Program MBG dijalankan dengan sistem yang cukup rapi. Makanan dimasak di dapur terpusat—bukan di sekolah—oleh penyedia jasa katering yang sudah diverifikasi. Dari sana, makanan dikemas dalam boks tertutup dan dikirim ke sekolah setiap pagi.
Setibanya di sekolah, guru dan petugas membantu membagikannya ke siswa. Tidak ada yang boleh memilih menu atau menambah porsi. Semua mendapat bagian yang sama: sepiring nasi, lauk pauk berprotein, sayur, dan buah.
Sederhana, tapi bernilai besar.
Anak-anak yang tadinya sulit sarapan kini bisa menikmati makanan lengkap tanpa membebani orang tua. Guru pun merasa terbantu, karena siswa yang kenyang biasanya lebih fokus saat belajar.
Dampak yang Terasa di Kelas
Ibu Rani, guru SD di daerah pesisir, mengaku merasakan perbedaan nyata.
“Dulu, jam sembilan pagi anak-anak sudah lemas. Sekarang, mereka lebih semangat,” katanya sambil tersenyum.
Beberapa siswa bahkan mulai berani mencoba makanan yang sebelumnya tidak pernah mereka makan di rumah—seperti sayur bayam atau ikan pindang.
Program ini mungkin terdengar sederhana, tapi dampaknya langsung terasa: tidak hanya mengenyangkan, tapi juga memperkenalkan kebiasaan makan sehat.
Lebih dari Sekadar Paket Makan
Tentu saja, tujuan besar dari program ini bukan sekadar memberi makan gratis.