Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Happy Ramadhan 109: Idul Fitri dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

7 April 2024   03:56 Diperbarui: 7 April 2024   04:56 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Idul Fitri, momen yang penuh makna bagi umat Muslim di seluruh dunia, tidak hanya merupakan waktu untuk merayakan kemenangan spiritual setelah menjalani bulan puasa Ramadan, tetapi juga merupakan kesempatan emas untuk menggerakkan roda ekonomi, terutama melalui pemberdayaan perempuan. 

Dalam konteks ini, peran ekonomi perempuan dalam menyumbangkan pada perekonomian domestik menjadi semakin penting dan perlu diperhatikan secara serius.

Perempuan, dengan segala perannya dalam keluarga dan masyarakat, seringkali menjadi tulang punggung dalam menjaga kestabilan ekonomi rumah tangga. Data menunjukkan bahwa di banyak negara, perempuan memiliki peran yang signifikan dalam pengelolaan keuangan keluarga, baik sebagai pengelola anggaran, pengambil keputusan pembelian, maupun sebagai penyumbang pendapatan tambahan. 

Sebuah studi oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi perempuan dalam ekonomi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Oleh karena itu, pemberdayaan ekonomi perempuan tidak hanya memiliki dampak positif pada tingkat individu atau keluarga, tetapi juga pada tingkat nasional.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan peran ekonomi perempuan, terutama di momen Idul Fitri, adalah dengan memberikan pelatihan dan pendampingan dalam pengembangan keterampilan serta pemberdayaan finansial. 

Program-program pelatihan kewirausahaan khusus untuk perempuan dapat membantu mereka memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk memulai dan mengelola usaha mereka sendiri. 


Data menunjukkan bahwa di beberapa negara, usaha mikro dan kecil yang dimiliki oleh perempuan memiliki tingkat kesuksesan yang lebih tinggi dibandingkan dengan usaha serupa yang dimiliki oleh pria. Ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki oleh ekonomi perempuan jika diberi akses yang memadai terhadap sumber daya dan pendukung yang tepat.

Selain itu, penting juga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. Hal ini termasuk dukungan dari pemerintah dalam bentuk kebijakan yang memfasilitasi akses perempuan ke pasar kerja dan modal usaha, serta pengurangan disparitas gender dalam hal pendidikan dan pelatihan keterampilan. 

Peningkatan akses perempuan terhadap pendidikan tinggi dan pelatihan keterampilan akan membantu meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja dan membuka peluang untuk pekerjaan yang lebih baik dan berpenghasilan tinggi.

Dari perspektif teoritis, pendekatan feminis ekonomi menyoroti pentingnya memahami dan mengatasi ketimpangan gender dalam ekonomi. Teori ini menekankan pentingnya mengakui kontribusi perempuan dalam ekonomi yang seringkali terabaikan atau diabaikan, serta memperjuangkan keadilan gender dalam akses terhadap sumber daya ekonomi dan kesempatan kerja. 

Dengan menerapkan pendekatan ini, kita dapat menciptakan kebijakan dan program-program yang lebih inklusif dan berkelanjutan dalam mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan.

Momen Idul Fitri dapat dijadikan momentum untuk meluncurkan inisiatif-inisiatif pemberdayaan ekonomi perempuan. Sebagai contoh, dalam beberapa komunitas, kelompok-kelompok perempuan dapat bersama-sama mengorganisir pasar atau bazaar khusus yang menampilkan produk-produk lokal yang diproduksi atau dikelola oleh perempuan. 

Selain itu, pemerintah juga dapat meluncurkan program insentif pajak atau subsidi untuk usaha yang dimiliki atau dikelola oleh perempuan, sebagai bentuk dukungan konkret terhadap pemberdayaan ekonomi perempuan.

Selain manfaat ekonomi langsung, pemberdayaan ekonomi perempuan juga memiliki dampak positif dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Ketika perempuan memiliki akses yang lebih besar terhadap sumber daya ekonomi dan memiliki kontrol atas pendapatan mereka sendiri, mereka cenderung mengalokasikan lebih banyak uang untuk kebutuhan keluarga seperti pendidikan dan kesehatan, yang pada gilirannya akan membantu meningkatkan kualitas hidup dan masa depan generasi mendatang.

Idul Fitri, momen yang dipenuhi dengan kehangatan, kebersamaan, dan semangat gotong royong, tidak hanya merupakan waktu untuk merayakan kemenangan spiritual, tetapi juga momentum penting untuk memperkuat peran ekonomi perempuan. 

Pemberdayaan ekonomi perempuan, pada dasarnya, mengacu pada serangkaian strategi dan upaya untuk meningkatkan akses, kontrol, dan kontribusi perempuan dalam kegiatan ekonomi, yang pada gilirannya berdampak positif pada kesejahteraan individu, keluarga, dan masyarakat secara luas.

Definisi Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

Pemberdayaan ekonomi perempuan melibatkan upaya untuk memberikan perempuan akses yang lebih besar terhadap sumber daya ekonomi, termasuk akses ke pasar kerja, pendidikan, pelatihan keterampilan, modal usaha, dan dukungan kebijakan yang memfasilitasi partisipasi aktif mereka dalam kegiatan ekonomi. Ini tidak hanya tentang memberi perempuan akses, tetapi juga tentang memberdayakan mereka untuk mengambil peran aktif dalam pengambilan keputusan ekonomi yang memengaruhi kehidupan mereka dan komunitas mereka.

Bentuk Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Momen Idul Fitri

Di momen Idul Fitri, ada beberapa bentuk pemberdayaan ekonomi perempuan yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan potensi dan semangat kolaboratif yang tinggi selama periode ini. Salah satunya adalah melalui promosi dan dukungan terhadap usaha mikro dan kecil yang dimiliki atau dikelola oleh perempuan. Ini bisa berupa pasar atau bazaar khusus yang menampilkan produk-produk lokal yang diproduksi oleh perempuan, seperti kue kering, kue tradisional, pakaian, atau kerajinan tangan.

Selain itu, pendidikan dan pelatihan kewirausahaan khusus untuk perempuan juga merupakan bentuk pemberdayaan yang efektif. Program-program ini dapat membantu perempuan memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memulai dan mengelola usaha mereka sendiri. Misalnya, pelatihan dalam manajemen keuangan, pemasaran, dan manajemen waktu dapat membantu perempuan meningkatkan daya saing dan kesuksesan usaha mereka.

Jenis Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

Pemberdayaan ekonomi perempuan dapat berupa berbagai jenis, termasuk:

  1. Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan: Memberikan akses perempuan terhadap pendidikan formal dan non-formal, serta pelatihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
  2. Akses terhadap Modal dan Kredit: Memfasilitasi akses perempuan terhadap modal usaha dan layanan keuangan yang memadai untuk mendukung pendirian dan pengembangan usaha mereka.
  3. Penguatan Jaringan dan Kolaborasi: Mendorong pembentukan jaringan dan kerjasama antarperempuan untuk saling mendukung, bertukar pengalaman, dan memperluas peluang bisnis.
  4. Advokasi Kebijakan: Mengadvokasi kebijakan publik yang mendukung kesetaraan gender dalam akses terhadap sumber daya ekonomi, seperti hak kepemilikan tanah dan akses pasar.

Contoh Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Momen Idul Fitri

Contoh konkret dari pemberdayaan ekonomi perempuan di momen Idul Fitri bisa ditemukan di berbagai komunitas di seluruh Indonesia. Misalnya, sebuah kelompok perempuan di desa yang mendirikan bazaar Idul Fitri setiap tahun, di mana mereka menjual hasil kerajinan tangan dan makanan tradisional yang mereka buat sendiri. 

Pendapatan yang diperoleh dari bazaar ini membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga mereka dan memberikan kontribusi pada pembangunan ekonomi lokal.

Selain itu, program pelatihan kewirausahaan yang diselenggarakan oleh organisasi non-pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) juga telah membantu banyak perempuan untuk memulai usaha kecil mereka sendiri. 

Melalui program ini, perempuan belajar tentang manajemen usaha, pemasaran, dan keuangan, yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan usaha mereka dengan lebih efektif.

Perspektif Teoritis: Pendekatan Feminis dalam Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

Dari perspektif teoritis, pendekatan feminis dalam pemberdayaan ekonomi perempuan menyoroti pentingnya mengakui dan mengatasi ketidaksetaraan gender dalam ekonomi. 

Teori ini menekankan pentingnya mengubah struktur sosial dan kebijakan ekonomi yang mendukung dominasi pria dan membatasi akses perempuan terhadap sumber daya ekonomi. Dengan menerapkan pendekatan ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan berkeadilan bagi perempuan dalam bidang ekonomi.

Dalam kesimpulan, pemberdayaan ekonomi perempuan di momen Idul Fitri merupakan langkah strategis untuk memanfaatkan potensi ekonomi perempuan dan memperkuat kontribusi mereka dalam pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. 

Melalui berbagai bentuk pemberdayaan, baik itu melalui promosi usaha mikro dan kecil, pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, atau advokasi kebijakan, kita dapat menciptakan kesempatan yang lebih adil dan setara bagi perempuan untuk berkembang dalam ranah ekonomi. Dengan demikian, mari kita jadikan momen Idul Fitri sebagai kesempatan untuk merayakan tidak hanya kemenangan spiritual, tetapi juga kemajuan ekonomi yang dihasilkan melalui pemberdayaan perempuan.

Plus Minus Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Momen Idul Fitri: Tinjauan Kritis

Momen Idul Fitri sering dianggap sebagai waktu yang tepat untuk memperkuat peran ekonomi perempuan melalui berbagai upaya pemberdayaan. Namun, seperti halnya dengan setiap inisiatif, terdapat aspek positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan secara kritis. Disini Kita akan mengeksplorasi beberapa plus dan minus dari pemberdayaan ekonomi perempuan di momen Idul Fitri.

Plus: Peningkatan Akses dan Kontrol

Salah satu manfaat utama dari pemberdayaan ekonomi perempuan di momen Idul Fitri adalah peningkatan akses dan kontrol perempuan terhadap sumber daya ekonomi. 

Melalui promosi usaha mikro dan kecil yang dimiliki atau dikelola oleh perempuan, serta pelatihan kewirausahaan khusus untuk perempuan, banyak perempuan dapat memperoleh akses yang lebih besar terhadap modal usaha dan peluang ekonomi. Hal ini dapat memberikan mereka kontrol yang lebih besar atas pendapatan mereka sendiri dan membantu meningkatkan kemandirian ekonomi.

Minus: Tantangan Struktural

Meskipun ada upaya yang dilakukan untuk memperkuat peran ekonomi perempuan, masih terdapat tantangan struktural yang menghambat kemajuan mereka. Disparitas gender dalam hal akses terhadap pendidikan, pelatihan keterampilan, dan modal usaha masih menjadi masalah yang belum terselesaikan sepenuhnya. Selain itu, adanya stereotip gender yang masih membatasi pilihan karir dan peluang bagi perempuan juga menjadi penghalang bagi pemberdayaan ekonomi mereka.

Plus: Peningkatan Kesejahteraan Keluarga

Pemberdayaan ekonomi perempuan di momen Idul Fitri juga dapat memberikan kontribusi signifikan pada peningkatan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan. Dengan meningkatnya pendapatan perempuan melalui usaha mikro dan kecil, mereka dapat lebih aktif dalam mendukung kebutuhan keluarga, seperti pendidikan anak-anak dan perawatan kesehatan. Ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup keluarga secara keseluruhan dan menciptakan lingkungan yang lebih stabil.

Minus: Pembebanan Tambahan pada Perempuan

Di sisi lain, pemberdayaan ekonomi perempuan di momen Idul Fitri juga dapat menyebabkan pembebanan tambahan bagi perempuan. Dengan meningkatnya tanggung jawab dalam mengelola usaha mereka sendiri, perempuan mungkin mengalami tekanan yang lebih besar dalam menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan tanggung jawab rumah tangga. 

Ini dapat menyebabkan tingkat stres dan kelelahan yang lebih tinggi bagi perempuan, terutama jika mereka tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari lingkungan mereka.

Plus: Pengakuan dan Pemberdayaan Sosial

Pemberdayaan ekonomi perempuan di momen Idul Fitri juga dapat membawa dampak positif dalam hal pengakuan dan pemberdayaan sosial bagi perempuan. 

Dengan berhasilnya usaha mereka dan kontribusi ekonomi yang mereka berikan, perempuan dapat mendapatkan pengakuan yang lebih besar dalam komunitas mereka dan merasa lebih percaya diri dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Ini dapat membantu mengubah stereotip dan norma sosial yang membatasi peran perempuan dalam masyarakat.

Minus: Risiko Ekonomi dan Ketidakpastian

Meskipun ada potensi untuk kesuksesan ekonomi, pemberdayaan ekonomi perempuan di momen Idul Fitri juga menghadapi risiko dan ketidakpastian yang perlu diperhitungkan. 

Usaha mikro dan kecil yang dimiliki oleh perempuan sering kali rentan terhadap fluktuasi pasar dan perubahan ekonomi, yang dapat meningkatkan risiko kegagalan. Selain itu, perempuan juga mungkin kurang memiliki akses terhadap jaringan dan sumber daya yang diperlukan untuk mengatasi tantangan ekonomi yang mereka hadapi.

Perspektif Teoritis: Pendekatan Kritis dalam Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

Dari perspektif teoritis, pendekatan kritis dalam pemberdayaan ekonomi perempuan menyoroti pentingnya memahami dan mengatasi akar penyebab ketidaksetaraan gender dalam ekonomi. 

Teori ini menekankan pentingnya memperjuangkan perubahan struktural dan kebijakan yang mendukung inklusi ekonomi bagi perempuan, serta memperhitungkan konteks sosial dan budaya yang memengaruhi pengalaman ekonomi perempuan.

Meniti Sukses: Kisah Inspiratif Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Momen Idul Fitri

Di balik gemerlapnya momen Idul Fitri, terdapat kisah-kisah inspiratif tentang keberhasilan pemberdayaan ekonomi perempuan yang patut diapresiasi. Melalui tekad, kerja keras, dan dukungan yang kuat, perempuan-perempuan ini telah mampu mengubah nasib mereka dan menciptakan peluang baru dalam ranah ekonomi. Mari kita telusuri beberapa pengalaman keberhasilan atau success story pemberdayaan ekonomi perempuan di momen Idul Fitri.

1. Kisah Nurlina: Meningkatkan Pendapatan Melalui Usaha Kue Kering

Nurlina, seorang ibu rumah tangga di desa kecil, memulai usaha kue kering bersama dengan beberapa temannya beberapa tahun lalu. Mereka merasa bahwa momen Idul Fitri adalah waktu yang tepat untuk menghasilkan tambahan pendapatan bagi keluarga mereka. 

Dengan bantuan pelatihan kewirausahaan dan dukungan dari komunitas lokal, Nurlina dan teman-temannya berhasil mengembangkan usaha mereka menjadi bisnis yang sukses. Setiap tahun, mereka menghasilkan ribuan kue kering yang dijual secara lokal dan melalui media sosial. 

Pendapatan yang diperoleh dari usaha ini tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan keluarga mereka, tetapi juga memungkinkan mereka untuk menyisihkan sebagian uang untuk investasi dan tabungan masa depan.

2. Kisah Fitriani: Membangun Bisnis Batik Online

Fitriani adalah seorang ibu muda yang memiliki bakat dalam membuat batik tradisional. Namun, karena keterbatasan akses pasar lokal, dia merasa sulit untuk mengembangkan usaha batiknya. 

Melihat peluang di dunia digital, Fitriani memutuskan untuk memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produk-produknya. Dengan sedikit pelatihan dalam pemasaran online dan dukungan dari keluarga dan teman-temannya, Fitriani berhasil membangun bisnis batik online yang sukses. 

Kini, batik-batik buatannya tidak hanya diminati oleh pelanggan lokal, tetapi juga oleh pembeli dari berbagai daerah di Indonesia dan bahkan luar negeri. 

Keberhasilan Fitriani tidak hanya membawa keuntungan finansial, tetapi juga memberikan inspirasi bagi perempuan lain untuk mengejar impian mereka dan memanfaatkan potensi ekonomi mereka.

3. Kisah Siti: Membangun Warung Kelontong Berbasis Komunitas

Siti, seorang janda dengan dua anak, memulai usaha warung kelontong kecil di kampungnya dengan modal terbatas. Namun, dia memiliki visi yang besar untuk mengembangkan usahanya menjadi pusat belanja yang berbasis komunitas. 

Dengan bantuan dari organisasi lokal dan inisiatif pemberdayaan ekonomi perempuan, Siti mampu memperluas bisnisnya dengan menyediakan produk-produk kebutuhan sehari-hari yang dibuat oleh perempuan lain di desa tersebut. 

Melalui kolaborasi dan dukungan antarperempuan, warung kelontong Siti menjadi pusat aktivitas ekonomi lokal yang memberikan manfaat bagi seluruh komunitas. Keberhasilan Siti tidak hanya tercermin dalam peningkatan pendapatan keluarganya, tetapi juga dalam pembangunan ekonomi dan sosial di desanya.

4. Kisah Dewi: Mendorong Kemandirian Ekonomi Lewat Pelatihan Keterampilan

Dewi, seorang ibu tunggal dengan tiga anak, menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan keluarganya setiap bulan. Namun, dengan tekad yang kuat untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya, Dewi mengambil langkah untuk mengikuti pelatihan keterampilan menjahit yang diselenggarakan oleh sebuah organisasi lokal. 

Dengan keterampilan baru yang diperolehnya, Dewi berhasil membuka usaha jasa jahit di rumahnya sendiri. Dia mulai menerima pesanan dari tetangga dan teman-temannya, dan dengan cepat mendapatkan reputasi sebagai penjahit yang terampil dan dapat diandalkan. Sekarang, Dewi tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan keluarganya, tetapi juga memberikan kontribusi pada pemberdayaan ekonomi perempuan di lingkungannya.

5. Kisah Ani: Memperkuat Usaha Peternakan Ayam

Ani, seorang petani kecil di pedesaan, menghadapi tantangan dalam mengembangkan usaha peternakan ayamnya karena keterbatasan modal dan akses pasar yang terbatas. Namun, dengan dukungan dari program pemberdayaan ekonomi perempuan, Ani menerima pelatihan dalam manajemen peternakan dan pengembangan usaha. 

Dengan pengetahuan baru yang diperolehnya, Ani berhasil meningkatkan produktivitas peternakannya dan menjalin kerja sama dengan pasar lokal untuk memasarkan produknya. Kini, peternakan ayam Ani telah berkembang menjadi usaha yang menguntungkan, memberikan penghasilan tambahan bagi keluarganya dan memberikan kontribusi pada ekonomi lokal.

Kisah-kisah inspiratif ini menunjukkan bahwa pemberdayaan ekonomi perempuan di momen Idul Fitri bukan hanya sekadar wacana, tetapi juga realitas yang dapat mengubah hidup perempuan dan komunitas mereka. 

Melalui tekad, kerja keras, dan dukungan yang tepat, perempuan-perempuan ini telah mampu mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan potensi ekonomi mereka sepenuhnya. Keberhasilan mereka tidak hanya memberikan inspirasi, tetapi juga memberikan bukti nyata bahwa pemberdayaan ekonomi perempuan adalah investasi yang bernilai dalam pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Dalam konteks global yang semakin terhubung dan dinamis, pemberdayaan ekonomi perempuan tidak hanya menjadi isu lokal atau nasional, tetapi juga menjadi bagian integral dari upaya global untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. 

PBB telah mengakui pentingnya memasukkan pemberdayaan ekonomi perempuan sebagai salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan, dan banyak negara telah mengambil langkah-langkah konkret untuk mewujudkannya.

Dengan demikian, memperkuat peran ekonomi perempuan di momen Idul Fitri bukan hanya merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan individu dan keluarga, tetapi juga merupakan investasi dalam pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. 

Melalui upaya bersama dari berbagai pihak, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan memungkinkan bagi perempuan untuk mewujudkan potensi ekonomi mereka sepenuhnya, sehingga menciptakan masa depan yang lebih cerah dan berkeadilan bagi semua.

Secara keseluruhan, pemberdayaan ekonomi perempuan di momen Idul Fitri memiliki potensi untuk memberikan kontribusi yang signifikan pada pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. 

Namun, perlu diingat bahwa ada plus dan minus yang perlu dipertimbangkan dengan cermat dalam merancang dan melaksanakan program-program pemberdayaan. Dengan memahami tantangan dan peluang yang terlibat, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif dan berkelanjutan untuk memperkuat peran ekonomi perempuan dalam masyarakat.

Dalam kesimpulan, pemberdayaan ekonomi perempuan di momen Idul Fitri merupakan langkah strategis untuk memanfaatkan potensi ekonomi perempuan dan memperkuat kontribusi mereka dalam pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. 

Melalui berbagai bentuk pemberdayaan, baik itu melalui promosi usaha mikro dan kecil, pendidikan dan pelatihan kewirausahaan, atau advokasi kebijakan, kita dapat menciptakan kesempatan yang lebih adil dan setara bagi perempuan untuk berkembang dalam ranah ekonomi. Dengan demikian, mari kita jadikan momen Idul Fitri sebagai kesempatan untuk merayakan tidak hanya kemenangan spiritual, tetapi juga kemajuan ekonomi yang dihasilkan melalui pemberdayaan perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun