Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jauhi Pergaulan yang Lebih Banyak Buruknya

9 Mei 2024   13:34 Diperbarui: 9 Mei 2024   14:36 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Bergaul memang penting tapi tidak genting.  Maka bergaullah pada lingkungan yang memberi manfaat, bukan mudarat. Untuk apa memperluas jaringan pertemanan bila lebih banyak buruknya? Hanya sekadar bergaya hidup apalagi berghibah dan mencari aib orang lain. 

Hati-hati, di zaman begini, bergaul tidak selalu baik dan positif. Bergaul boleh tapi secukupnya. Tidak sedikit pergaulan yang sia-sia, alias membuang-buang waktu. Pergaulan yang buruk jelas harus dihindari atau dijauhi. Pergaulan yang salah, justru akan membuat kita akrab dengan maksiat dan keburukan. Bergaul yang malah mengurangi nilai ibadah kita. Maka hati-hati saat bergaul.

Atas nama pergaulan, banyak orang hari ini "menghalalkan" segala cara. Mulai dari sok bergaya hidup, bergunjing, menebar aib orang lain, boros, hingga bersikap menjadi "korban" lalu meminta-minta. Bahkan karena salah bergaul, ada orang yang mampu meneror, mengintimidasi hingga merampas hak orang lain. Pergaulan yang salah kaprah!

Sekadar mengingatkan saja. Pergaulan itu bukan tidak boleh. Tapi bergaul harus jelas tujuan dan iktikadnya. Untuk apa dan bagaimana pergaulan itu dibangun? Sahabat perlu tahu, hanya ada 3 (tiga) jenis pergaulan di sekitar kita:

1. Teman bergaul yang sering mengingatkan kita akan negeri asal, dari mana kita berasal? Teman yang mengajak kepada kebaikan, melarang dari keburukan, dan menasehati kita untuk selalu ingat kampung halaman tempat kembali kita kelak. Inilah pergaulan yang paling bagus.

2. Teman bergaul karena perkara dunia semata. Bisa teman kerja, teman kuliah, teman sekolah, atau tetangga yang menjadikan pergaulan untuk hal-hal yang mubah dan membuang waktu semata. Ini pergaulan yang patut dijauhi.

3. Teman bergaul yang selalu mengajak kita ke arah keburukan, membuat malas melakukan ketaatan, mengajak senang bermaksiat hingga lupa akan akhirat. Bergaul yang tidak mau berbuat baik atau menebar manfaat kepada sesama. Pergaulan yang jadi sebab kita semakin jauh dari Allah. Inilah pergaulan yang harus dihindari.

Berbekal realitas pergaulan itulah, sejak tahun 2017 saat mendirikan TBM Lentera Pustaka, saya mulai memilah teman dan lingkungan pergaulan. Dengan tegas saya bersikap, hanya memilih pergaulan yang bisa mendekatkan diri kepada-Nya, pergaulan yang baik dan bermanfaat. Sekalipun penuh tantangan, akhirnya saya memilih taman bacaan sebagai tempat bergaul. Selain lebih bermanfaat, bergaul di taman bacaan terbukti mampu membuat hidup saya lebih berkah. Terhindari dari perbuatan buruk dan sia-sia. 

Hari ini, banyak pergaulan yang akhirnya meremehkan perbuatan buruk yang kecil-kecil. Seperti ghibah dan bergunjing hingga membicarakan keburukan orang lain. Bergaul yang meremehkan perbuatan buruk. Seperti diingatkan, "Dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar". (QS An-Nur; 15).

Sekali lagi, hati-hati dalam bergaul. Lebih baik  jauhi atau hindari pergaulan yang tidak perlu apalagi yang mudarat. Ketahuilah, permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." (HR. Bukhari dan Muslim). Salam literasi #KopiLentera #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun