Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Eid Mubarak 121: Warisan Budaya Ekonomi Pasca Idul Fitri

3 Mei 2024   10:10 Diperbarui: 3 Mei 2024   10:27 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Idul Fitri, sebagai salah satu momen penting dalam kalender Islam, bukan hanya merupakan perayaan keagamaan tetapi juga menawarkan warisan budaya yang kaya dan beragam. Namun, seringkali kita lupa untuk melihat fenomena ini dari sudut pandang ekonomi. Bagaimana warisan budaya Idul Fitri mempengaruhi aktivitas ekonomi pasca perayaan? Mari kita jelajahi lebih dalam dari perspektif ilmu ekonomi.

A. Dinamika Konsumsi Pasca Idul Fitri

Salah satu aspek yang paling terlihat dari warisan budaya Idul Fitri adalah lonjakan konsumsi pada masa pasca perayaan. Masyarakat Indonesia secara tradisional meluangkan waktu dan uang untuk memberikan hadiah (yang dikenal sebagai "uang lebaran") kepada keluarga, teman, dan tetangga. Hal ini menciptakan efek domino yang menggerakkan sektor konsumsi, terutama dalam industri pakaian, makanan, dan hiburan. Data dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) menunjukkan bahwa penjualan ritel meningkat secara signifikan pada minggu-minggu setelah Idul Fitri, mencerminkan dampak positif dari budaya memberi hadiah ini terhadap ekonomi.

Setiap tahun, Indonesia menyaksikan fenomena unik yang dikenal sebagai "Uang Lebaran" atau "THR" (Tunjangan Hari Raya), di mana masyarakat memberikan hadiah uang kepada keluarga, teman, dan tetangga sebagai bagian dari tradisi Idul Fitri. Fenomena ini bukan hanya sekadar ungkapan kebahagiaan dan rasa syukur, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan dalam lanskap ekonomi Indonesia.

a. Dorongan Konsumsi

Salah satu dampak terbesar dari "Uang Lebaran" adalah dorongan konsumsi yang signifikan pada masa pasca Lebaran. Masyarakat Indonesia menggunakan uang yang diterima selama Idul Fitri untuk membeli barang-barang konsumsi, seperti pakaian baru, makanan khas Lebaran, dan keperluan lainnya. Hal ini menciptakan lonjakan penjualan dalam sektor ritel, terutama dalam beberapa minggu setelah perayaan Idul Fitri. Data dari Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa penjualan ritel meningkat secara substansial pada periode pasca Lebaran, mencerminkan dampak positif dari "Uang Lebaran" terhadap ekonomi domestik.

b. Pertumbuhan Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

"Fenomena Uang Lebaran" juga memberikan dukungan penting bagi sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Banyak UKM, termasuk produsen pakaian tradisional, kerajinan tangan, dan makanan khas Lebaran, mengalami peningkatan permintaan selama musim Lebaran. Masyarakat yang menerima "Uang Lebaran" sering menggunakan sebagian dari uang tersebut untuk membeli produk-produk dari UKM lokal, memberikan dorongan ekonomi yang signifikan bagi sektor ini. Hal ini membantu memperkuat ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan di tingkat mikro.

c. Efek Sosial dan Kebersamaan

Selain dampak ekonomi yang langsung terukur, "Uang Lebaran" juga memiliki efek sosial yang signifikan. Tradisi memberikan uang kepada keluarga, teman, dan tetangga menciptakan ikatan sosial dan kebersamaan dalam masyarakat. Hal ini memperkuat nilai-nilai solidaritas dan saling mendukung di antara anggota masyarakat, yang pada gilirannya dapat menciptakan lingkungan sosial yang kondusif bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

d. Pengaruh Terhadap Perilaku Konsumen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun