Mohon tunggu...
Syahrijal
Syahrijal Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa

Full time blogger

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Rintih Rakyat

28 September 2019   18:19 Diperbarui: 28 September 2019   18:19 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hutan di lucuti, petani di habisi
Koruptor diberi remisi
Apakah masih ada keadilan di negeri ini?

Hutan kita tak lagi ada, karena urusan pemerintah,
Cukong asing bertebaran menanam api di hutan negeri.

Para pejabat ongkang-ongkang kaki
Korporat asing yang menggaji
Kata para pejabat seperti ini,
"Gaji dari rakyat saja tak cukup, kami butuh makan dan beli-beli!"

Semakin pekat asap ketidakjelasan,
Korban-korban berjatuhan.
Bayi yang baru lahir-pun mati kembali, tak sanggup melihat permasalahan negeri.

Sengketa sawah sering terjadi,
Aparat yang menghabisi,
Pejabat yang menikmati,
Rakyat kecil yang menangisi.

Sawah di pelosok desa telah habis, berganti dengan beton pabrik milik orang sipit.
Buruh tani makin terhimpit, hanya bisa menelan pahit.

Padi kita tak lagi mengenyangkan, karena petani tak kebagian.
Garam kita tak lagi terasa asin, karena orang pesisir dilanda kelaparan.

Mari bersama membela kepentingan negeri, salam demokrasi!.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun