Mbok Darmi tersenyum, matanya berkaca-kaca. "Tentu, Mbak. Kita masak sama-sama, seperti dulu Mbak masak dengan Ibu."
Sore itu, untuk pertama kalinya sejak kepergian Ibu, aku tidak merasa hampa. Ada kehangatan yang perlahan mengisi celah-celah kosong di hatiku. Mungkin memang benar kata Ibu---cinta itu seperti nasi uduk, perlu waktu untuk meresap, tapi sekali meresap, kehangatannya akan terasa sampai ke dalam. Dan aku tahu, kehangatan itu akan selalu ada, meski Ibu sudah tiada.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI