Ia adalah intervensi gizi—upaya nyata untuk melawan stunting dan kekurangan nutrisi pada anak-anak Indonesia.
Stunting bukan cuma soal tinggi badan, tapi juga perkembangan otak. Anak yang kekurangan gizi sejak dini berisiko kesulitan belajar, mudah sakit, dan kurang produktif di masa depan.
Jadi, ketika satu anak menerima paket makan bergizi hari ini, sejatinya ia sedang menerima peluang untuk tumbuh lebih sehat dan cerdas.
Sejalan dengan Tujuan Dunia
Apa yang dilakukan Indonesia lewat MBG ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama tujuan nomor 2: Zero Hunger — dunia tanpa kelaparan.
Tapi efeknya meluas ke tujuan lain juga. Gizi yang baik mendukung kesehatan (SDG 3), membantu prestasi akademik (SDG 4), dan memperkecil kesenjangan sosial (SDG 10).
Dari dapur kecil di daerah, Indonesia ikut bergerak bersama dunia menuju masa depan yang lebih adil dan sehat.
Tantangan yang Tak Kecil
Meski niatnya mulia, menjalankan program sebesar ini tentu tak mudah.
Indonesia punya lebih dari 270 juta penduduk, tersebar dari Sabang sampai Merauke. Distribusi makanan dari dapur ke sekolah di daerah terpencil bisa jadi ujian tersendiri: jalan rusak, hujan deras, atau kendala logistik lain kadang menghambat.
Belum lagi tantangan soal standar gizi, higienitas, dan ketepatan waktu pengantaran. Semua harus dijaga agar makanan tetap layak konsumsi saat sampai di tangan siswa.