Mohon tunggu...
Bu Saidah
Bu Saidah Mohon Tunggu... Salam Sehat dan Bahagia!

Seorang ibu yang bekerja

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Hari Anak Nasional: Momen Refleksi atas Ancaman Kekerasan dan Bullying pada Anak

23 Juli 2025   10:42 Diperbarui: 23 Juli 2025   10:42 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Setiap tanggal 23 Juli, Indonesia memperingati Hari Anak Nasional (HAN) sebagai bentuk komitmen terhadap perlindungan dan pemenuhan hak anak. Namun di balik perayaan tersebut, masih terselip persoalan serius yang mengancam masa depan generasi muda: kekerasan terhadap anak dan bullying, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun dunia digital.

Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan bahwa kasus kekerasan terhadap anak masih tinggi dari tahun ke tahun. Dalam beberapa tahun terakhir, lebih dari 50% pengaduan yang masuk ke KPAI berkaitan dengan kekerasan fisik dan psikis, serta perundungan yang terjadi di sekolah. Di masa pascapandemi, tren cyberbullying juga meningkat, menyasar anak-anak yang aktif di media sosial.

Kekerasan dan bullying bukan hanya melukai fisik, tetapi berdampak jangka panjang terhadap kesehatan mental anak. Korban dapat mengalami trauma, penurunan prestasi belajar, hingga depresi. Lebih buruk lagi, anak yang mengalami kekerasan berisiko menjadi pelaku di masa depan jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat.

Peringatan Hari Anak Nasional seharusnya menjadi momen evaluasi dan aksi nyata, bukan sekadar seremonial. Pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat harus bersinergi menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan penuh empati bagi anak. Program edukasi anti-kekerasan, penguatan peran guru sebagai pendamping, serta literasi digital bagi orang tua dan anak adalah langkah konkret yang perlu diperluas.

Dengan memperingati Hari Anak Nasional secara reflektif, diharapkan Indonesia menunjukkan kesungguhan bahwa setiap anak berhak tumbuh tanpa rasa takut, tanpa tekanan, dan bebas dari kekerasan. Karena masa depan bangsa bergantung pada anak-anak yang tumbuh dalam cinta dan perlindungan. Salam penuh cinta untuk anak-anak Indonesia-ku ... 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun