after COVID-19.

National Association of Colleges and Employers. (2019). Job Outlook 2019.

World Economic Forum. (2020). The Future of Jobs Report 2020.

Becker, Gary. (1993). Human Capital: A Theoretical and Empirical Analysis, with Special Reference to Education. University of Chicago Press.

Deloitte. (2021). The Deloitte Global 2021 Millennial and Gen Z Survey.

International Labour Organization. (2021). ILO Monitor: COVID-19 and the world of work. Seventh edition.

LinkedIn. (2020). Global Talent Trends Report.

McKinsey & Company. (2020). The future of work after COVID-19.

National Association of Colleges and Employers. (2019). Job Outlook 2019.

Society for Human Resource Management. (2020). How to Network: Tips for Job Seekers.

World Economic Forum. (2020). The Future of Jobs Report 2020.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun