Sekolah dapat memasukkan aturan tentang penggunaan barang pribadi dan penampilan diri, sehingga siswa dapat memahami batas-batas yang harus dijaga.
Aturan-aturan ini dapat memperkuat nilai-nilai moral dan etika yang diajarkan dalam kurikulum dan membantu siswa untuk memahami betapa pentingnya kerendahan hati dalam menghadapi lingkungan sosial.Â
Lingkungan sekolah juga harus mampu menciptakan lingkungan yang seimbang dan tidak membedakan siswa berdasarkan status sosial atau materi. Hal ini dapat membantu siswa untuk memahami bahwa kekayaan dan status sosial tidak selalu menjadi segalanya.Â
Sekolah harus mampu menciptakan lingkungan yang ramah dan inklusif, di mana semua siswa merasa dihargai dan dihormati, tanpa memandang status sosial atau kekayaan mereka.Â
Lingkungan yang seimbang juga dapat membantu siswa untuk memahami bahwa kekayaan dan status sosial tidak selalu menjadi tolak ukur keberhasilan hidup.Â
Selain itu, keterlibatan siswa dalam kegiatan sosial dapat membantu mereka untuk memahami kebutuhan masyarakat dan menjauhkan dari kecenderungan pamer kekayaan yang berlebihan.Â
Sekolah dapat mendorong siswa untuk terlibat dalam kegiatan sosial seperti kegiatan bakti sosial, donasi untuk orang yang membutuhkan, atau menjadi relawan dalam lembaga sosial.Â
Dengan terlibat dalam kegiatan sosial ini, siswa dapat belajar menghargai orang lain yang membutuhkan bantuan dan menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar.Â
Selain itu, terlibat dalam kegiatan sosial dapat membantu siswa untuk memahami bahwa kekayaan bukanlah segalanya, dan mereka juga memiliki tanggung jawab untuk membantu sesama.Â
Selain keterlibatan dalam kegiatan sosial, sekolah juga dapat mengadakan kegiatan atau program yang dapat membantu siswa mengembangkan rasa syukur.Â
Siswa dapat diajarkan untuk menghargai apa yang telah mereka miliki dan tidak selalu mengharapkan lebih banyak lagi.Â