Mohon tunggu...
Syaifud Adidharta 2
Syaifud Adidharta 2 Mohon Tunggu... Kompasianer -

Hidup Ini Hanya Satu Kali. Bisakah Kita Hidup Berbuat Indah Untuk Semua ?

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Gunung Tambora Banyak Keindahan yang Dasyat

15 Oktober 2015   20:09 Diperbarui: 15 Oktober 2015   20:30 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penjelajah wisata kali ini yang terakhir di kunjungin tim Jelajah Bumi Pertiwi Negeri Sejuta Pulau Nusantara, tim berlanjut mengarah perjalanannya menuju NTB (Nusa Tenggara Barat). Kali ini tim harus melalui jalur laut dari Bali menuju NTB dengan menempuh jam perjalanan memakan waktu sekitar 4 jam dengan menggunakan kapal cepat, dan berlabuh tepat di Lombok.

Sepanjang perjalanan tim disuguhi berbagai keindahan bentangan laut yang biru meluas membentang diantara jarak Bali menuju NTB. Dan sayang saat itu penulis sempat mengalami demam laut, untungnya tim Jelajah Bumi Pertiwi Negeri Sejuta Pulau Nusantara sudah menyiapkan jauh-jauh hari adanya tim khusus medis. Dan penulis bersama beberapa anggota tim Jelajah Bumi Pertiwi Negeri Sejuta Pulau Nusantara yang demam laut dapat diatasi.

Sesampainya di NTB tepatnya berlabuh di salah satu pelabuhan terramai di Lombok, tim Jelajah Bumi Pertiwi Negeri Sejuta Pulau Nusantara langsung menuju penginapan terdekat. Satu hari penuh tim beristirahat sambil mempersiapkan persiapan progres kerja menuju penjelajahan Indahnya Puncak Gunung Tambora.

Kali ini tim Jelajah Bumi Pertiwi Negeri Sejuta Pulau Nusantara wajib mengarungi kemegahan juga unikkan Gunung Tambora yang menjadi kebanggaan masyarakat NTB.

Singkat cerita dalam fakta yang berhasil dirangkum tim Jelajah Bumi Pertiwi Negeri Sejuta Pulau Nusantara dalam penjelajahannya di Tambora NTB, tim Jelajah Bumi Pertiwi Negeri Sejuta Pulau Nusantara memulai perjalanannya menyusuri desa-desa di sekitar Gunung Tambora.

Kecamatan Tambora Kabupaten Bima Provinsi NTB kerap menarik perhatian setiap orang untuk berkunjung ke sana, tidak hanya karena keindahan hutan dan misteri gunungnya, namun juga sejumlah potensi di wilayah itu seperti hasil perikanan dan pertanian, situs geologi menjadi magnet bagi warga luar.


Ada dua alternatif jika ingin ke ibukota Kecamatan Tambora Kabupaten Bima, setelah tiba desa Soriutu Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu pengendara bisa melanjutkan perjalanan melalui Kecamatan Pekat. Jika melalui jalur tersebut, pasti akan melewati desa Nanga Miro Kabupaten Dompu, sedangkan jalur alternatif lain akan melalui sejumlah desa di Kecamatan Sanggar seperti Taloko, Sandue, Kore, dan Piong.

Jika menempuh perjalanan jauh misalnya menuju ibukota Kabupaten Bima, Dompu atau sebaliknya menuju Kecamatan Tambora, bila tidak membawa bekal makanan, warga setempat atau pendatang biasanya akan mampir di warung makan di desa Oi Hodo Dompu.

Tidak saja sekadar karena kebutuhan mengisi perut, keindahan pantai mata air tawar di bibir pantai selalu menarik perhatian dan menjadi penawar letih pengendara untuk sementara. Sebagian orang menyebut, tidak afdol ke Tambora bila belum mampir dan menikmati pemandangan di desa tersebut.

Dari pusat Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu hingga menuju desa Oi Hodo, pengendara akan menempuh medan bergelombang penuh batu dan kerikil hingga 90 kilometer dengan waktu tempuh rata-rata 3,5 jam. Untuk sampai di Kecamatan Pekat, pengendara harus menempuh perjalanan hingga tiga jam atau lebihkurang 85 kilometer.

Setelah semuanya selesai dilalui tim dengan mendapatkan banyak keramahan masyarakat di sana, tim Jelajah Bumi Pertiwi Negeri Sejuta Pulau Nusantara dengan di dampingin beberapa orang pemandu berpengalaman warga asli, tim bergegas menuju kemegahan Gunung Tambora.

Jika kita sedang berada di pesawat dan melintasi Pulau Sumbawa, jangan pernah melewatkan untuk memperhatikan bagian ujung utara sebelah barat pulau tersebut. Apa yang akan kita lihat merupakan salah satu warisan dari sejarah yang sangat besar pengaruhnya tidak hanya bagi Indonesia melainkan juga bagi negara-negara lain. Inilah sebuah kaldera yang sangat besar dan terbesar yang ada di dunia, kaldera Gunung Tambora. Pada tahun 1815, sebuah letusan yang sangat besar telah menghilangkan setengah bagian dari Gunung Tambora yang saat ini memiliki ketinggian 2851 mdpl. Abu vulkaniknya mampu menyapa negeri kangguru Australia, bahkan dampak letusannya dapat mengubah iklim yang ada di Eropa. 

Terletak di Kabupaten Bima dan sebagian juga masuk ke dalam wilayah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Gunung Tambora dapat dicapai melalui perjalanan darat menggunakan kendaraan pribadi ataupun transportasi umum seperti bus dan truk selama kurang lebih 7 jam dari pusat Kota Bima. Tak perlu khawatir dengan perjalanan panjang yang akan kita tempuh jika nantinya akan menjadi perjalanan yang membosankan, karena kita akan disuguhi banyak sekali pemandangan indah dan mempesona yang memanjakan mata. Untuk mencapai kawasan wisata pendakian Gunung Tambora tersebut, kita dapat melewati dua jalur yaitu jalur utara dan jalur selatan. Baik jalur utara maupun jalur selatan, keduanya menyuguhkan pemandangan yang sama indahnya. 

Perjalanan dapat dimulai dari Terminal Bis Dara Kota Bima menggunakan bus. Jika kita akan melalui jalur selatan, jangan sampai terlambat untuk tiba di terminal sebelum jam 6 pagi waktu setempat. Dan kita tidak perlu lagi repot untuk berganti kendaraan untuk sampai di Terminal Kadindi yang merupakan terminal terakhir sebelum masuk ke desa wisata pendakian Gunung Tambora.

Selain itu, tak perlu khawatir juga dengan segudang perlengkapan yang kita bawa karena bus berukuran sedang tersebut menyediakan ruang yang cukup luas di bagian atas (atap bus) untuk mengangkut barang-barang yang dibawa oleh penumpang. Ketika memasuki wilayah Doro Ncanga, sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan savana yang sangat luas disertai kuda-kuda Sumbawa, sapi, kerbau yang bebas berkeliaran. Dari kejauhan terlihat kaki-kaki Gunung Tambora seolah mencengkeram setiap sudut savana yang terhampar. Kurang lebih pukul 13.00 WITA bus sampai di pemberhentian terakhir untuk kemudian dilanjutkan dengan perjalanan menggunakan ojek menuju pos awal pendakian.

Sedangkan jika melalui jalur utara, kita tidak perlu tiba sebelum jam 6 pagi untuk berangkat ke desa wisata pendakian Gunung Tambora. Bus yang melalui jalur utara berangkat sekitar pukul 09.30 WITA. Akan tetapi, kita perlu sedikit repot untuk berganti bus di Terminal Dompu dan harus menunggu lagi untuk beberapa waktu. Kurang lebih pukul 20.00 WITA bus akan sampai di Labuan Kananga yang merupakan kota kecamatan. Dan untuk melanjutkan perjalanan ke pos awal pendakian sama seperti ketika melalui jalur selatan, bisa menggunakan ojek atau menyewa pick up.

Dan sesampainya di pos awal pendakian, tak perlu terburu-buru jika fisik masih belum memadai. Pos awal pendakian menyediakan tempat yang layak untuk beristirahat dan menyiapkan berbagai perbekalan pendakian. Perjalanan menuju setiap pos membutuhkan waktu yang berbeda. Mulai dari pos 0 (nol) yang berada di dekat Kampung Timur.

Disini kita masih berada di sekitar perkebunan kopi dan jalanan yang dilalui oleh masyarakat. Sepanjang perjalanan dari pos 0 (nol) menuju pos 1 kita akan melalui perkebunan kopi kemudian padang ilalang yang seolah menjadi pembatas. Jalanan yang kita temui maish cukup landai, belum ada jalan menanjak atau menurun yang terjal. Setelah melalui perjalanan selama hampir 3 jam dengan kecepatan jalan rata-rata, maka kita akan tiba di pos 1. Di pos 1 ini kita akan menemukan mata air dan sebuah saung di kelilingi pepohonan yang rindang, tempat yang sangat nyaman untuk beristirahat sejenak dan mengisi perbekalan air minum. 

Menuju ke pos 2, kita membutuhkan waktu sekitar 2 jam 30 menit. Medan menuju pos 2 mulai sedikit berliku dan menanjak. Di pos 2 inilah kita harus mengisi semua perbekalan air minum, karena sumber air akan ditemukan kembali di pos 5. Dari pos 2 menuju pos 3 perjalanan semakin menantang dimulai dengan menyebrangi sungai dan melewati jalan setapak di tepi jurang. Di perjalanan menuju pos 3 inilah kita juga akan mulai menemui jalanan yang menanjak curam, sehingga kita perlu sangat berhati-hati.

Setelah melalui perjalanan yang begitu melelahkan dan menantang menuju pos 3 selama kurang lebih 4 jam, disini biasanya kita akan menyimpan semua perlengkapan dan peralatan pendakian serta menjadi tempat membangun tenda untuk bermalam. Sedangkan untuk melanjutkan perjalanan menuju pos 4, pos 5 hingga puncak, kita sebaiknya hanya membawa perbekalan makanan dan minuman serta obat-obatan. Hal ini dikarenakan medan menuju puncak dari pos 3 cukup menantang. 

Setibanya di pos 4 setelah berjalan 3 hingga 4 jam lamanya, kita bisa beristirahat sejenak mengumpulkan energi untuk perjalanan selanjutnya. Perjalanan menuju pos 5, kita perlu lebih berhati-hati dengan tumbuhan yang ada di sekitar kita. Jelatang atau pulus, tanaman perdu yang dapat menimbulkan rasa gatal, panas, dan perih jika kita terkena daunnya.

Namun, tak perlu panik jika kita tidak sengaja terkena daun pulus, cukup ambil tanah yang ada di dekat kita lalu usapkan ke bagian tubuh yang terkena daun pulus. Obat alami ini cukup mujarab untuk meredakan efek panas dan gatal yang muncul. Setelah melalui perjalanan selama kurang lebih 2 jam, kita akan tiba di pos 5, pos terakhir dimana kita menemui pepohonan rindang yang menutupi hampir seluruh permukaan tanah. Dan di pos 5 inilah kita memiliki kesempatan untuk kembali mengisi perbekalan air minum.

Setelah mencapai pos 5, perjalanan selanjutnya akan menyajikan pemandangan yang luas membentang di bawah, jalanan berumput dan menanjak curam selalu mengiringi langkah kita menuju puncak kawah Gunung Tambora. Udara dingin namun panas matahari yang menyengat merupakan kombinasi yang membuat tubuh kita perlu mengeluarkan energi yang lebih besar, keringat mengalir namun udara terasa dingin dan tenggorokan selalu membutuhkan air minum. Semakin mendekati kawah, aroma belerang semakin terasa menusuk. Namun, pemandangan semakin luas membentang dan udara semakin dingin berpadu dengan teriknya matahari di siang hari. 

Setelah kelelahan itu menggelayuti kita, semua itu akan seolah-olah hilang bersamaan dengan ketika mata kita melihat satu lubang raksasa berdiameter mencapai 7 kilometer dengan kedalaman 600 hingga 700 meter. Kawah terbesar yang pernah ada di dunia, dan kali ini kita berada di tepiannya. 

 Dan gunung Tambora tidak hanya sekedar menawarkan tantangan untuk ditaklukkan dan pemandangan indah yang menyejukkan mata, namun juga sejuta kisah sejarah serta warisan budaya yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Jika menginginkan liburan yang penuh tantangan dan pengalaman tak terlupakan, Gunung Tambora bisa menjadi alternatif yang tepat juga menyenangkan.

 

*****.

Syaifud Adidharta :

(Tambahan bahan Artikel juga dikaji dari berbagai sumber terkait yang berhasil di dapat tim JELAJAH BUMI PERTIWI, JELAJAH NEGERI SEJUTA PULAU NUSANTARA)

*) Sumber Gambar: Dok. Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun